2.1.2. Faktor-faktor Kecelakaan
Menurut Suardi 2005, faktor-faktor kecelakaan dikemukakan dalam teori Henrich. Teori Henrich dikenal dengan teori domino, yang
menyebutkan faktor-faktor kecelakaan terdiri dari: 1.
Heriditas keturunan 2.
Kesalahan manusia 3.
Perbuatan salah karena kondisi bahaya tak aman 4.
Kesalahan accident 5.
Dampak kerugian. Menurut Suma’mur 1981, faktor kecelakaan terdiri dari dua
golongan : 1.
Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan unsafe human acts
2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman unsafe coditions
2.1.3. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional tahun 1962 dalam Suma’mur 1981, Klasifikasi kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh
d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena arus listrik
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang data-datanya tidak
cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut
2. Klasifikasi menurut penyebab
a. Mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Peralatan lain
d. Bahan-bahan, zat dan radiasi
e. Lingkungan kerja
f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-
golongan tersebut g.
Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
a. Patah tulang
b. Dislokasi keseleo
c. Regang ototurat
d. Memar dan luka dalam lain
e. Amputasi
f. Luka-luka lain
g. Luka dipermukaan
h. Gegar dan remuk
i. Luka bakar
j. Keracunan-keracunan mendadak akut
k. Akibat cuaca, dan lain-lain
l. Mati lemas
m. Pengaruh arus listrik
n. Pengaruh radiasi
o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya
p. Lain-lain
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
f. Banyak tempat
g. Kelainan umum
h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut
Menurut Dr. Ismoyo Djati, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri 2002, kecelakaan terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kecelakaan umum
Adalah kecelakaan yang terjadi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya pada waktu cuti rekreasi atau di rumah.
2. Kecelakaan akibat kerja
Adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan dikarenakan
oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
2.1.4. Pencegahan Kecelakaan
Menurut Suma’mur 1981, Kecelakan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian,
dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi
atau tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan indutri tertentu,
praktek-praktek keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. 4.
Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan- bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman,
pengujian alat-alat perlindungan dan peralatan lainnya. 5.
Riset medis, meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan
kecelakaan.
6. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola yang
mengakibatkan kecelakaan. 7.
Pendidikan. 8.
Latihan-latihan. 9.
Penggairahan dan pendekatan lain agar bersikap selamat. 10.
Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan.
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.
Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi 1985, sasaran utama setiap perusahaan adalah mengurangi biaya yang harus ditanggung
sebagai akibat kecelakaan kerja. Inilah sebabnya setiap perusahaan harus menyusun kerangka tindakan untuk mencegah kecelakaan.
Kerangka tindakan ini harus mencakup : 1.
Pengendalian teknis engineering control termasuk sistem ventilasi, penerangan, dan perlengkapan K3.
2. Penyempurnaan ergonomis
3. Pengawasan atas kebiasan kerja
4. Penyesuaian kecepatan arus produksi dengan kemampuan optimum
para karyawan 5.
Peningkatan mekanisasi yang tepat guna 6.
Penyesuaian volume produksi dengan jam proses yang optimum 7.
Pembentukan Panitia K3 di bawah seorang manajer K3 yang profesional
2.2. Penyakit Kerja