Mengidentifi kasi Ketidakmampuan Belajar yang Spesifi k

150 tentang hubungan otak perilaku dalam diagnostik dan rehabilitasi individu-individu dengan kerusakan otak. Tidak ada satu simptom atau satu perangkat simptompun yang sama untuk semua kasus cedera otak. Sesungguhnya, kerusakan otak bisa menghasilkan pola perilaku yang berlawanan dalam dua individu. Temuan semacam ini sesuai dengan luasnya keanekaragaman patologi organik yang mendasarinya. Kemajuan yang penting dalam analisis hubungan otak dan perilaku telah dihasilkan oleh penelitian Ralp Reitan dan rekan-rekan kerjanya pada Indiana University Medical Centre. Se- mua penyelidikan ini menunjukkan bahwa luka atau lecet pada otak sebelah kiri cenderung terkait dengan IQ verbal rendah dari pada dengan IQ kinerja pada skala Wechsler VP. Pola sebaliknya VP mendominasi kelompok dengan luka atau lecet pada belahan otak sebelah kanan dan dengan kerusakan otak yang tersebar Anastasi, 1997. Praktek penaksiran neuropsikologis adalah salah satu tugas kli - nis yang paling menuntut yang membutuhkan aplikasi pengetahuan tentang fungsi kognitif, kepribadian, neurologis dan fi siologis umum baik pada kontinum normal maupun kontinum patologis. Dewasa ini dalam penaksiran langsung atas kerusakan otak melalui elek- troensefalografi . Dalam kebanyakan kasus para neuropsikolog be- kerja dengan neurolog dan para spesialis lain untuk memperoleh informasi yang kuat dari berbagai sumber.

c. Mengidentifi kasi Ketidakmampuan Belajar yang Spesifi k

Sejak tahun 1970 an ada gelombang program yang berkesinam- bung an untuk diagnosis dan pemulihan ketidakmampuan belajar KB atau Learning Disability LD. Para pendidik semakin sadar akan tingginya frekuensi kekurangan ini di antara anak sekolah bahkan di antara mahasiswa serta orang dewasa lainnya. Umumnya anak-anak dengan ketidakmampuan belajar menunjukkan inteligensi yang normal atau di atas normal dalam perpaduan dengan kesulitan- 151 kesulitan yang cukup menonjol untuk mempelajari satu atau dua keterampilan pendidikan dasar paling sering membaca. Tapi se- harusnya diperhatikan bahwa ketidakmampuan belajar yang spe- sifi k bisa terjadi pada tingkat intelektual apapun bahkan meskipun anak bermental terbelakang dengan KB tidak menemui defi nisi legal dari ketidakmampuan belajar. Anak-anak KB juga menunjukkan berbagai kombinasi dari simptom-simptom perilaku yang terkait. Yang utama di antara simptom-simptom itu adalah kesulitan dalam memahami dan menangkap informasi, integrasi yang buruk anta- ra masukan dari berbagai modalitas inderawi yang berbeda dan gangguan koordinasi sensori motorik. Gangguan-gangguan per kem - bangan bahasa khususnya terjadi pada anak-anak KB. Kekurangan dalam memory, kendali perhatian, dan keterampilan konseptual adalah hal yang umum, sebagaimana halnya simptom emosional dan motivasi tertentu. Terlepas dari orientasi teoritis, ada kesepakatan umum bahwa identifi kasi ketidakmampuan belajar membutuhkan seperangkat tes dan prosedur observasi dukungan yang luas. Ini berasal setidak- tidaknya dari tiga segi masalah diagnostik : 1 beragam gangguan perilaku yang terasosiasikan dengan kondisi ini, 2 perbedaan in- dividu dalam perpaduan tertentu simptom-simptom, dan 3 kebu- tuhan akan informasi yang amat spesifi k menyangkut sifat dan kon tinum ketidakmampuan dalam tiap kasus. Biasanya penaksiran anak-anak dengan ketidakmampuan be la- jar merupakan upaya yang kooperatif dari sebuah tim yang pro- fesional. Guru dari kelas yang bersangkutan bisa menyelenggarakan tes-tes kelompok dan menggunakan instrumen penyaringan atau ins trumen yang terentang luas. Tes-tes prestasi berentangan luas yang diadakan secara individual, amatlah berguna untuk penaksiran ketidakmampuan belajar. Tes-tes ini bisa diberikan oleh guru, meskipun observasi kualitatif dan interpretasi skornya bisa diserahkan untuk dianalisis secara lebih efektif oleh seorang ahli klinis. 152

d. Penaksiran Dinamis