13
sekelompok orang untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai kemampuan dan kepribadian yang sesuai dengan cita-cita pendidikan.
2.1.6 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan PKn menurut Winata Putra dalam Ruminiati 2007: 1-25 adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga
negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang
naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Menurut Darmadi 2010: 30, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan
Pancasila dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda. Pendidikan Kewarganegaraan berupaya untuk membentuk
siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab dan mau serta mampu mengenalkan Pancasila dan UUD 1945 Darmadi 2010: 34.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945 Permendiknas RI No. 14 Tahun 2007.
2.1.7 Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan di semua lembaga pendidikan atau sekolah dalam sistem pendidikan nasional. Kedudukannya sangat strategis
karena bukan hanya sebagai proses pengajaran atau mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan juga penanaman sikap untuk membentuk watak dan
kepribadian berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Ruminiati 2007: 1-
14
30 menyatakan bahwa PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD.
Nilai, moral, dan norma di masyarakat sangat penting untuk ditanamkan sejak dini kepada siswa. Hal ini bertujuan supaya mereka dapat tumbuh menjadi
generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Seperti yang dikemukakan
oleh Ruminiati 2007: 1-26, tujuan PKn adalah untuk membentuk wajah atau karakteristik warga negara yang baik. Secara terperinci tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut Permendiknas RI No. 14 Tahun 2007:
1 berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan; 2
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti-
korupsi; 3
berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memaanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
15
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyakarat dan cenderung pada pendidikan afektif.
Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya
Ruminiati 2007: 1-15. Dalam Permendiknas No. 14 Tahun 2007 2007: 63, dinyatakan bahwa
ruang lingkup mata pelajaran Kewarganegaraan meliputi aspek: 1 persatuan dan kesatuan bangsa;
2 norma, hukum, dan peraturan; 3 Hak Asasi Manusia;
4 kebutuhan warga negara; 5 konstitusi negara;
6 kekuasaan dan politik; 7 Pancasila;
8 globalisasi.
2.1.8 Globalisasi