Analisis Sensitivitas Kendala Produksi dan Permintaan

74

6.7.2. Analisis Sensitivitas Kendala Produksi dan Permintaan

Kondisi optimal dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya perubahan nilai-nilai yang terdapat dalam model yang digunakan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan terhadap nilai ruas kanan kendala. Untuk dapat mengetahui pengaruh dari perubahan tersebut terhadap kondisi optimal maka dilakukan analisis sensitivitas yang menghasilkan selang kepekaan. Analisis sensitivitas kendala produksi dan permintaan ini menerangkan interval perubahan nilai ruas kanan Righthand Side RHS kendala yang akan tetap mempertahankan kondisi yang tidak akan menyebabkan nilai dual pricenya berubah. Besarnya peningkatan atau penurunan ketersediaan sumbedaya yang dapat digunakan untuk menentukan batas atas allowable increase dan batas bawah allowable decrease dari interval perubahan yang tidak mengubah nilai dual pricenya. Nilai batas atas allowable increase merupakan jumlah maksimum yang dapat ditolerir, didapatkan dari peningkatan sumberdaya yang diijinkan dengan kapasitas terendah ketersediaan sumberdaya. Batas bawah allowable decrease merupakan jumlah sumberdaya minimum yang dapat ditolerir, didapatkan dari selisih ketersediaan sumberdaya saat ini dengan penurunan sumberdaya yang diijinkan. Besarnya perubahan dari nilai kapasitas kendala ini akan sebanding dengan kontribusi yang diterima dari nilai dual pricenya, selama perubahan tersebut tetap berada pada selang kepekaan. Dalam analisis ini, baris yang perlu diamati hanya kendala kendala 1 sampai 11. Hasil analisis keseluruhan sensitivitas kendala produksi dan permintaan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9. Nilai sensitivitas kendala produksi dan permintaan dapat dilihat pada Tabel 15. 75 Tabel 15. Analisis Sensitivitas Kendala Produksi dan Permintaan Sentra Agro Mandiri Untuk Bulan Februari, 2008 Righthand Side Ranges No Kendala Supply dan Demand Current RHS Allowable Increase Allowable Decrease 1 Pasar Bogor 1981 66 2 Pasar Induk Kemang 414 INFINITY 3 Petani Langsung 307 66 4 Faktor Dummy 28 33 5 Hotel Pangrango 2 550 66 6 Mid East 343 66 7 Café Gue 298 66 8 Bunaken 320 320 9 Imah Hejo 410 66 10 Steak Shake 475 66 11 Café D’Nami 334 66 Kendala produksi merupakan gambaran kendala-kendala yang dipengaruhi oleh adanya jumlah produksi di masing-masing daerah sumber. Kendala produksi berdasarkan Tabel 15 memiliki nilai allowable decrease yaitu sebesar 0. Kondisi ini menggambarkan bahwa batas maksimum penurunan nilai RHS jumlah produksi adalah sebesar 0 atau jumlah produksi minimum dari masing-masing daerah sumber adalah sebesar jumlah produksinya pada kondisi optimum. Karena itu, jika terjadi penurunan jumlah produksi pada masing-masing daerah sumber maka nilai dual pricenya akan berubah. Masing-masing kendala produksi memiliki nilai allowable increase yang berbeda-beda. Kendala produksi dari Pasar Bogor dan Petani Langsung memiliki 76 nilai allowable increase yang sama yaitu 66. Artinya, jika di Pasar Bogor dan Petani Langsung terjadi kenaikan nilai RHS jumlah produksi maksimum masing-masing sebesar 2.047 kilogram dan 373 kilogram dengan jumlah penurunan masing-masing sebesar nol maka nilai dual pricenya tidak akan berubah. Kendala produksi dari Pasar Induk Kemang memiliki nilai allowable decrease sebesar nol dan nilai allowable increase sampai batas tak hingga, yaitu berapapun kenaikan nilai RHS jumlah produksi yang terjadi tidak akan pernah mengubah nilai dual pricenya. Kondisi ini terjadi karena kendala produksi Pasar Induk Kemang memiliki nilai dual pricenya sebesar nol atau tidak akan memperbaiki nilai fungsi tujuan. Kendala 4 merupakan kendala produksi “faktor dummy”. Keberadaan faktor dummy hanya sebagai penyeimbang antara jumlah permintaan dan jumlah penawaran, sehingga sebenarnya bukan merupakan daerah produksi. Pada analisa sensitivitas ini, jumlah produksi minimumnya adalah sebesar 28. Artinya, jika produksi melewati batas maksimum dan batas minimum yang dapat ditoleransi maka nilai dual pricenya akan berubah. Karena itu, kisaran jumlah kelebihan permintaan sayuran dan buah dengan jumlah produksi dari daerah sumber yang tidak akan merubah nilai dual price faktor dummy adalah berkisar antara 28 kilogram sampai dengan 61 kilogram. Kendala 5 sampai kendala 11 memiliki nilai allowable increase sebesar nol. Kondisi ini merupakan kebalikan dari kendala 1 sampai kendala 4 yang justru memiliki allowable decrease sebesar nol. Jika kendala 1 sampai 4 disebut dengan kendala produksi maka kendala 5 sampai kendala 11 merupakan kendala permintaan. Kendala permintaan ini menggambarkan kendala-kendala yang dipengaruhi akibat adanya jumlah permintaan di masing-masing daerah pemasarannya. 77 Nilai allowable increase pada kendala 5 sampai kendala 11 memiliki arti bahwa untuk menjaga agar nilai dual pricenya tetap, maka kenaikan nilai RHS jumlah permintaan adalah sebesar nol atau tetap berada pada jumlah maksimum saat kondisi optimum terjadi. Untuk lebih jelasnya diuraikan secara terperinci sebagai berikut : 1 Pada daerah tujuan Hotel Pangrango 2, Mid East dan Café Gue pada bulan Februari 2008 yang memiliki nilai allowable decrease yang sama yaitu sebesar 66. Artinya jika jumlah maksimum permintan dari daerah tujuan Hotel Pangrango 2, Mid East dan Café Gue masing-masing adalah sebesar 550 kilogram, 343 kilogram dan 298 kilogram dan jumlah permintaan minimum masing-masing adalah sebesar 484 kilogram, 277 kilogram dan 232 kilogram, maka nilai dual pricenya tidak akan berubah. 2 Kendala permintaan dari daerah tujuan Bunaken memiliki nilai allowable decrease yaitu sebesar 320. Artinya jika terjadi kenaikan maksimum nilai RHS jumlah produksi sebesar nol atau dengan kata lain jumlah kenaikan yang diperbolehkan untuk distribusi sayuran dan buah di daerah tujuan Bunaken adalah 0 kilogram dan penurunan nilai RHS sebesar 320 kilogram, maka nilai dual pricenya akan tetap. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa jumlah permintaan maksimum yang tidak akan merubah nilai dual pricenya adalah pada saat kondisi optimum sedangkan jumlah permintaan minimum yang tidak akan merubah nilai dual pricenya adalah pada saat permintaan daerah tujuan Bunaken sebesar nol. 3 Nilai allowable decrease yang sama yaitu sebesar 66 terjadi juga pada daerah tujuan Imah Hejo, Steak Shake dan Café D’Nami pada bulan Februari 2008 sedangkan nilai allowable increase sebesar nol. Artinya jika jumlah maksimum permintan dari daerah tujuan Imah Hejo, Steak Shake dan Café D’Nami masing-masing adalah sebesar 410 kilogram, 475 78 kilogram dan 334 kilogram dan jumlah permintaan minimum masing- masing adalah sebesar 344 kilogram, 409 kilogram dan 268 kilogram, maka nilai dual pricenya tidak akan berubah.

6.8. Analisis Penyimpangan