Batuan kapur karang : 0 - 10 m
Batuan pasir dan karang : 10 - 20 m
Batuan pasir dan sedimen : lebih dari 20 m
2.1.2. Iklim
Iklim di Kawasan Kepulauan Seribu adalah Iklim tropis yang didominasi
dua musim, yaitu musim barat dan musim timur. Musim barat berlangsung mulai
akhir November sampai akhir bulan Febuari. Pada musim ini angin bertiup kencang disertai arus laut yang kuat bergerak dari barat ke timur disertai hujan
yang cukup deras. Akibat arus yang kuat, kejernihan air laut menjadi berkurang. Kecepatan arus dapat mencapai 4-5 knot sedangkan tinggi gelombang mencapai 2
meter. Musim timur berlangsung mulai akhir bulan Mei sampai akhir Agustus. Angin bertiup kencang ke arah barat, demikian juga arus laut yang ada. Hujan
jarang turun dan kejernihan laut bertambah. Di antara kedua musim tersebut terdapat musim peralihan. Kondisi laut pada saat itu biasanya berubah-ubah,
tetapi relatif tenang LAPI-ITB, 2001. 2.1.3. Kondisi hidro-oseanografi
Secara umum kondisi perairan di gugusan pulau-pulau di Kepulauan Seribu memiliki fenomena yang hampir sama, karena terletak pada satu kawasan yang
berdekatan. Perairan Kepulauan seribu mempunyai karakteristik pasang surut jenis campuran dominan ganda dengan range pasut sampai 80 cm. Jenis pasut
tersebut merupakan tipe umum jenis pasut di Perairan Laut Jawa. Tinggi dan arah panjalaran gelombang laut di Perairan Kepulauan Seribu dipengaruhi oleh angin.
Tinggi gelombang sangat bervariasi antara 0,5 -1,5 m. Kecepatan arus di
Kepulauan Seribu tergolong lemah, kecuali di daerah antar pulau, akibat masa air melewati bagian yang relatif sempit. Arah arus secara umum dominan dari arah
timur laut sampai tenggara. Hal ini menunjukan bahwa pola arus permukaan di perairan tersebut diakibatkan oleh pola angin yang terjadi, sebagaimana sifat fisik
arus permukaan di perairan Laut Jawa pada umumnya. Variasi salinitas horizontal maupun vertikal pada perairan Kepulauan
Seribu relatif kecil. Salinitas rata-rata berkisar 30
00
- 34
00
. Variasi rata-rata suhu di perairan Kepulauan Seribu berkisar antara 28,5
C – 31 C. Adanya
variasi tersebut disebabkan oleh adanya gugusan pulau-pulau yang tentunya mempunyai kedalaman yang bervariasi LAPI-ITB, 2001. Secara umum apabila
kedalaman laut semakin kecil maka temperatur air laut pada siang hari akan semakin besar, karena adanya pengaruh penetrasi cahaya matahari. Meskipun
demikian mekanisme naik turunnya air pasang surut membuat suhu perairan akan berkisar pada temperatur normal 28
C pada umumnya Wyrtki,1961. 2.2. Konservasi
2.2.1. Sejarah konsevasi