Manajemen Kesiswaan Manajemen Sekolah

Keseluruhan proses pengembangan kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam proses pengembangan tersebut unsur-unsur luar seperti kebudayaan di mana suatu lembaga pendidikan berada tidak pula mendapat perhatian. Konsep diversifikasi kurikulum menempatkan konteks social-budaya seharusnya menjadi pertimbangan utama. Sifat ilmu yang universal menyebabkan konteks social-budaya tersebut terabaikan. Dari beberapa difinisi kurikulum di atas, maka dapat diartikan bahwa Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Secara fungsi manajemen, ada 4 empat tahapan dalam pengelolaan kurikulum di sekolah, yaitu a perencanaan; b pengorganisasian; c tahap pelaksanaan dan d tahap evaluasi.

2.12.2 Manajemen Kesiswaan

Aziz 2012:73 mendifinisikan siswa adalah orang yang sedang belajar atau menuntut ilmu dalam bimbingan seseorang atau beberapa orang guru. Istilah lain dari siswa adalah peserta didik, ada pula yang menyebut dengan istilah murid. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Arikunto dalam Hermino 2014:42 mendifinisikan siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Senada dengan pendapat di atas, Hermino 2014:42 mendifinisikan siswa adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangakan potensi dirinya baik dalam aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan. Dalam satuan pendidikan, siswa merupakan komponen penting, dipandang sebagai individu yang akan dikembangkan potensi yang dimilikinya. Mengingat siswa merupakan unsur penting dalam pengelolaan pendidikan, maka siswa perlu diperlakukan sebagai subyek dan bukan sebagai obyek, sehingga dapat didorong untuk berperan aktif dalam suatu perencanaan kegiatan, maupun terlibat dalam suatu kegiatan. Di samping siswa memiliki keberagaman potensi, siswa dalam satuan pendidikansekolah juga memiliki keragaman intelektual, emosional, fisik, agama, sosial, ekonomi, minat, bakat dan lainya. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan pengaturan keberagaman siswa agar dapat berkembang sesuai potensi yang dimiliki, mulai dari perencanaan kegiatan, jenis kegiatan, sarana prasarana pendukung kegiatan, dan hal-hal lain yang dapat mendukung tumbuh kembangnya potensi siswa tersebut. Pengembangan potensi siswa dalam satuan pendidikan sekolah, tidak hanya pada ranah intelektual, melainkan meliputi ranah psikomotor dan afektif. Pengembangan potensi pada ranah kognitif dimaksudkan agar siswa mempunyai kecerdasan dalam menerima ilmu pengetahuan di sekolah, yang nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupanya. Pengembangan pada ranah psikomotor diperlukan agar siswa memiliki ketrampilan yang dapat menjadi bekal dikemudian hari. Sedangkan pengembangan potensi afektif dimaksudkan agar siswa memiliki sikap budi pekerti yang terpuji dalam masyarakat. Pengembangan potensi siswa perlu ditangani dengan baik agar semua kegiatan siswa dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan penanganan kesiswaan disebut manajemen kesiswaan. Knezevich dalam Hermino 2014:41 mendifinisikan manajemen siswa atau Pupil Personnel Administration sebagai layanan yang memusatkan perhatian kepada siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, seperti pengenalan pendaftaran, pengembangan minat dan bakat siswa hingga mereka mencapai tataran yang diharapkan. Adapun tujuan manajemen siswa adalah mengatur semua kegiatan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah, baik di dalam kelas maupun terkait dengan aspek minat dan bakat siswa itu sendiri, agar siswa dapat berkembang untuk mencapai cita-citanya. Hermino 2014:43 menyatakan bahwa dalam menejemen kesiswaan terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu penerimaan input, proses pembelajaran processes, dan pendistribusian output. Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam kegiatan penerimaan siswa baru dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan daya tampung sekolah, seleksi siswa, pengelompokan, dan orientasi siswa, sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan. Proses pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa selama berada dalam kelas atau di sekolah. Sedangkan pendistribusian Output bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan lancar, tertib dan teratur. Hermino 2014:44 menyatakan bahwa manajemen siswa meliputi 4 empat kegiatan, yaitu perencanaan terhadap siswa, pembinaan siswa, evaluasi siswa, dan mutasi siswa. Pada tahap perencanaan meliputi langkah-langkah: analisis kebutuhan siswa, rekrutmen siswa, seleksi siswa, orientasi siswa, penempatan siswa, serta pencatatan dan pelaporan. Kegiatan pembinaan siswa meliputi beberapa layanan khusus yang dapat menunjang manajemen siswa. Layanan-layanan khusus tersebut antara lain: layanan bimbingan konseling, layanan perpustakaan, layanan laboratorium, layanan kantin, layanan kesehatan, layanan transportasi, dan layanan asrama. Sedangkan kegiatan evaluasi siswa merupakan suatu tindakan untuk menentukan suatu nilai. Evaluasi hasil belajar siswa berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik berupan kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler. Mutasi siswa diartikan sebagai perpindahan siswa dari sekolah satu ke sekolah lainnya ekstern atau perpindahan siswa dalam satu sekolah intern. Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa managemen kesiswaan adalah upaya satuan pendidikansekolah dalam mengelola siswa yang meliputi perencanaan, pembinaan, evaluasi dan mutasi pesera didik.

2.12.3 Manajemen Sarana prasarana

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI DENGAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS X AKSELERASI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

5 59 56

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

BAHASA LAMPUNG SEBAGAI ALAT INTEGRASIMASYARAKAT JAWA DENGAN MASYARAKAT LOKALSUKU LAMPUNG (Studi Kasus di Kampung Indra Putra Subing Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 79

PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG.

0 0 11

Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus SMA Kristen 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.

0 1 155

Analisis kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi Akuntansi pengeluaran kas (studi kasus di SD Xaverius Terbanggi Besar Lampung Tengah)

0 1 144

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107