Penaksiran Neuropsikologis TES PSIKOLOGI Tes Inteligensi dan Tes Ba

149 ungkapkan dalam skor-skor standar yang dapat secara langsung dibandingkan. Dari awal Wechsler memaparkan sejumlah peng- guna an diagnostik skala-skalanya. Semenjak itu berbagai ahli klinis telah merekomendasikan teknik-teknik tambahan, dan analisis pro- fi l diterapkan dengan instrumen-instrumen lain juga.

b. Penaksiran Neuropsikologis

Pengetahuan tentang efek perilaku dari kerusakan otak dapat dijumpai permulaannya pada tulisan Kurt Goldstein dan rekan- rekannya pada awal 1920 an. Berdasarkan observasinya yang eks- tensif atas para prajurit yang mengalami kerusakan otak selama Perang Dunia I, Goldstein merumuskan deskripsi klasiknya tentang gangguan intelektual yang berhubungan dengan kerusakan otak. Di antara simptom-simptom utama adalah penyusutan dalam ke- mampuan pikiran abstrak dan kecenderungan untuk memberikan respon pada stimulus dari luar yang bisa mengganggu persepsi nor- mal. Keprihatinan yang luas tentang gangguan otak pada anak-anak muncul pada akhir tahun 1930 an dan pada tahun 1940 an setelah riset Alfred Strauss dan rekannya. Para peneliti ini mengidentifi kasi sekelompok anak yang mengalami keterbelakangan mental yang riwayat kasusnya menunjukkan bukti kecelakaan otak yang diaki- batkan oleh trauma atau infeksi yang muncul sebelum, selama atau sesaat sesudah kelahiran. Deskripsi perilaku atas anak-anak ini me- wakili suatu ekstensi dan elaborasi sindrom orang dewasa yang di- rumuskan oleh Goldstein. Gambaran ini melukiskan pola distinktif gangguan emosional dan intelektual yang secara luas diterima se- bagai ciri dari anak yang mengalami cedera otak. Semenjak tahun 1950 an para psikolog semakin mengakui bah- wa kerusakan otak bisa mengakibatkan berbagai pola perilaku, suatu pengakuan yang mendorong perkembangan neuropsikologis klinis, yaitu suatu bidang yang bertujuan menerapkan apa yang diketahui 150 tentang hubungan otak perilaku dalam diagnostik dan rehabilitasi individu-individu dengan kerusakan otak. Tidak ada satu simptom atau satu perangkat simptompun yang sama untuk semua kasus cedera otak. Sesungguhnya, kerusakan otak bisa menghasilkan pola perilaku yang berlawanan dalam dua individu. Temuan semacam ini sesuai dengan luasnya keanekaragaman patologi organik yang mendasarinya. Kemajuan yang penting dalam analisis hubungan otak dan perilaku telah dihasilkan oleh penelitian Ralp Reitan dan rekan-rekan kerjanya pada Indiana University Medical Centre. Se- mua penyelidikan ini menunjukkan bahwa luka atau lecet pada otak sebelah kiri cenderung terkait dengan IQ verbal rendah dari pada dengan IQ kinerja pada skala Wechsler VP. Pola sebaliknya VP mendominasi kelompok dengan luka atau lecet pada belahan otak sebelah kanan dan dengan kerusakan otak yang tersebar Anastasi, 1997. Praktek penaksiran neuropsikologis adalah salah satu tugas kli - nis yang paling menuntut yang membutuhkan aplikasi pengetahuan tentang fungsi kognitif, kepribadian, neurologis dan fi siologis umum baik pada kontinum normal maupun kontinum patologis. Dewasa ini dalam penaksiran langsung atas kerusakan otak melalui elek- troensefalografi . Dalam kebanyakan kasus para neuropsikolog be- kerja dengan neurolog dan para spesialis lain untuk memperoleh informasi yang kuat dari berbagai sumber.

c. Mengidentifi kasi Ketidakmampuan Belajar yang Spesifi k