Aliran Pendidikan Pengertian Pendidikan

Pada sudut pandang sosial-budaya, pendidikan dilihat sebagai suatu tata nilai dan norma budaya mas yarakat, pendidikan dipahami sebagai “proses pembudayaan”, atau “proses pengadaban”. Pendidikan merupakan upaya pembentukan nilai dan pola prilaku yang adaptif dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Menurut sudut pandang pendidikan itu sendiri, pendidikan diartikan sebagai “semua perbuatan dan usaha pengalihan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilan dalam upaya menyiapkan individu untuk dapat memenuhi fungsi hidupnya ”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2.2.1 Aliran Pendidikan

Jahja 2004:7 menyatakan ada 3 tiga aliran pokok dalam pendidikan yang perlu diketahui, yakni nativisme, empirisme dan konvergensi. a. Aliran Nativisme Jahja 2004:7 aliran Nativisme adalah aliran pendidikan yang berpandangan bahwa anak yang lahir telah memiliki bakat atau pembawaan tertentu, sehingga pengaruh dari luar, termasuk pendidikan tidak berperan apa- apa. Aliran ini dikenal sebagai aliran pesimis, karena mereka yakin bahwa lingkungan tidak akan berpengaruh terhadap anak didik, sehingga anak didik tidak perlu mendapat pengaruh dari luar. Anak lebih baik dibiarkan karena nantinya akan berkembang dengan sendirinya. Purwanto 2011:59 aliran nativisme berpendapat perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Pelopor aliran ini adalah Schopenhauer. b. Aliran Empirisme Teori Tabularasa Aliran Empirisme adalah aliran yang menganut paham bahwa perkembangan anak ditentukan oleh pengaruh dari luar atau lingkungan tempat mereka dibesarkan. Aliran Empirisme berbeda pandangan dengan aliran nativisme dan naturalisme, aliran ini menganggap lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak didik. Anak didik akan mengalami banyak pengalaman, sehingga pengalaman ini nantinya akan membentuk kepribadian anak. Purwanto 2011:59 aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Jahja 2004:7 menyatakan bahwa aliran empirisme mengibaratkan anak yang baru lahir seperti meja lilin yang masih putih bersih, sehingga pendidik dapat, mencoretkan, menulis, atau menggambar apa saja di atasnya. Aliran ini merasa optimis bahwa lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak siswa. Pelopor aliran ini adalah John Locke. c. Aliran Konvergensi Purwanto 2011:60 berpendapat bahwa pada hukum konvergensi terdapat dua aliran, yakni aliran yang lebih menekankan pada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan, dan sebaliknya yang menekankan pengaruh lingkungan atau pendidikak . Secara umum bahwa aliran konvergensi berpendapat terbentuknya kepribadian anak ditentukan oleh faktor bakat dan lingkungan. Aliran konvergensi merupakan perpaduangabungan antara aliran nativisme dengan aliran empirisme, oleh karena itu pendidik perlu mengetahui faktor bawaan anak dan memberikan pengaruh yang sesuai dengan bakat yang dimiliki anak tersebut. Aliran konvergensi memaknai bahwa sebaik apapun faktor bakat anak tidak akan berkembang baik tanpa adanya pengaruh dari lingkungan. Sebaliknya, sebaik apapun pengaruh lingkungan tanpa didukung oleh faktor bakatbawaan yang baik hasilnya tidak akan optimal. Jahja 2004:8 Pelopor aliran ini adalah William Stern.

2.2.2 Faktor-Faktor Pendidikan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI DENGAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS X AKSELERASI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

5 59 56

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

BAHASA LAMPUNG SEBAGAI ALAT INTEGRASIMASYARAKAT JAWA DENGAN MASYARAKAT LOKALSUKU LAMPUNG (Studi Kasus di Kampung Indra Putra Subing Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 79

PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG.

0 0 11

Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus SMA Kristen 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.

0 1 155

Analisis kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi Akuntansi pengeluaran kas (studi kasus di SD Xaverius Terbanggi Besar Lampung Tengah)

0 1 144

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107