4.1.2. Substrat dasar perairan dangkal
Informasi substrat dasar perairan Karang Lebar dan Karang Congkak di turunkan melalui transformasi citra. Tipe substrat dasar merupakan parameter
yang berpengaruh dalam penentuan kawasan konservasi laut, karena merupakan habitat bagi jenis-jenis ikan karang. Ikan karang lebih suka untuk tinggal di
habitat karang hidup dibandingkan di pasir ataupun di karang mati rubble. Pendugaan awal substrat dasar perairan dangkal dapat dilihat dari
penampakan citra dengan menggunakan komposit RGB 423 dan RGB123 Gambar 12. Dari penampakan kombinasi ketiga band tersebut setelah dilakukan
penajaman histogram Histogram Enhancement maka akan terlihat jelas sebaran terumbu karang yang berada di perairan Karang Lebar dan Karang Congkak,
Kepulauan Seribu. Substrat dasar perairan dangkal pada citra komposit akan tampak berwarna biru muda cyan. Pada dasarnya penajaman dengan kedua citra
komposit tersebut hanya sekedar memberikan gambaran awal tentang keberadaan terumbu karang.
a b
Gambar 12. Citra komposit RGB 423 a dan RGB 123 b
Untuk mendapatkan penampakan substrat dasar secara maksimal, diterapkan metode penajaman multiimage yang mengkombinasikan band 2 dan band 3
berdasarkan algoritma penurunan “Standard Exponential Attenuation Model”. Setelah mengekstrak nilai digital band 2 dan band 3 maka akan didapat nilai
koefisien attenuasi perairan KiKj sebesar 0,59289 contoh perhitungan pada Lampiran 2. Dengan demikian, persamaan algoritma yang digunakan untuk
mengekstrak substrat dasar menjadi Y = ln TM1 - 0,59289 ln TM2. Sesuai dengan sebaran nilai digital hasil iterasi pada layar komputer maka terdapat
beberapa komponen dominan pada citra hasil algoritma. Rentangan perbedaan warna pada citra hasil transformasi algoritma Lyzenga menunjukkan banyaknya
kelas yang ada di substrat perairan. Banyaknya kelas juga terlihat pada histogram yang diwakili oleh puncak-puncak nilai piksel yang dominan yaitu dengan
sebaran nilai antara 7,54692 sampai 8, 171772 Gambar 13.
Gambar 13. Histogram citra hasil penerapan algoritma Lyzenga Pada citra model Lyzengga dapat dibedakan dengan jelas objek pasir ,lamun
seagrass, karang hidup, dan karang mati. Pada pengolahan menggunakan
perangkat lunak ER Mapper 7.0 dengan pallete warna Rainbow, objek pasir memberikan warna kuning, degradasi warna merah ke kuning menunjukkan
tingkat ketebalan kerapatan tutupan lamun, sedangkan objek karang mati berwarna merah dan terumbu karang berwarna cyan. Kemudian berdasarkan
acuan warna tersebut dilakukan klasifikasi terbimbing supervised. Pada peta klasifikasi substrat dasar Gambar 14 terlihat substrat perairan
dangkal menyebar di perairan Karang Lebar dan Karang congkak, Kecamatan Pulau Panggang . Substrat karang mati yang ditunjukkan oleh warna merah
hampir mendominasi seluruh wilayah kajian. Bentuk morfologi perairan yang berbentuk seperti kolam gobah, membuat sebaran karang hidup banyak berada
didalam goba dan luar gosong pacth reef. Sebaran pasir dan tutupan lamun juga banyak ditemukan didalam gobah.
Kegiatan aktivitas penduduk sekitar seperti menangkap ikan dengan potasium sianida disinyalir yang menyebabakan kerusakan terumbu karang
diperairan Kepulauan Seribu. Substrat dasar karang hidup merupakan area yang paling ideal untuk kawasan konservasi laut karena wilayah ini merupakan relung
bagi ikan karang yang perlu kita jaga. Luasan masing-masing substrat dasar dapat dilihat pada Table 5.
Tabel 5. Luasan turunan substrat dasar perairan Karang Lebar dan Karang Congkak
Substart dasar m
2
hektar
Karang hidup 1 318 336
131,8336 Karang mati
1 024 704 102,4704
Lamun makro alga 3 169 920
316,9920 Pasir
8 357 696 835,7696
5 2
Gambar 14. Peta sebaran substrat dasar perairan Karang Lebar dan Congkak, Kep. Seribu - Jakarta
Substrat dasar karang hidup merupakan substrat dasar yang paling sesuai sehingga digolongkan ke dalam kelas sangat sesuai, sedangkan karang mati merupakan
substrat dasar yang sesuai dan substrat pasir dan lamun merupakan kelas yang paling tidak sesuai. Substrat dasar karang hidup merupakan substrat dasar yang
paling cocok karena karang hidup merupakan tepat yang paling cocok bagi hidup ikan karang, dimana ikan karang bertelur, berpijah, merawat anak, dan mencari
makan diwilayah ini. Habitat terumbu karang merupakan relung bagi ikan karang.
Uji statistik citra hasil klasifikasi
Perhitungan akurasi citra hasil klasifikasi dilakukan dengan membuat matrik kontingensi, yang juga disebut confusion matrix . Matrix ini didapat dengan cara
membandingkan antara jumlah pixel hasil klasifikasi supervised citra Lyzenga dengan data lapang ground truth. Hasilnya didapatkan nilai overall accuracy,
sebesar 90,12 , producer accuracy sebesar 0,90 dan user accuracy sebesar 0,89. Hampir seluruh kelas memenuhi toleransi, sehingga proses klasifikasi supervised
yang dilakukan sudah terkelaskan dengan benar Tabel 6 dan7.
Tabel 6.Confusion matrix Kelas Landcover
1 2
3 4
Total baris
1 Karang hidup
24 2
2 28
2 Karang mati
4 1
5 3
Lamun 9
9 4
Pasir 2
1 36
39 Total kolom
26 4
12 39
54 Keterangan : 1. Karang hidup : penutupan dominan karang hidup
2. Karang mati : penutupan dominan karang mati 3. Pasir : penutupan dominan pasir
4. Lamun : penutupan dominan lamun alga Total jumlah diagonal : 73
Total jumlah sampel : 81 Akurasi total : 7381100 = 90,12
Tabel 7. Akurasi untuk sisi user dan producer User accuracy
producer accuracy Kelas
Akurasi Land
cover Akurasi
Karang hidup 2428 0,86
1 2426
0,92 Karang mati
45 0,80
2 44
1 Lamun
99 1
3 912
0,75 Pasir
3639 0,92
4 3639
0,92
Rata-rata 0,89
Rata-rata 0,90
Hasil klasifikasi substrat dasar perairan dangkal kemudian dikelaskan kembali menjadi tiga kelas. Kelas sangat sesuai S1 terdiri dari karang hidup,
kelas sesuai S2 terdiri dari karang mati serta kelas tidak sesuai S3 terdiri dari pasir dan lamun. Lampiran 3
4.1.3. Konsentrasi klorofil