Matriks kesesuaian untuk penentuan kawasan konservasi laut

6. Lokasi KKL seharusnya tidak berada di dekat mulut sungai yang sangat rawan terhadap sedimentasi dan akibat dari poluso darat. 7. Lokasi KKL merupakan daerah penyelaman atau berpotensi untuk lokasi penyelaman. 8. Kawasan yang merupakan lokasi biota tertentu atau spesies yang langka bertelur atau mencari makan juga merupakan lokasi yang ideal bagi KKL. 9. Sangat berguna untuk menetapkan lokasi dengan bentuk yang mudah dilihat seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan lainnya, atau mengikuti kontur fisik alam dan menempatkan batas berdasarkan letak geografis alami yang dikenal oleh masyarakat setempat seperti batas tanjung, lekukan, tepi karang, batas hutan mangrove, bukit, dan lain- lain.

3.8. Matriks kesesuaian untuk penentuan kawasan konservasi laut

Penentuan kawasan konservasi laut memerlukan kriteria yang berkorelasi dengan keadaan lingkungan daerah penelitian. Kriteria yang disusun merupakan kajian dan modifikasi dari berbagai sumber serta diskusi dengan pakar. Pembuatan matriks kesesuaian ini dimulai dengan menentukan parameter apa saja yang berpengaruh terhadap daerah yang berpoetensi dijadikan KKL. Penyusunan matriks selanjutnya hanya memperhatikan faktor-faktor yang bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan Kepulauan Seribu. Pembobotan setiap parameter berdasarkan pada dominasi pengaruh parameter tersebut dalam zona KKL. Pemberian scoring dimaksudkan untuk menilai faktor pembatas pada setiap parameter. Parameter yang digunakan dalam penentuan zona potensial KKL melibatkan faktor biofisik perairan, kawasan konservasi, aktivitas manusia yang kemungkinan dapat mengganggu ekosistem dan letak pemukiman yang berhubungan dengan jarak pantauan masyarakat. Konsep dasar suatu analisis kesesuaian biofisik lokasi untuk suatu penggunaan tertentu atau sering secara singkat disebut sebagai analisis kesesuaian, pada prinsipnya adalah melakukan perbandingan antara karakteristik biofisik lokasi tersebut dengan kondisi biofisik yang seharusnya dipenuhi untuk suatu ekosistem tertentu agar ekosistem tersebut dapat hidup secara optimal. Karakteristik biofisik zona ini dinyatakan dalam berbagai parameter yang masing- masing mempunyai nilai dengan satuan pengukuran tertentu. Kondisi biofisik yang seharusnya dipenuhi untuk suatu ekosistem tertentu tersebut tidak lain adalah nilai-nilai berbagai parameter biofisik yang sesuai dengan kebutuhan ekosistem tersebut. Apabila nilai dari suatu parameter biofisik suatu di lokasi berada pada kisaran optimum dari nilai yang dibutuhkan oleh suatu ekosistem tertentu maka untuk parameter tersebut, lokasi tersebut dapat dinilai sebagai ”sangat sesuai”. Sebaliknya, jika di antara kondisi biofisik tersebut ada yang nilai parameternya berada di luar kisaran nilai optimum, maka secara keseluruhan, lokasi tersebut dapat dinyatakan sebagai ” sesuai”; atau bahkan ”tidak sesuai”, tergantung dari seberapa jauh nilai-nilai parameternya memiliki jarak dibandingkan nilai optimum yang diinginkan untuk suatu ekosistem tertentu. Pemberian bobot untuk setiap parameter dalam kajian ini adalah 10 – 30 dan pemberian nilai skor dalam kisaran 1-3. Kriteria matriks kesesuaian untuk penentuan zona potensial kawasan konservasi laut dapat dilihat pada Tabel 4. Seluruh bobot dan skor pada keseluruhan kriteria konservasi akan diproses melalui software yang digunakan dan akan dihasilkan klasifikasi zona kawasan konservasi laut berdasarkan tingkat kesesuaian faktor-faktor konservasi. Nilai tiap kelas didasarkan pada perhitungan dengan rumus sebagai berikut: N = ∑B i x S i Keterangan : N = Total bobot nilai B i = Bobot pada tiap kriteria S i = Skor pada tiap kriteria Tabel 4. Sistem penilaian kesesuaian kawasan konservasi laut No Parameter Bobot Sangat sesuai Skor Sesuai Skor Tidak sesuai Skor 1. Substrat dasar 30 Karang hidup 3 Karang mati 2 Pasir, lamun 1 2. Jenis Ikan Karang sp 20 20 3 15-20 2 15 1 3. Jumlah Ikan Karang ind 20 300 3 100-300 2 100 1 4. Kedalaman m 10 10-25 3 3-10 2 3 dan 25 1 5. Jarak dari jalur pelayaran m 10 .2000 3 1000 dan 2000 2 1000 1 6. Jarak dari pemukiman pantauan 10 ≤ 500 m 500 -1500 m 2 ≥ 1500 m 1 Sumber : Modifikasi Bakosurtanal 1996, Gomez dan Alcala dalam Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta dan PKSPL-IPB, 2001. Selang tiap-tiap kelas diperoleh dari jumlah perkalian nilai maksimum tiap bobot dan skor dikurangi jumlah perkalian nilai minimumnya yang kemudian dibagi menjadi tiga, yang dituliskan dengan rumus sebagai berikut: Dari perhitungan diperoleh selang kelas sebesar 0,6667, dengan nilai N minimum sebesar 1 dan N maksimum sebesar 3. Nilai kelas S3 tidak sesuai didapatkan dari skor total kelas S3 1 ditambah dengan 0,6667. Nilai kelas S2 sesuai didapatkan dari selang maksimum S3 1,6667 ditambah dengan 0,6667. Nilai kelas S1 sangat sesuai didapatkan dari selang maksimum S2 2.3334 ditambah 0.6667. Masing-masing kelas dapat ditetapkan selang dari bobot nilainya sebagai berikut: Kelas sangat sesuai S1 dengan selang bobot nilai : 2,3335 – 3,0000 Kelas sesuai S2 dengan selang bobot nilai : 1,6668 – 2,3334 Kelas tidak sesuai S3 dengan selang bobot nilai : 1,0000 – 1,6667 Masing – masing kelas di atas didefinisikan sebagai berikut Bakosurtanal, 1996: 1 Sangat sesuai S1 Wilayah perairan ini sangat sesuai untuk zona kawasan konservasi laut. Tanpa adanya faktor pembatas yang berarti atau tidak memiliki faktor pembatas yang berpengaruh dan tidak akan menurunkan pengaruh produktivitasnya dalam menjaga stabilitas lingkungan . Kegiatan konservasi dapat berlangsung tanpa adanya hambatan. 2 Sesuai S2 Wilayah perairan ini mempunyai faktor pembatas yang berpengaruh terhadap kegiatan konservasi. Kegiatan konservasi dapat tetap berjalan tetapi memerlukan perlakuan dan masukan dari pelaku konservasi. 3 Tidak sesuai S3 Wilayah perairan ini mempunyai faktor pembatas yang sangat signifikan baik permanen maupun tidak permanen. Kegiatan konservasi tidak dapat berlangsung meskipun diberikan berbagai perlakuan khusus intensif. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendugaan parameter kawasan konservasi laut dengan citra satelit 4.1.1. Pengolahan awal citra