Nilai Tukar Mata Uang Negara Tujuan Dollar AS Terhadap ER

perdagangan teh Indonesia yang kecil, sebaliknya negara dengan jarak yang dekat memiliki volume perdagangan teh yang besar. Singapura merupakan negara yang memiliki jarak terdekat yaitu 900 km. Dengan demikian, Singapura akan menjadi potensi pasar yang besar jika dibandingkan dengan negara-negara tujuan ekspor lainnya dengan jarak yang lebih jauh. Lampiran 2 menunjukkan bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki jarak terjauh dari Indonesia yaitu 20108 km. Pada tahun 1995 volume ekspor teh Indonesia ke Amerika Serikat adalah 7589 ton dan tahun 2006 sebesar 6510,97 ton yang lebih besar dibandingkan Singapura yaitu masing-masing sebesar 1953 ton dan 1196,54 ton.

5.2.4 Nilai Tukar Mata Uang Negara Tujuan Dollar AS Terhadap ER

j Nilai tukar mata uang atau kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang luar negeri asing. Kurs ini dipertahankan sama disemua pasar melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Pada umumnya, kurs ditentukan oleh besar kecilnya permintaan dan penawaran pasar dari mata uang tersebut. Keadaan perekonomian Indonesia pada saat krisis moneter menyebabkan rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar AS yang sangat besar. Di satu sisi, depresiasi rupiah ini memberikan keuntungan bagi perkembangan volume ekspor Indonesia khususnya produk-produk pertanian. Depresiasi menyebabkan harga barang-barang di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan harga barang-barang luar negeri. Hal ini tentu saja mendorong orang-orang asing untuk membeli lebih banyak barang dari Indonesia, khususnya teh, sehingga ekspor teh akan meningkat. Nilai tukar yang digunakan dalam aliran perdagangan teh Indonesia adalah nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap dollar AS. Hal ini disebabkan karena dollar AS diterima oleh sebagian besar negara di dunia sebagai pembayaran bagi transaksi perdagangan internasional. Dollar AS diterima oleh sebagian besar negara di dunia sebagai pembayaran bagi transaksi perdagangan internasional karena memiliki nilai yang stabil dibandingkan negara-negara lain dan jumlahnya lebih banyak. Berdasarkan hasil analisis regresi gravity model aliran perdagangan teh Indonesia, menunjukkan bahwa koefisien nilai tukar memiliki slope yang negatif. Apabila nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dollar AS menguat terapresiasi, maka aliran perdagangan teh Indonesia ke negara tujuan akan semakin kecil ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak sesuai dengan hipotesis, seharusnya terapresiasinya nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dollar AS mengakibatkan harga ekspor teh di pasar internasional relatif menjadi lebih murah, sehingga penduduk negara tujuan akan lebih banyak membeli teh dari Indonesia. Variabel ini memberikan pengaruh yang negatif terhadap aliran perdagangan teh, sehingga dapat mempengaruhi besarnya volume aliran perdagangan teh Indonesia ke negara-negara tujuan dengan nilai koefisien sebesar -0,3168. Nilai ini berarti bahwa, apabila terjadi penguatan apresiasi nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dollar AS sebesar satu persen, maka akan menyebabkan penurunan aliran perdagangan teh Indonesia ke negara tujuan sebesar 0,3168 persen dari jumlah sebelumnya, ceteris paribus. Selain itu variabel nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara tujuan menjadi faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya aliran perdagangan teh Indonesia baik sebelum dan setelah krisis moneter. Berdasarkan uji t, diperoleh t hitung sebesar -4,00 yang lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat bebas 23 yaitu sebesar 1,714. Variabel ini juga memiliki nilai P value yang lebih kecil dari α = lima persen yaitu 0,001, sehingga variabel nilai tukar negara tujuan ekspor teh terhadap dollar AS tersebut signifikan dan berbeda nyata dengan nol pada pengujian hipotesis statistik t dengan taraf lima persen. Dengan demikian, variabel nilai tukar dollar AS merupakan faktor penting dan hambatan yang perlu dipertimbangkan dalam aliran perdagangan teh Indonesia ke negara-negara tujuan, karena dapat mempengaruhi besarnya volume ekspor. Tanda negatif pada variabel nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara tujuan, mengindikasikan bahwa negara dengan nilai tukar dollar AS yang tinggi memiliki volume perdagangan internasional yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara yang nilai tukar dollar AS-nya rendah. Berdasarkan Lampiran 2, Inggris merupakan negara yang memiliki nilai tukar tertinggi terhadap dollar AS yaitu 0,96 per US dollar sebelum krisis dan 0,81 per US dollar setelah krisis. Pada tahun 1995 volume ekspor teh Indonesia ke Inggris sebesar 7117 ton dan 15456,3 ton pada tahun 2006.

5.2.5 Harga Teh Indonesia di Negara Tujuan P