Penaksiran Psikologis TES PSIKOLOGI Tes Inteligensi dan Tes Ba

146 Pada bagian ini akan membahas tentang aplikasi berbagai tes dan alat-alat lain dalam menaksir individu. Hal tersebut dapat mencakup penaksiran psikologis, penaksiran neuropsikologis, meng- identifi kasi ketidakmampuan belajar yang spesifi k, penaksiran dina- mis, penaksiran perilaku, penaksiran karir, penilaian klinis.

a. Penaksiran Psikologis

Apa yang selanjutnya diminta oleh penaksiran psikologis ke- tika penaksiran psikologis itu dipraktekkan di berbagai macam spe sialisasi, lingkungan, bidang masalah dan populasi ? Salah satu ciri utamanya adalah fokus pada studi intensif antara satu atau lebih individu misalnya pasangan atau keluarga melalui banyak sumber data. Dengan menetapkan dan mempertahankan rapor psikolog klinis bisa mendapatkan fakta-fakta yang relevan dari klien ten tang riwayat hidupnya yang tidak bisa diakses secara langsung de ngan cara lain. Data riwayat hidup tersebut memberikan basis pemaham an yang sangat mendalam tentang individu tersebut dan memungkinkan prediksi atas perilaku yang selanjutnya. Lagi pu la para psikolog klinis memberikan sumbangan pada proses pene- muan fakta dengan ber fung si sebagai stimulus dalam situasi in- terpersonal. Dalam kaitan ini, wawancara klinis berfungsi sebagai tes situasional atau stimulasi situasional, menyediakan sampel pe- ri laku interpersonal kliennya di bawah kondisi yang kurang lebih terkendali. Informasi yang berasal dari observasi, wawancara dan riwa- yat kasus dipadukan dengan skor-skor tes untuk memberikan gam - baran yang terintegrasi atas individu. Dengan begitu psikolog kli nis memiliki sikap berjaga-jagabtertentu agar tidak melakukan over- generalisasi atas skor-skor tes. Kemungkinan besar fakta ini se tidak- tidaknya dianggap menyebabkan penggunaan sejumlah tes secara berkepanjangan meskipun segi-segi psikometris tes-tes tersebut cenderung lemah atau tidak terbukti. Selama instrumen-instrumen 147 terutama berperan untuk menunjukkan arah tindak lan jut yang harus diambil ole seorang ahli klinis yang relatif tidak ber pengalaman dan terlalu bersemangat, yang sama sekali tidak mengingat keterbatasan instrumen tersebut, bisa menyebabkan ke percayaan yang berlebihan pada skor-skor yang dihasilkan instrumen itu ketimbang yang bisa dibenarkan. Fungsi lain dari penaksiran psikologis adalah tujuannya, yang pada umumnya memang membantu dalam pengambilan keputus - an berdasarkan informasi yang berkaitan dengan diagnosis diferen- sial, seleksi karir, rekomendasi penanganan tertentu, perencanaan pen di dikan, pengambilan keputusan pengasuhan anak, bersalah ti - dak nya seseorang dan banyak lagi masalah yang memiliki kepen- tingan praktis bagi satu orang atau lebih. Pengambilan keputusan terjadi dengan sarana koleksi, analisis, integrasi dan pelaporan pe nuh pertimbangan atas data perilaku yang relevan. Pada pusat pe na k- siran psikologis terdapat rangkaian berkelanjutan dari pem bentukan hipotesis dan pengujian hipotesis mengenai kasus indi vidu. Tiap butir informasi, entah itu merupakan sebuah peristiwa yang tercatat dalam sejarah kasus, komentar klien atau sebuah skor tes menunjukkan suatu hipotesis tentang individu yang akan dikonfi rmasi atau di- tolak ketika fakta lain sudah berhasil dikumpulkan. Sehubungan dengan ini juga perlu diingat bahwa sumber data tunggal manapun tak perduli betapa kelihatan kuatnya kadang-kadang bisa meng- hasil kan informasi yang tidak akurat. Secara mendasar semua aktivitas yang berkaitan dengan pe nak- siran psikologis dari uraian jelas tentang maksud utama sampai pada komunikasi hasil melibatkan penilaian profesioanl yang di da sar kan pada pengetahuan tentang masalah dan populasi spesifi k yang sudah ada. Lagi pula, aplikasi tes individu dan alat penaksiran lainnya me nuntut adanya ketrampilan khusus dalam penggunaannya dan suatu pertimbangan yang teliti atas ciri-ciri alat dan tes tersebut, di- 148 lihat dari maksud dan konteks penaksirannya. Dalam hal ini metode klinis telah dikontraskan dengan pelaksanaan tes obyektif, yang terstandardisasikan dan penggunaan prosedur statistikal untuk meng gabungkan data melalui persamaan regresi dan rumus-rumus mekanis lainnya. Sudut pandang ekologis yang menekankan perlunya memper- hatikan konteks kehidupan seseorang, memiliki pengaruh penting dalam pekerjaan penaksiran, seperti halnya pengaruhnya pada psi- kologi perkembangan dan bidang-bidang terkait lainnya. Demikian pula meningkatnya kesadaran tentang peran kebudayaan dalam semua perilaku termasuk masalah-masalah yang mendorong sese- orang untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental te- lah membangkitkan minat yang besar dalam informasi tentang dan panduan untuk praktek penaksiran yang kompeten secara kultural Tes-tes seperti misalnya skala Wechsler dan Stanford Binet pada dasarnya adalah instrumen klinis dan individual. Ketika se- orang ahli klinis yang waspada dan terlatih ada dalam kontak ak- tif dengan orang yang diuji selama satu jam atau lebih yang dibu- tuh kan untuk menyelenggarakan sebuah tes, dia sulit untuk tidak mempelajari lebih banyak tentang orang itu dibanding yang disam- paikan oleh IQ atau skor tunggal lainnya. Hal juga berlaku jika se- buah tes diselenggarakan oleh seorang teknisi asalkan catatan leng- kap tentang respon peserta tes tetap dipertahankan. Di samping menggunakan tes-tes inteligensi untuk menaksir tingkat fungsi inteligensi umum seorang individu, para ahli klinis juga biasanya mempelajari pola atau profi l dari skor tes untuk ke- lemahan dan kekuatan yang berarti. Analisis profi l menyediakan data yang bisa membantu dalam diagnosis kerusakan otak dan ber- bagai bentuk psikopatologi yang mempengaruhi fungsi otak secara langsung. Skala Wechsler telah memberikan kemungkinan sangat baik untuk analisis profi l seperti itu, karena semua skor sub tes di- 149 ungkapkan dalam skor-skor standar yang dapat secara langsung dibandingkan. Dari awal Wechsler memaparkan sejumlah peng- guna an diagnostik skala-skalanya. Semenjak itu berbagai ahli klinis telah merekomendasikan teknik-teknik tambahan, dan analisis pro- fi l diterapkan dengan instrumen-instrumen lain juga.

b. Penaksiran Neuropsikologis