51
Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi
empat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual
abstrak, memori jangka pendek. Revisi skala Binet dilakukan pertama kali di tahun 1916. Per-
ubahan benar-benar dilakukan sehingga menampilkan suatu tes baru. Untuk pertama kalinya digunakan istilah IQ. Revisi kedua di tahun
1937. Skala diperluas dan distandardisasi ulang berdasar sampel masyarakat AS. Revisi ketiga dilakukan di tahun 1960, menyediakan
satu bentuk tunggal yang memuat soal-soal terbaik dari bentuk 1937. Di tahun 1972, tes ini di-restandardisasi.
Penyelenggaraan tes dan Penentuan Skor menggunakan buku- buku kecil berisi kartu-kartu tercetak untuk presentasi, fl ip-over
soal tes, objek tes misal balok, manik, papan bentuk, sebuah gambar besar boneka yang uniseks dan multietnik, buku kecil untuk tester,
serta pedoman penyelenggaraan dan pen-skoran skala. Dalam penyelenggaraan tes Stanford-Binet, kita membutuhkan
penguji yang amat terlatih. Ragu-ragu dan gugup bisa menghancur- kan rapport, apalagi jika peserta tes masih muda.
Ada beberapa petunjuk penyajian pensekoran dalam tes Stan- ford Binet bentuk L-M, yaitu;
1. Prosedur penyajian tes
Penyajian tes harus tepat seperti apa yang telah dilakukan pada waktu pembentukan norma skala. Tugas tester ialah me nentukan
“apa yang dilakukan subjek tertentu pada kon disi-kondisi ini”. Instruksi khusus dengan kata-kata yang tepat telah disediakan
bagi masing-masing sub tes. Bila diperbolehkan memilih ben- tuk pertanyaan, pilihan-pilihan telah disediakan, misalnya va -
riasi bentuk pertanyaan dalam subtes “perbendaharaan kata”. Bagi jawaban-jawaban yang kurang jelas juga telah disediakan
52
pertanyaan-pertanyaan kelanjutan, seperti pada tes-tes “ke- aneh an –keanehan” verbal dan “kata-kata abstrak”. Meskipun
jelas kita tidak mungkin mempersiapkan diri terhadap semua situasi istimewa yang mungkin timbul selama penyajian tes,
instruksi untuk menangani situasi-situasi istimewa yang pa- ling mungkin timbul telah dipersiapkan.
2. Petunjuk-petunjuk umum
Syarat yang paling penting untuk menentukan suatu skor tes mental yang valid bagi skala Stanford Binet ialah tester yang
mengetahui alatnya dan yang peka akan kebutuhan subjek yang dites. Tiga kon disi yang menentukan apakah tes itu valid atau
tidak : a.
Mengikuti prosedur standart b. Usaha subjek yang maksimal harus ditimbulkan dengan
jalan menciptakan dan memelihara “rapport” yang cukup memadai
c. Jawaban-jawaban atau respon-respon harus diskor secara
tepat Tester harus akrab dengan penyajian sehingga seluruh perhati-
an dapat diarahkan pada subjek, untuk membuat subjek tidak te gang dan memungkinkan ia berusaha secara optimal.
3. Prinsip umum dalam pelaksanaan
Dalam prinsip umum mencakup : a.
Kapan suatu pertanyaan dapat diulang Apabila subjek tidak mengerti pertanyaan yang ditujukan
kepadanya, atau dia bertanya apakah arti pertanyaan ter- sebut, maka tester diperbolehkan menerangkan hanya
de ngan jalan mengulang bagian tertentu dari pertanyaan itu, kecuali apabila ada bentuk alternatif lain dalam ins-
truk si yang diberikan dalam buku pegangan manual.
53
Tester dapat mengulang pertanyaan tes lebih dari satu kali apabila “testee” terus bungkam.
Perlu diperhatikan, bahwa di dalam keadaan bagaimana- pun juga “tes ingatan” tidak boleh diulang, seperti pada tes
ingatan mengenai angka, kalimat, cerita dan yang lainnya. Apabila testee memberi jawaban yang tidak memuaskan,
tidak diijinkan untuk mengulangi pertanyaan, meskipun tester yakin bahwa subjek dapat memberikan jawaban
yang benar. b. Jawaban
meragukan Sumber kesalahan yang sering terjadi di dalam penyajian
tes ialah apabila tester tidak dapat mengikuti jawaban yang kurang jelas. Jawaban-jawaban yang tidak bisa dis-
kor karena kurang terang, atau karena arti yang ingin di- kemukakan tidak jelas, terpaksa tidak dapat dipakai ke-
cuali setelah tester mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk lebih memperjelas jawaban itu.
c. Pentingnya rapport
Penting sekali untuk memelihara keberanian anak. Ini dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap bersahabat
dengan memberikan senyum penuh pengertian, dengan kata-kata penerimaan yang spontan, komentar yang pe nuh
penghargaan, atau dapat pula dengan diam saja, akan tetapi menunjukan bahwa ada pengertian yang mengandung ke-
yakinan dan penerimaan. Pada umumnya ada gunanya un- tuk sering memuji dengan jujur. Tester harus ingat bahwa
yang dipuji itu adalah usaha bukan keberhasilan suatu ja- waban tertentu. Apabila hanya keberhasilan yang dipuji, ini
dapat mempengaruhi usaha anak pada tes berikutnya. d. Penyesuaian tes pada anak-anak prasekolah
Pada penyajian tes untuk anak-anak prasekolah, testerlah yang harus selalu menyesuaikan terhadap situasi yang baru
54
dan menghadapi keadaan-keadaan darurat, bukannya anak. Tidak mungkin memberikan aturan-aturan yang ke ras dan
ketat bagi tingkah laku dalam testing. Yang penting adalah mengikuti prosedur yang telah dibakukan Bagi anak-anak
yang masih kecil sering tidak mungkin menyajikan tes sesuai dengan urutan. Tester harus trampil menentukan kapan
ha rus berhenti tepat pada saat pemberian dorongan yang cenderung menyebabkan atau menaikan “negativisme”.
4. Penilaian jawaban