3.1.4 Ekspor dan Nilai Tukar
Sebagian besar negara di dunia ini menganut sistem perekonomian terbuka, dan ada beberapa negara yang menganut sistem perekonomian
tertutup. Dengan demikian, berarti mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mengimpor barang dan jasa dari luar negeri. Dalam kenyataannya, dunia ini
terdiri dari banyak negara dan jenis komoditi yang diperdagangkan pun sangat banyak dan bervariasi.
Oleh sebab itu, pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antar dua komoditi saja melainkan
harus dirinci berdasarkan suatu indeks yang jauh lebih kompleks dan rumit. Indeks tersebut harus mencakup harga-harga dari berbagai komoditi yang
diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs
riil. Kurs nominal nominal echange rate adalah harga relatif dari mata uang dua negara yang melakukan perdagangan, sedangkan kurs riil real exchange rate
adalah harga relatif ekspor-impor dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil kadang-kadang disebut sebagai term of trade. Kurs riil menyatakan
tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Kurs riil tidak berbeda dengan harga relatif
dari suatu barang. Harga barang domestik dan barang luar negeri mempengaruhi permintaan terhadap barang tersebut.
Apabila kurs riil tinggi, maka barang-barang luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Dengan demikian, penduduk
domestik berkeinginan membeli lebih banyak barang impor, sedangkan barang yang akan diekspor sedikit. Jika kurs riil rendah, maka barang-barang luar negeri
relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Dalam hal ini,
karena barang-barang domestik lebih murah, penduduk suatu negara hanya akan membeli sedikit barang impor dan lebih banyak barang yang akan diekspor.
3.1.5 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis yang berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel variabel tak bebas pada satu atau lebih variabel
lain variabel bebas dengan maksud menaksir dan atau meramalkan nilai variabel tak bebas berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel bebas. Model
regresi yang terdiri lebih dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda Gujarati, 1991.
Pendekatan yang paling umum dalam menentukan garis paling cocok disebut sebagai metode kuadrat terkecil Ordinary Least SquareOLS. Metode
kuadrat terkecil digunakan untuk menghitung persamaan garis lurus yang meminimisasi jumlah kuadrat jarak antara titik data X-Y dengan garis yang diukur
ke arah vertikal Y. Dengan demikian, dapat diperoleh intersep dan slope sehingga didapatkan garis regresi yang menunjukkan trend data secara baik.
Mengevaluasi apakah model yang digunakan sudah baik atau belum, terdapat beberapa kriteria yang memerlukan pengujian sacara statistik. Indikator
untuk melihat kebaikan model adalah : R
2
, F-
hitung
dan nilai t-
hitung
. Ukuran ini digunakan untuk menunjukkan signifikansi model yang diperoleh secara
keseluruhan. Dalam model regresi berganda, dapat terjadi keterkaitan antara variabel
bebas yang disebut multikolinieritas. Multikolinieritas merupakan keadaan dimana variabel bebas pada model regresi berganda saling berhubungan erat.
Kekuatan multikolinieritas diukur melalui faktor varian inflasi. Dalam analisis regresi berganda, data cross-section dan time series terdapat masalah
autokorelasi. Autokorelakasi terjadi ketika sederetan pengamatan dari waktu ke
waktu saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional