Penaksiran Dinamis Penaksiran Perilaku

152

d. Penaksiran Dinamis

Istilah penaksiran dinamis meliputi berbagai prosedur klinis yang pada hakekatnya mencakup kesengajaan beranjak dari pe- laksanaan tes yang seragam atau distandardisasikan dalam rangka memperoleh data kualitatif tambahan tentang seorang individu. Pen dekatan ini baru mulai populer tahun 1970 an. Pendekatan ini telah digunakan sebagai sumber data suplementer, tidak hanya dalam kasus-kasus ketidakmampuan belajar yang sepesifi k melainkan juga dengan anak-anak lain yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mereka seperti misalnya anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan atau sedang. Teknik-teknik penaksiran dinamis yang dipelajari oleh Feuers- tein menawarkan janji dalam beberapa arah. Dengan mengaitkan penaksiran dan instruksi, teknik-teknik ini mendorong riset ten- tang modifi abilitas bakat belajar dan tentang perkembangan pro - gram-program pemulihan optimal. Di samping itu teknik-teknik ini menyediakan alat penaksiran bagi para ahli klinis yang berkualifi kasi yang bisa menghasilkan deskripsi lebih terang tentang kinerja kog- nitif dan responnya pada intervensi pemulihan dari pada tes-tes in- teligensi terbakukan.

e. Penaksiran Perilaku

Berbagai teknik yang termuat di dalam konsep umum modifi - kasi perilaku mewakili pemanfaatan langsung prinsip-prinsip be- lajar utama dalam pengelolaan praktis atas perubahan perilaku. Pada dasarnya, teknik-teknik ini melibatkan aplikasi asas-asas peng- kondisian pada perolehan dan peneguhan perilaku yang diingini serta penghapusan perilaku yang diingini. Tetapi perilaku secara bertahap telah menjadi semakin luas sehingga memuat berbagai masalah psikologis yang semakin berkembang. Fungsi-fungsi utama yang dilayani oleh prosedur penaksiran dalam terapi perilaku bisa dimuat dalam tiga kelompok. Pertama 153 teknik-teknik penaksiran membantu dalam merumuskan masalah individu melalui analisis fungsional atas perilaku yang relevan. Pada dasarnya analisis semacam ini mencakup spesifi kasi penuh dari sasaran penanganan seperti misalnya mengatasi fobia atau pikiran yang obsesif dan meliputi deskripsi stimuli yang membangkitkan perilaku target, situasi dimana perilaku semacam itu terjadi, dan sifat, besaran, serta frekuensi respon-respon tertentu. Cara kedua yang prosedur penaksiran bisa membimbing terapis perilaku adalah dengan menyeleksi penanganan yang tepat. Ketiga, ada kebutuhan untuk menaksir perubahan perilaku yang muncul dari penanganan. Penaksiran semacam ini seharusnya mencakup teknik-teknik un- tuk memantau perubahan sehingga memungkinkan evaluasi efek- tivitas penanganan dan dimasukannya bahan prosedural jika di- per lukan, dan juga ukuran akhir untuk menetapkan pencapaian status yang memuaskan serta merencanakan prosedur tindak lanjut sebagaimana dibutuhkan. Prosedur penaksiran yang tersedia bisa pada dirinya sendiri digolongkan menjadi tiga jenis utama : laporan diri oleh klien, ob- servasi langsung perilaku, dan ukuran fi siologis. Meskipun tidak semua pusat bisa menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk ukuran-ukuran fi siologis, ukuran-ukuran ini menyediakan data obyek- tif suplementer dalam penaksiran atas kondisi-kondisi tertentu, se- perti misalnya kecemasan, gangguan selera seksual, dan gangguan tidur. Pengamatan langsung atas perilaku target bisa dilaksana- kan dalam sitausi naturalistik oleh orangtua, guru, atau pengamat spesial. Alat bantu observasi seperti daftar periksa, skala peringkat, dan jadual harian bisa digunakan. Laporan diri oleh klien terdiri dari berbagai teknik, teknik ini meliputi wawancara klinis oleh te r- apis, catatan pemantauan diri atas perilaku target dan kondisi terkait yang disimpan oleh klien dan berbagai daftar periksa tertulis serta inventori. 154

f. Penaksiran Karir