Pengumpulan Data Batasan Operasional

36 didapatkan dari instansi-instansi yang terkait seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Perindustrian dan Koperasi, internet, serta literatur-literatur dan sumber-sumber lain yang terkait dengan topik penelitian. Data perusahaan yang diperoleh berupa data harian sedangkan data agregat menggunakan asumsi data dengan menjumlahkan.

4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survei dan wawancara langsung kepada pemilik Sentra Agro Mandiri. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara langsung kepada pemilik Sentra Agro Mandiri. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai jumlah atau banyaknya produk atau barang yang dipasok ke konsumen, berapa banyak konsumen yang dipasok, berapa banyak permintaan masing-masing konsumen, besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan Sentra Agro Mandiri untuk mendistribusikan produk atau barang ke daerah berbagai tujuan.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data secara kuantitatif yaitu data diperoleh secara manual kemudian ditabulasikan menurut aktivitas-aktivitas dan dimasukkan dalam program linear. Software Linear Interactive Discrete Optimizer LINDO membantu menyusun suatu persamaan fungsi tujuan dan pertidaksamaan fungsi kendala. Analisis kualitatif berguna dalam menjelaskan data hasil olahan secara deskriptif. Penggunaan program linear adalah karena kondisi dan keadaan perusahaan yang memiliki banyak kendala dengan tujuan yang hanya satu yaitu minimisasi biaya. LINDO merupakan salah satu software yang dapat membantu memecahkan dan 37 menghasilkan solusi optimal untuk program linear. Excel dan kalkulator adalah alat bantu alternatif apabila ada kesalahan yang terjadi pada LINDO. Software ini juga dapat membantu menemukan pemecahan optimal dengan metode simpleks. Seperti juga pada pengerjaan metode simpleks secara manual, Lindo terdiri atas input berupa fungsi tujuan dan fungsi kendala, dan output berupa penyelesaian optimal. Input berupa fungsi tujuan dan beberapa fungsi kendala dimasukkan ke dalam program. Setelah itu akan keluar penyelesaian optimal yang terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama dari penyelesaian optimal adalah tabel simpleks ke-0 sampai tabel simpleks dimana telah ditemukan solusi optimalnya. Bagian kedua adalah nilai penyelesaian optimum jika variabel-variabel optimal dimasukkan ke dalam fungsi tujuan. Selanjutnya bagian ketiga adalah nilai variabel dan kendala pada kondisi optimal. Pada bagian ketiga terdapat istilah reduced cost yang menunjukkan penurunan nilai koefisien fungsi tujuan yang harus dilakukan agar variabel bernilai positif. Jadi pada saat nilai variabel putusan positif, nilai reduced cost akan selalu nol, dan baru akan bernilai positif bila variabel putusan bernilai kurang dari nol. Istilah slack or surplus adalah untuk menandai sisa atau kelebihan kapasitas yang akan terjadi pada nilai variabel optimal yang ditunjukkan oleh kolom variabel. Apabila nilai slack or surplus nol berarti seluruh kapasitas pada kendala dipergunakan semua yang berarti kendala tersebut menentukan terbentuknya nilai variabel optimal atau disebut juga kendala aktif. Istilah dual prices menunjukkan besarnya kenaikan nilai tujuan sebagai akibat dari kenaikan satu unit kapasitas kendala aktif. Perubahan kenaikanpenurunan kapasitas kendala agar nilai dual pricesnya tidak berubah dapat dilihat pada bagian terakhir yaitu Right Hand Side Ranges. Pada bagian ini 38 terdapat istilah allowable increase dan allowable decrease yaitu nilai interval kenaikan dan penurunan yang diijinkan. Bagian sebelumnya adalah objective coeficient ranges yang menunjukkan interval kenaikan atau penurunan nilai koefisien fungsi tujuan agar nilai optimal variabel putusan tidak berubah.

4.4.1. Penentuan dan Pendugaan Biaya Distribusi

Biaya distribusi merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut produk atau barang dari daerah sumber ke berbagai daerah tujuan. Dalam penelitian ini yang merupakan bagian dari biaya distribusi adalah biaya transportasi dan biaya bongkar muat. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut satu unit produk dari daerah sumber ke berbagai daerah tujuan. Sedangkan biaya bongkar muat meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja yang mengeluarkan dan memasukkan produk tersebut untuk didistribusikan.

4.4.2. Perumusan Model Transportasi Penelitian

Fungsi tujuan dari model transportasi ini adalah meminimumkan total biaya pengadaan dan distribusi dari daerah produksi ke berbagai daerah tujuan dengan memperhatikan berbagai kendala. Kendala tersebut antara lain : 1 Jumlah produk atau barang yang dikirim ke daeah tujuan harus lebih kecil atau sama dengan jumlah penawaran di daerah sumber. 2 Jumlah produk atau barang yang diterima di daeah tujuan harus lebih besar atau sama dengan jumlah permintaan di daerah tujuan. 3 Variable-variabel harus non-negatif. Jumlah yang dikirim tidak mungkin negatif karena setiap daerah asal atau sumber sebanyak empat daerah memiliki kapasitas produksi sebesar a1;a2;a3 dan a4. Sedangkan masing-masing daerah tujuan sebanyak empat daerah juga membutuhkan pasokan produk atau barang sebesar b1;b2;b3 dan b4. 39 = = m 1 - i 1 Z n j ij ij X C Berdasarkan informasi ini, maka dapat dibuat matriks pemecahan masalah transportasi pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks Awal Minimisasi Biaya Transportasi Daerah Tujuan Daerah Asal 1 2 3 4 Jumlah penawaran C11 C12 C13 C14 1 X11 X12 X13 X14 a1 C21 C22 C23 C24 2 X21 X22 X23 X24 a2 C31 C32 C33 C34 3 X31 X32 X33 X34 a3 C41 C42 C43 C44 4 X41 X42 X43 X44 a4 Jumlah permintaan b1 b2 b3 b4 ai=bj Bedasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa besar biaya yang dibutuhkan untuk mendistribusikan satu satuan produk atau barang dari daerah asal 1 ke daerah tujuan 1 X11 adalah sebesar C11. Model transportasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Minimum 40 n 1,2,...., i n 1 i = ≤ = j ij a X n 1,2,...., j m 1 j = ≥ = i ij b X Kendala : Dimana : Xij = Jumlah pasokan produk atau barang yang dikirim dari daerah sumber i ke daerah tujuan j. ai = Jumlah pasokan produk atau barang yang tersedia di daerah sumber i. bj = Jumlah permintaan produk atau barang di daerah tujuan j. Cij = Biaya transportasi biaya angkut per unit produk X dari daerah sumber i ke daerah tujuan j dengan rute dan cara angkut tertentu. m = Jumlah daerah sumber asal. n = Jumlah daerah tujuan i = Daerah sumber asal yang meliputi : Pasar Bogor, Pasar Induk Kemang Kemang , Petani Langsung Petani Cipanas. j = Daerah tujuan yang meliputi : Hotel Pangrango 2, Mid East, Cafe Gue, Bunaken, Imah Hejo, Steak Shake dan Cafe D’Namii.

4.5. Batasan Operasional

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 41 a Distribusi adalah proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. b Biaya distribusi adalah biaya transportasi yang terkait langsung dengan kegiatan distribusi. c Daerah sumber adalah daerah dimana terdapat pasokan produk atau barang yang siap dikirim ke daerah-daerah tujuan. d Daerah tujuan adalah daerah yang menerima pasokan produk atau barang dari Sentra Agro Mandiri e Jumlah produk atau barang yang ditawarkan adalah banyaknya jumlah produk atau barang pada Sentra Agro Mandiri yang dapat didistribusikan ke daerah tujuan. f Distribusi riil adalah pengangkutan produk atau barang dari Sentra Agro Mandiri ke berbagai daerah tujuan yang sedang terjadi. g Distribusi optimum adalah distribusi produk atau barang yang meminimumkan biaya distribusi selama kegiatan tersebut berlangsung. h Optimal adalah pencapaian keadaan yang terbaik dari alternatif yang dipilih dari sumberdaya yang dimiliki pencapaian biaya minimum. i Penelitian ini hanya menganalisis faktor biaya distribusi, sedangkan faktor lainnya dianggap cateris paribus. j Penelitian dilakukan pada Sentra Agro Mandiri pada periode Januari 2008 – Maret 2008. k Dalam analisis penelitian alat analisis yang digunakan adalah program linear yang mengasumsikan model bersifat linearitas, proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan determenistik. 42

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Lokasi Perusahaan

Sentra Agro Mandiri terletak di kecamatan Bogor Tengah di Kelurahan Tegalega dan Desa Babakan Sirna. Sentra Agro Mandiri beralamat di Jalan Jl. Cirahayu No 12 Baranang Siang. Latar belakang pemilihan lokasi Sentra Agro Mandiri tersebut adalah karena harga sewa rumah yang relatif murah, dekat dengan industri-industri pendukung dan terutama dekat dengan daerah pemasaran. Faktor-faktor tersebut dapat menghemat biaya transportasi untuk penyaluran produk dan mendatangkan bahan baku.

5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Sentra Agro Mandiri berdiri pada Juli 2005 yang didirikan oleh lima orang yang memiliki status sebagai pemilik dan pemegang modal. Sampai sekarang masih menjadi karyawan dan pemegang modal, para pemegang modal tersebut antara lain : Bpk Sastriaji, lbu Lestari, Bpk Akbar, Bpk Meydi dan Bpk Firdaus. Sentra Agro Mandiri memulai usahanya dengan modal awal sebesar Rp. 20.000.000,- Pada awal berdirinya Sentra Agro Mandiri hanya memiliki satu divisi yaitu divisi On Farm yang mempunyai lahan sekitar satu hektar di kawasan Ciapus yang ditanami sayuran berupa tomat dan cabai yang dibantu oleh pekerja lepasan. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Sentra Agro Mandiri tidak hanya puas dengan satu divisi saja, pada Oktober 2006 Sentra Agro Mandiri mendirikan divisi Off Farm. Berbeda dengan divisi On Farm yang memproduksi dan menjualnya ke pengumpul, divisi Off Farm ini bergerak pada bidang