Pengertian Kepuasan Kerja Faktor Kepuasan Kerja Teori-teori Kepuasan Kerja

Menurut buku Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K26M.PE1995, landasan hukum K3 terdiri dari : 1. Undang-undang nomor 11 tahun 1967 pasal 29. 2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 menimbang pasal 3 ayat 1 3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1969 pasal 64 dan 65 5. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1973 pasal 1,2, dan 3 6. MPR nomor 341 LM 1930 7. Keputusan Menteri nomor 2555K201M.PE1993 8. Keputusan Menteri nomor 555.K26M.PE?1995

2.6. Kepuasan Kerja

2.6.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Wexley dan Yuki 1984, Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan karyawan terhadap pekerjaan dimana perasaan bisa bersifat favorable baik, namun bisa juga unfavorable tidak baik. Hal itu tergantung sebagai mana karyawan menilai aspek-aspek kepuasan kerja itu sendiri. Menurut Davis dan Newstrom 1994, Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka. Menurut Hasibuan 1997, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik.

2.6.2. Faktor Kepuasan Kerja

Menurut Strauss dan Sayles 1996, faktor-faktor kepuasan kerja terdiri dari : 1. Pengharapan akan rasa aman 2. Penilaian diri 3. Norma-norma sosial 4. Perbandingan sosial 5. Hubungan input atau output 6. Keikatan 7. Dasar pemikiran Menurut Hasibuan 1997, kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Balas jasa yang adil dan layak 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian 3. Berat ringannya pekerjaan 4. Suasana dan lingkungan pekerjaan 5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan 6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinan 7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak

2.6.3. Teori-teori Kepuasan Kerja

Menurut Wexley dan Yuki 2003, teori kepuasan dalam lingkup yang lebih terbatas terdiri dari : 1. Teori ketidaksesuaian Discrepancy Teori ketidaksesuaian dipelopori oleh Porter 1961 yang mendefinisikan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang seharusnya ada dengan banyaknya apa yang ada. Menurut Locke 1969, kepuasan atau ketidakpuasan dengan sejumlah aspek pekerjaan tergantung pada selisih Discrepancy antara apa yang telah dianggap, telah didapati dengan apa yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin banyak kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidakpuasannya. Jika terdapat lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang dapat diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan misalnya upah ekstra, jam kerja yang lebih lama, orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan. 2. Teori keadilan Equity Theory Komponen utama dari teori keadilan adalah input, hasil, orang bandingan, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja dan peralatan serta perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya. Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya seperti upah atau gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. Menurut teori ini, seseorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya atau rasio inputnya dengan hasil atau rasio input dari seorang atau sejumlah orang bandingan. Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap ada. 3. Teori dua faktor Teori dua faktor menyatakan bahwa kepuasan secara kualitatif berbeda dengan ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan disatisfiers atau hygiene factor dan yang lain dinamakan satisfiers atau motivators. Hygiene factor meliputi hal- hal seperti gaji atau upah, pengawasan, hubungan antara pribadi, kondisi kerja, dan status. Jumlah tertentu dari hygiene factor diperlakukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar seseorang seperti kebutuhan keamanan dan berkelompok. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang akan tidak puas. Namun jika dasarnya hygiene factor memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seseorang tidak akan lagi kecewa tetapi dia belum terpuaskan. Seseorang hanya terpuaskan jika terdapat dalam jumlah yang memadai untuk faktor-faktor pekerjaan-pekerjaan yang dinamakan satisfiers. Satisfiers adalah karakteristik pekerjaan yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan urutan lebih tinggi seseorang serta perkembangan psikologisnya, mencakup pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi, penghargaan dan promosi. Jumlah satisfiers yang tidak mencukupi akan merintangi para pekerja mendapatkan kepuasan positif yang menyertai pertumbuhan psikologis. Teori penting tentang kepuasan yang merupakan perwujudan dari hasil studi yang menentukan bagaimana karyawan dapat terpuaskan, dikutip oleh Mangkunegara 2001 sebagai berikut : 1. Teori keseimbangan Equity Theory 2. Teori perbedaan Discrepancy Theory 3. Teori pemenuhan kebutuhan Need Fullment Theory 4. Teori pandangan kelompok Social Reference Group Theory 5. Teori dua faktor dari Herzberg

2.6.4. Pengukuran Kepuasan Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Insentif dan Kepuasan Kerja Terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan Pada Gardenia Cafe Medan

1 18 80

Pengaruh Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku keselamatan Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014

8 62 164

Analisis kesenjangan pengetahuan (knowledge GAP) karyawan PT Aneka Tambang Tbk, unit Geomin

7 48 159

Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT DyStar Colours Indonesia

0 6 189

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

2 4 17

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya Di Boyolali.

0 2 14

EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA (Studi Kasus: PT. ANEKA TAMBANG EMAS PONGKOR Tbk).

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN.

0 0 14

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG BANDUNG.

0 2 45

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS BANDUNG.

0 1 55