60 Jika pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Petani memaksakan untuk
menambah alokasi distribusi ke daerah tujuan pemasaran Bunaken, lmah Hejo dan Steak Shake masing-masing sebanyak 100 kilogram, 10 kilogram dan 1
kilogram. Maka akan meningkatkan total biaya alokasi distribusi masing-masing sebesar Rp 6.500,00. Rp 29.480,00. Rp 4.588,00.
6.6. Analisis Dual
Analisis dual memberikan gambaran bahwa adanya perbaikan nilai fungsi tujuan karena naiknya ketersediaan sumberdaya yang dimiliki RHS sebesar 1
unit. Kasus optimalisasi distribusi Sayuran dan buah dari Sentra Agro Mandiri memiliki 39 kendala. Dari 39 kendala tersebut yang perlu dianalisis hanya
kendala 1 sampai 11. Hal ini disebabkan karena kendala 1 sampai 4 merupakan kendala nilai produksi dan kendala 5 sampai dengan 11 merupakan kendala nilai
permintaan. Kendala 12 sampai dengan 39 tidak perlu dianalisis karena kendala ini merupakan kendala non negativity dan bukan merupakan sumberdaya.
Adapun analisis dual terhadap volume distribusi Sayuran dan buah dari Sentra Agro Mandiri dapat dilihat pada Tabel 10.
61 Tabel 10. Analisis Dual Terhadap Volume Distribusi Sayuran dan buah Sentra
Agro Mandiri Untuk Bulan Februari 2008 No
Kendala Supply dan Demand Slack or Surplus
Dual Prices 1
Pasar Bogor 9.729
2 Pasar Induk Kemang Kemang
3 Petani Langsung
5.619 4
Faktor Dummy 21.848
5 Hotel Pangrango 2
-10.679 6
Mid East -10.669
7 Café Gue
-10.419 8
Bunaken -10.111
9 Imah Hejo
-11.242 10 Steak Shake
-11.100 11 Café D’Nami
-10.748
Gambaran mengenai nilai sisa dan perbaikan nilai tujuan minimalisasi biaya apabila terjadi peningkatan ketersediaan kendala yang dimiliki dapat
dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, terdapat kolom nilai slack atau surplus. Nilai slack atau surplus memberikan gambaran apakah kendala yang
ada merupakan faktor pembatas atau tidak. Besarnya nilai slack atau surplus pada tabel tersebut menggambarkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki.
Apabila slack atau surplus bernilai nol, maka dapat dikatakan bahwa sumberdaya tersebut habis terpakai atau langka. Jika nilai slack atau surplus
tidak bernilai nol, maka sumberdaya tersebut tersedia dalam jumlah yang berlebih atau melimpah. Pada kasus sayuran dan buah pada Sentra Agro
Mandiri semua kendala baik kendala produksi dan permintaan bernilai nol. Artinya dari kendala 1 sampai 11 tidak satu kendalapun yang memiliki sisa
62 dengan kata lain, sumberdaya tersebut habis terpakai langka. Sebaliknya jika
nilai slack atau surplus tidak sama dengan nol berarti sumberdaya tesebut tersedia dalam jumlah berlebih.
Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya yang dimiliki oleh masing- masing kendala merupakan faktor pembatas atau sering disebut binding
constraint. Nilai dual price dapat dilihat pada Tabel 10, seperti yang dijelaskan
sebelumnya, kendala 1 sampai kendala 4 merupakan nilai produksi. Lebih jelasnya kendala yang memiliki nilai dual price adalah sebagai berikut :
1 Kendala 1 memiliki nilai dual price sebesar 9.727 Artinya, jika sayuran dan
buah dari Pasar Bogor mengalami penambahan produksi sebesar 10 kilogram maka total biaya distribusi pemasarannya akan berkurang Rp
97.290,00. 2
Kendala 2 memiliki dual price sebesar 0. Artinya, setiap penambahan produksi satu satuan yang dilakukan oleh Pasar Induk Kemang tidak akan
merubah total biaya distribusi pemasarannya pada kondisi optimum. 3
Kendala 3 merupakan nilai produksi dari petani langsung yang mempunyai nilai dual price sebesar 5.619. yang mempunyai pengertian bahwa setiap
penambahan produksi sayuran dan buah sebesar 10 kilogram dari petani langsung akan dapat menguangi total biaya distribusi pemasran yang
dikeluarkan sebesar Rp 56.190,00. 4
Kendala 4 memiliki nilai dual price paling tinggi yaitu sebesar 21.848,00. Artinya, bahwa setiap penambahan sebayak satu stuan akan dapat
mengurangi total biaya distribusi sebesar 21.848,00. tingginya nilai dual price ini disebabkan karena kendala 4 merupakan faktor dummy, yaitu
daerah yang dapat memproduksi atau daerah yang dapat mendistribusikan sayuran dan buah ke berbagai daerah dengan nilai nol. Keberadaan
63 daerah ini sebenarnya tidak nyata, namun berfungsi untuk
menyeimbangkan jumlah antara total permintaan dan total penawaran. 5
Kendala 5 merupakan nilai permintaan, yang memiliki nilai dual price yang mepunyai kendala demand selalu bernilai negatif. Artinya, bahwa setiap
penambahan permintaan sayuran dan buah oleh daerah tujuan akan meningkatkan total biaya distribusi sebesar nilai dual price. Pada kendala 5
yang memiliki nilai dual price sebesar -10.679. Artinya, setiap penambahan permintaan oleh daerah tujuan Hotel Pangrango 2 sebesar 1 kilogram akan
meningkat total biaya distribusi pemasarannya sebesar 10.679. 6
Kendala 6 merupakan kendala nilai permintaan dari daerah tujuan Mid East. Apabila terjadi peningkatan permintaan sebanyak 1 kilogram dari
daerah tujuan Mid East maka total biaya distribusi akan meningkat sebesar 10.669,00.
7 Kendala 7 merupakan kendala nilai permintaan dari daerah tujuan Cafe
Gue. Apabila terjadi peningkatan permintaan sebanyak 1 kilogram dari daerah tujuan Cafe Gue maka total biaya distribusi akan meningkat
sebesar 10.419,00. 8
Kendala 8 menunjukkan nilai permintaan dari daerah tujuan Bunaken sebesar 10.111,00. Artinya, apabila permintaan daerah tujuan meningkat
sebesar 10 kilogram dari 320 kilogram menjadi 330 kilogram, maka total biaya pemasaran yang akan dikeluarkan meningkat sebesar 101.110,00.
9 Kendala 9 merupakan kendala nilai permintaan dari daerah tujuan Imah
Hejo. Jika permintaan dari daerah tujuan Imah Hejo meningkat sebesar 10 kilogram menjadi 420 kilogram, maka total biaya distribusi yang akan
dikeluarkan meningkat sebesar 112.420,00. 10 Kendala 10 merupakan kendala nilai permintaan dari daerah tujuan Steak
Shake yang memiliki nilai permintaan sebesar 11.100,00. yang artinya
64 bahwa apabila permintaan daerah tujuan steak shake meningkat sebesar
1 kilogram, maka total biaya distribusi pemasaran yang akan dikeluarkan meningkat sebesar 11.100,00.
11 Kendala 11 merupakan kendala nilai permintaan yang terakhir. Seperti kendala nilai permintaan yang lain, kendala ini juga menunjukkan
peningkatan total biaya distribusi sebesar 107.480,00. apabila permintaan dari daerah tujuan kafe D’nami meningkat sebesar 10 kilogram dari 334
kilogram menjadi 344 kilogram.
6.7. Analisis Sensitivitas