Arus dan pasang surut Batimetri

4.2.6. Arus dan pasang surut

Kecepatan dan arah arus dari suatu badan air sangat berpengaruh terhadap kemampuan badan air untuk mengeliminasi dan mengangkut bahan pencemar serta perkiraan pergerakan bahan pencemar mencapai lokasi tertentu, sehingga kecepatan arus juga mempengaruhi nilai padatan tersuspensi suatu perairan. Arus juga berperan dalam peyebaran larva ikan karang. Arus yang terjadi diperairan Karang Lebar dan Karang Congkak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pasang surut dan angin. Dalam penelitian kali ini data arus diperoleh dari pengolahan data pasang surut dengan kedalaman perairan sehingga didapatkan pola arus permukaan perairan tersebut. Tabel pasang surut lokasi penelitian dapat dilihat pada Table 8. Tabel 8. Tabel pasang surut perairan Kepulauan Seribu Stasiun Tanjung Priok pada saat survey lapang tanggal 13-17 Mei 2008 Tipe pasut di perairan Kepulauan Seribu adalah harian tunggal diurnal dimana dalam sehari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Grafik pasang surut dapat dilihat pada Gambar 23. Tinggi pasut bisa berkisar antara 40 – 80 cm. Fluktuasi pasut tertinggi terjadi pada tanggal 17 Mei 2008 dan terendah terjadi pada tanggal 14 Mei 2008. Gambar 23 Grafik Pasang Surut Tunggal Perairan Kepulauan Seribu Arus diperairan Karang Lebar dan Congkak berkisar antara 10.5 cms - 50 cms Gambar 24. Pola arus di perairan Karang Lebar dan Congkak sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin dan pasang surut. Kecepatan arus dominan tinggi pada bagian timur perairan dimana pada bagian ini perairan langsung berhubungan dengan laut lepas yaitu laut jawa. Kecepatan arus mulai mengecil pada wilayah dekat gosong Karang Lebar dan Congkak. 7 Gambar 24. Peta pola arus permukaan perairan Karang Lebar dan Congkak, Kep. Seribu - Jakarta

4.2.7. Batimetri

Data batimetri diperoleh dari sounding batimetri dengan echosounder pada tanggal 14 -17 Mei 2008. Kemudian dari data tersebut digabunng dengan data batimetri dari Disidros TNI AL sehingga titik yang digunakan untuk interpolasi semakin banyak. Tehnik interpolasi yang digunakan adalah natural neighbors . Fungsi natural neighbor merupakan toolbar dari ekstensi 3D analyst pada perangkat lunak ArcGIS versi 9.2. Keunggulan metode natural neighbor adalah dapat menginterpolasi titik-titik yang relatif banyak dan hasil output yang diperoleh akan lebih mendekati dengan keadaan sesuangguhnya di alam nature. Output piksel hasil interpolasi yaitu 8 x 8 m. Peta batimetri perairan Karang Lebar dan Karang Congkak Gambar 25 menunjukkan bahwa daerah gosong memiliki kedalaman yang relative dangkal yaitu antara 1- 20 m. Didaerah ini banyak ditemukakan terumbu karang. Semakin menjauhi gosong kedalaman terus bertambah hingga mencapai 100 m. Dari profil 3D Gambar 26 dan 27 terlihat bahwa didalam Karang Lebar maupun Karang Congkak terdapat goba yang kedalamannya bisa mencapai 10 m. Kedalaman merupakan merupakan faktor yang turut serta berperan dalam penentuan kawasan konservasi laut karena adanya stratifikasi kedalaman berpengaruh dengan jumlah ikan karang. Karakteristik perairan daerah Kepulauan Seribu juga turut serta dalam pembentukkan jenis geomorfologi dari terumbu karang itu sendiri yaitu fringing reef, barier reef, dan pacth reef. 7 2 Gambar 25. Peta sebaran kedalaman perairan Karang Lebar dan Congkak, Kep. Seribu - Jakarta Gambar 26. Profil 3D Karang Lebar, Kepulauan Seribu – Jakarta Gambar 27. Profil 3D Karang Congkak, Kepulauan Seribu – Jakarta Dalam penentuan zona perlindungan laut, nilai- nilai kedalaman kemudian dikelaskan kembali. Kedalaman 10-25 m tergolong kelas sangat sesuai, kedalaman 3-10 tergolong kelas sesuai, dan kedalaman 3 m dan 25 tergolong tidak sesuai. Peta hasil klasifikasi kedalaman dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.8. Jumlah jenis ikan karang