73
tersebut lebih lanjut. Pembahasan terdiri dari pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian.
4.2.1 Pemaknaan Temuan
Penelitian
Setelah peneliti melaksanakan penelitian selama dua siklus, diperoleh data berupa hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan performansi guru. Dari data
yang dihimpun, dapat diketahui bahwa secara garis besar, hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan performansi guru mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Data tersebut dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
4.2.1.1 Hasil Belajar Siswa
Pada siklus I, persentase tuntas belajar klasikal siswa sebesar 73,07 dengan rata-rata nilai sebesar 78. Dengan demikian, hasil tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu minimal 75 siswa memperoleh nilai
≥ 70. Hal ini disebabkan kurangnya minat dan motivasi belajar siswa terhadap materi yang disampaikan. Materi yang berupa hafalan juga
membuat siswa jenuh dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai
92,59 dengan rata-rata nilai sebesar 86,85. Dengan hasil tersebut, hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti karena
jumlah siswa yang memenuhi KKM sudah melebihi 75. Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan jika belum memahami materi. Kerjasama dalam
kelompok juga meningkat sehingga siswa saling membantu dalam mengerjakan tugas kelompok.
74
Berdasarkan perbandingan hasil belajar siswa pada kedua siklus, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dari
siklus I ke siklus II, baik pada persentase ketuntasan belajar minimal maupun rata- rata nilai kelas. Persentase ketuntasan belajar minimal meningkat sebesar 19,52,
sedangkan rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 8,85. Peningkatan ini menunjukkan bahwa siswa mengalami perubahan tingkah
laku selama mengikuti pembelajaran STAD. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Anni dkk. 2007: 5 yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh siswa. Menurut Slameto dalam Kurnia 2007: 1-3, perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman siswa dalam interaksi dengan lingkungan,
dalam hal ini teman kelompoknya. Demikian juga menurut pendapat Slavin dalam Rifa’i dan Anni 2009: 82, bahwa belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman. Uraian tersebut didukung pula oleh pendapat Anni dkk. 2007: 3 tentang tiga unsur utama dalam belajar. Unsur-unsur tersebut yaitu:
4 Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
5 Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
6 Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
4.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa