56 Tanda pertidaksamaan lebih besar ini digunakan agar semua permintaan
sayuran dan buah dari daerah tujuan dapat terpenuhi, sehingga tidak terjadi kelangkaan di daerah tujuan. Hal yang sama juga dapat digunakan untuk
menerangkan kendala 6 sampai dengan kendala 11.
6.5. Analisis Primal
Analsis Primal memberikan suatu gambaran mengenai jumlah alokasi distribusi yang paling optimal setelah dilakukan perhitungan minimalisasi biaya
distribusi dan nilai Reduce Cost yang menggambarkan perubahan nilai pada fungsi tujuan apabila nilai variabel alokasi distribusi dari daerah sumber ke
daerah tujuan mengalami perubahan. Hasil analisis primal secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6.
Sedangkan gambaran mengenai jumlah alokasi distribusi yang paling optimal setelah dilakukan perhitungan minimalisasi biaya distribusi dapat dilihat
pada tabel 8. Tabel 8. Alokasi Distribusi Pemasaran Sayuran dan Buah-buahan dari Sentra
Agro Mandiri pada Kondisi Optimal Untuk Bulan Februari 2008 dalam satuan kilogram
Daerah Tujuan Daerah
Sumber Hotel
Pangrango 2
Mid East
Café Gue
Bunaken Imah
Hejo Steak
Shake Café
DNami Supply
Pasar Bogor
550 334
410 381
306 1981
Pasar Induk Kemang
320 94
414 Petani
Langsung 9
298 307
Dummy 28
28 Demand
550 343
298 320
410 475
334 2730
57 Hasil analisis pada Tabel 8, menunjukkan bahwa alokasi distribusi
pemasaran sayuran dan buah-buahan dari berbagai daerah sentra produksi yang paling optimum adalah sebagai berikut :
1 Sentra Agro Mandiri seharusnya mengalokasikan pendistribusian sayuran dan buah dari pasar Bogor ke Hotel Pangrango 2 sebanyak 550 kilogram,
Mid East sebanyak 334 kilogram, lmah Hejo sebanyak 410 kilogram, Steak Shake sebanyak 381 kilogram dan Café D’Namii sebanyak 306 kilogram.
2 Sentra Agro Mandiri seharusnya mengalokasikan pendistribusian sayuran dan buah dari Pasar Induk Kemang ke Bunaken sebanyak 320 kilogram dan
Steak Shake sebanyak 94 kilogram. 3 Sentra Agro Mandiri seharusnya mengalokasikan pendistribusian sayuran
dan buah dari petani langsung ke Mid East sebanyak 9 kilogram dan Café Gue sebanyak 298.
4 Alokasi pengiriman sayuran dan buah dari “Sentra Agro Mandiri” faktor dummy ke Café D’Namii sebanyak 28 kilogram dan ke konsumen lain tidak
ada sebenarnya menggambarkan jumlah permintaan dari konsumen Café D’Namii yang tidak dapat dipenuhi oleh Sentra Agro Mandiri.
Selain dapat menggambarkan alokasi distribusi pemasaran yang paling optimum, analisis primal juga memberikan gambaran tentang nilai reduce cost.
Nilai reduce cost ini memberikan gambaran tentang perubahan nilai pada total biaya distribusi apabila jumlah alokasi distribusi pemasaran sayuran dan buah
dari Sentra Agro Mandiri pada kondisi riil mengalami perubahan. Nilai reduce cost dapat bertanda negatif dan positif. Nilai negatif pada reduce cost memiliki
arti bahwa adanya perbaikan nilai pada fungsi tujuan yang disebabkan adanya penambahan jumlah alokasi pada setiap variabel. Nilai positif pada reduce cost
merupakan kebalikan dari nilai negatif, yang artinya bahwa setiap penambahan jumlah alokasi akan meningkatkan nilai fungsi tujuan total biaya distribusi akan
58 meningkat. Adapun gambaran mengenai besarnya nilai reduce cost pada
masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 9. Semua nilai reduce cost pada Tabel 9, memiliki nilai reduce cost yang
positif. Artinya, setiap penambahan alokasi distribusi pemasaran sayuran dan buah dari Sentra Agro Mandiri akan meningkatkan total biaya distribusi yang
akan dikeluarkan. Nilai reduce cost pada daerah produksi faktor dummy tidak perlu diperhatikan karena sebenarnya daerah produksi faktor dummy tersebut
tidak ada. Daerah tersebut dibutuhkan untuk menyeimbangkan antara jumlah penawaran dan jumlah permintaan.
Tabel 9. Nilai Reduced Cost Distribusi Pemasaran Sayuran dan Buahan dari Sentra Agro Mandiri pada Kondisi Optimal Untuk Bulan Februari 2008
Daerah Tujuan Daerah
Sumber Hotel
Pangrang o 2
Mid East
Café Gue
Bunaken Imah
Hejo Steak
Shake Café
DNami Pasar Bogor
410 797
Pasar Induk Kemang
1.742 1.524
137 3.430
525 Petani
Langsung 31
65 2.948
4.588 6.563
Dummy 11.169
11.179 11.429
11.737 10.606
21.848
Daerah produksi Petani ke daerah tujuan pemasaran Cafe D’Namii memiliki nilai reduce cost yang tertinggi jika dibandingkan dengan nilai reduce
cost yang lainnya yaitu sebesar 6.563. Artinya, jika pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Petani memaksakan untuk menambah alokasi distribusi
sayuran dan buah sebesar satu kilogram ke daerah tujuan pemasaran Cafe
59 D’Namii maka total biaya distribusi pemasarannya akan meningkat sebesar Rp
6.563,00. Nilai reduce cost dari daerah produksi Pasar Bogor ke daerah tujuan pemasaran Cafe Gue sebesar 410. Hal ini memberikan pengertian bahwa, jika
pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Pasar Bogor memaksakan untuk menambah alokasi distribusi pemasarannya sebesar 10 kilogram ke
daerah tujuan pemasaran, maka akan meningkatkan total biaya pemasaran ke daerah tujuan Cafe Gue sebesar Rp 4.100,00. Jika pemasar sayuran dan buah
dari daerah produksi Pasar Bogor memaksakan untuk menambah alokasi distribusi pemasarannya ke daerah tujuan Bunaken sebesar 10 kilogram, maka
akan meningkatkan total biaya distribusi pemasarannya sebesar Rp 7.970,00. Kondisi yang sama terjadi pada daerah produksi Pasar Induk Kemang
ke daerah tujuan pemasaran Hotel Pangrango 2, Mid East, Café Gue yang memiliki nilai reduce cost yang berbeda-beda masing-masing 1.742, 1.524 dan
137. Artinya, jika pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Pasar Induk Kemang memaksakan untuk menambah alokasi distribusi pemasarannya ke
daerah tujuan Hotel Pangrango 2, Mid East dan Café Gue sebesar 10 kilogram maka akan meningkatkan total biaya distribusi yang besarnya masing-masing Rp
17.420,00. Rp 15.240,00 dan Rp 1.370,00. Daerah produksi Petani memiliki nilai reduce cost yang bervariasi dari
pada Pasar Bogor dan Pasar Induk Kemang . Kisaran nilai reduce cost dari Petani ke berbagai daerah tujuan pemasarannya antara 31 sampai 6.563. Nilai
reduce cost dari daerah produksi Petani ke daerah tujuan pemasaran Hotel Pangrango 2 memiliki nila terendah dibandingkan dengan nilai reduce cost yang
lainnya yaitu sebesar 31. Artinya, jika pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Petani memaksakan untuk menambah alokasi distribusi sayuran dan
buah sebesar 100 kilogram ke daerah tujuan pemasaran Hotel Pangrango 2 maka total biaya distribusi pemasarannya akan meningkat sebesar Rp 3.100,00.
60 Jika pemasar sayuran dan buah dari daerah produksi Petani memaksakan untuk
menambah alokasi distribusi ke daerah tujuan pemasaran Bunaken, lmah Hejo dan Steak Shake masing-masing sebanyak 100 kilogram, 10 kilogram dan 1
kilogram. Maka akan meningkatkan total biaya alokasi distribusi masing-masing sebesar Rp 6.500,00. Rp 29.480,00. Rp 4.588,00.
6.6. Analisis Dual