4.2.8. Jumlah jenis ikan karang
Ikan karang merupakan sumber daya hayati yang berada didaerah sekitar terumbu karang. Banyaknya jenis ikan karang atau keanekaragaman hayati laut
merupakan parameter yang menentukan bagus atau tidaknya kondisi ekosistem terumbu karang yang berda didaerah tersebut. Artinya bila disuatu lokasi
ditemukakan keanekaragaman hayati tinggi, maka dapat dikatakan bahwa banyak spesies yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut.
Hasil peta sebaran jumlah jenis ikan karang Gambar 28 berasal dari hasil interpolasi dari titik – titik pengamatan. Metode interpo27lasi yang digunakan
adalah inverse distance weighted IDW. Dari hasil pengamatan lapangan ditemukan paling sedikit 13 spesies paling tinggi sebanyak 27 spesies. Dari
Gambar 30 terlihat bahwa rata – rata perairan Karang Lebar dan Karang Congkak memiliki 21 -23 spesies ikan karang yang tersebar di seluruh wilayah. Jumlah
kisaran spesies ikan karang paling sedikit ditemukan di daerah dekat pulau Pramuka, hal ini disebabkan adanya faktor antropogenik serta aktifitas manusia di
sekitar Pulau Pramuka. Dalam penentuan kawasan konservasi laut dilakukan pengkelasan raster
zonal fuction dari sebaran jumlah jenis ikan karang. Kelas baru yang dibentuk yaitu kelas 20 spesies untuk kelas sangat sesuai, 15 – 20 spesies untuk kelas
sesuai dan kelas 15 spesies untuk kelas tidak sesuai. Peta hasil klasifikasi ulang sebaran jumlah jenis ikan karang dapat dilihat pada Lampiran 4.
7 5
Gambar 28. Peta sebaran jumlah jenis ikan karang perairan Karang Lebar dan Congkak, Kep. Seribu - Jakarta
4.2.9. Kelimpahan ikan karang
Gambar 29 menunjukkan kelimpahan ikan karang disetiap stasiun pengamantan. Terlihat pada gambar tersebut bahwa stasiun 17 merupakan
stasiun yang memiliki kelimpahan ikan karang tertinggi, sedangkan stasiun 9 dan 10 memiliki kelimpahan ikan karang terendah. Ada beberapa hal yang membuat
kelimpahan kakatua Scaridae dan ikan baronang Siganidae, serta tingginya kelimpahan ikan tinggi di stasiun 17 , yaitu tingginya kelimpahan ikan target,
terutama ikan ikan betok laut Pomacentridae seperti Pomacentrus, Neopomacentrus
dan Crysiptera. Dikaitkan dengan kondisi karang, kelimpahan ikan pomacentrid yang tinggi dimungkinkan dengan tingginya penutupan karang
batu terutama yang bentuk pertumbuhannya bercabang dan tabular, yang menyediakan relung dan habitat bagi ikan-ikan tersebut.
Gambar 29. Histogram Kelimpahan Ikan Karang
Sebaran Jumlah Ikan karang diperoleh dari interpolasi tiap – tiap stasiun pengamatan. Metode interpolasi yang digunakan adalah inverse distance
weighted IDW. Dari gambar 30 terlihat bahwa perairan karang Lebar dan
Congkak memiliki kelimpahan ikan karang yang cukup bervariatif, berkisar antara 42 - 400 ekor. Kelimpahan terbesar berada di selatan Karang Congkak stasiun
17 dengan nilai kisaran 256 – 456 ekor. Hasil sebaran jumlah ikan karang kemudian dikelaskan kembali untuk
penentuan kawasan konservasi laut. Kelimpahan ikan karang 300 ekor di kategorikan kelas sangat sesuai, kelimpahan 100 – 300 ekor dikategorikan kelas
sesuai, dan kelimpahan 100 ekor dikategorikan kelas tidak sesuai. Peta hasil klasifikasi jumlah ikan karang dapat dilihat pada Lampiran 4.
7 8
Gambar 30. Peta sebaran jumlah individu ikan karang perairan Karang Lebar dan Congkak, Kep. Seribu - Jakarta
4.3. Parameter penimbang kawasan konservasi laut 4.3.1. Jarak pantauan dari pemukiman penduduk pulau kecil
Kegiatan konservasi laut sangat rentan terhadap aktivitas penangkapan ikan yang merusak destrutive fishing seperti pengeboman, penggunaan jaring pukat,
penggunaan sianida dan sebagainya. Oleh sebab itu pengawasan terhadap kawasan konservasi laut sangat penting untuk pengoptimal fungsi dari kawasan
konservasi laut. Pelaku pengawasan baik penduduk lokal maupun dari pihak pemerintah dapat segera menindak jika ada para nelayan yang melakukan
penangkapan secara destructive fishing di area konservasi laut. Informasi spasial kawasan pemukiman diperoleh dari data Peta Rupa Bumi
Indonesia dan data lapangan. Jarak dari kawasan pemukiman dapat dipetakan dengan mengasumsikan parameter di atas sebagai poligon. Penentuan jarak
pantauan zona konservasi laut terhadap kawasan pemukiman pesisir dilakukan pada raster data.
Pembuatan jarakbuffer dari kawasan pemukiman dibagi atas 3 kelas, yaitu 0 – 500 m, 500 – 1500 m, dan lebih dari 1500 m. Untuk Zona konservasi laut
pemantauan idealnya dilakukan pada jarak kurang dari 500 m. Zona sesuai digolongkan pada kelas lebih besar dari 500 m dan kurang dari 1500 m,
sedangkan zona tidak sesuai digolongkan pada kelas lebih dari 1500m. Peta buffer
dari kawasan pemukiman pesisir dapat dilihat pada Gambar 31.
4.3.2. Jarak dari jalur pelayaran