Alat Sarana Pendidikan Manajemen Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dan berlaku secara nasional sebagaimana tertuang dalam undang- undang sistem pendidikan nasional. Tujuan institusional adalah tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing institusi lembaga pendidikan itu sendiri. Tujuan institusional hendaknya merupakan penjabaran dari tujuan nasional, dengan kata lain bahwa tujuan institusional diturunkan dari tujuan nasional pendidikan. Sedangkan tujuan kurikuler adalah tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing mata pelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Sebagaimana tujuan institusional, tujuan kurikuler harus mengacu kepada tujuan institusional dan tujuan nasional pendidikan. Secara rinci tujuan pendidikan dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Tujuan Pendidikan

e. Alat Sarana Pendidikan

Jahja 2004:15 Alat pendidikan adalah segala bentuk kebendaan sebagai sarana pendidikan sarana belajar mengajar. Lebih lanjut Muri Yusuf dalam Jahja 2004:15 menyatakan bahwa alat pendidikan sebagai alat pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan pemakaianya, sifat keperagaanya, cara penyampaian pesan maupun berdasarkan fungsinya. t Tujuan Institusional Tujuan Kurikuler Tujuan Nasional Tujuan Instruksional

2.3 Manajemen Pendidikan

Manajemen adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Usman 2014:13 mendifinisikan manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya. Campbell, dkk dalam Hermino 2014:26 mendifinisikan manajemen pendidikan adalah manajemen kelembagaan yang bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran. Manajemen pendidikan merupakan kelembagaan yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, maka penekanan manajemen pendidikan dalam proses belajar mengajar. Hermino 2014:29 mendifinisikan manajemen pendidikan adalah proses penggunaan sumber daya seperti manusia, uang, sarana-prasarana, bahan-bahan, dan informasi secara efisien untuk mencapai tujuan pendidikan, melalui fungsi- fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, pengarahan, dan pengendalian, serta melingkupi substansi-substansi manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen sarana-prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan masyarakat, manajemen personalia, dan manajemen layanan khusus. Penyelenggaraan pendidikan melibatkan banyak faktor, diantaranya: pendidikguru, siswa, sarana prasarana, lingkungan pendidikan, tujuan dan proses, keuangan, kurikulum, dan sebagainya. Fuad 2014:28 menyatakan bahwa pendidikan terdiri atas unsur-unsur: 1 tujuan pendidikan, 2 siswa, 3 pendidik, 4 alat pendidikan, 5 lingkungan pendidikan, dan 6 proses pendidikan. Untuk lebih jelasnya unsur-unsur pendidikan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar : 2.2 Komponen Pendidikan Sumber: Manajemen Pendididkan Berbasis Masyarakat, Nurhattati Fuad;2014 hal. 28 Jika ditinjau secara sistemik, maka manajemen pendidikan dapat digambarkan sebagai proses pendidikan yang meliputi input, proces dan output. Input pendidikan adalah siswa, siswa merupakan mahluk yang unik, dikarenakan setiap individu siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainya, seperti: fisik, emosional, kondisi sosial, intelektual, motivasi, kepribadian , latar belakang, keluarga dan lainnya. Proces pendidikan dipengaruhi oleh pendidik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, keuangan, dan manajemen. Jika komponen- komponen tersebut dalam keadaan baik, maka proses pendidikan akan berjalan dengan baik. Selain faktor-faktor tersebut di atas, lingkungan turut mempengaruhi proses pendidikan, baik lingkungan tempat pendidikan itu berlangsung maupun lingkungan lainnya seperti lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, lingkungan politik, serta bentuk kepedulian dan dukungan. Output pendidikan berupa lulusan yang diharapkan memiliki tiga aspek yang baik, yakni sikap, ketrampilan, dan juga pengetahuan. Seorang siswa setelah Meteriil Kurikulum, gedung, alat peraga, dana, dan lain-lain SDM Pimpinan, pendidik dan tenaga kependidika n Siswa Lingkungan Masyarakat Fisik dan Manusia Siswa siap menjalani kehidupan PROSES SITUASI mengalami suatu proses pendidikan diharapkan keluar dengan memiliki sikap yang baik, karena pendidikan pada hakekatnya mengubah sikap yang tidak baik menjadi baik, mengubah prilaku yang kurang baik menjadi baik. Begitu pula dengan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang siswa, diharapkan setelah mengikuti proses pendidikan, maka keluar dengan membawa perubahan skill ketrampilanya, karena proses pendidikan juga mengubah ketrampilan siswa. Perubahan yang terjadi pada setiap siswa yang mengikuti proses pendidikan adalah perubahan pengetahuan, karena pada hakekatnya bahwa proses pendidikan mengubah siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Mengacu kepada pengertian manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, maka manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran dalam bidang pendidikan. Bush dalam Usman 2014:14 menyatakan bahwa manajemen pendidikan harus terpusat pada tujuan pendidikan. Tujuan tersebut menjadi arti penting terhadap arah manajemen. Manajemen diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu dan waktu tertentu. Implementasi manajemen pendidikan terkait dengan segenap aktivitas kepemimpinan pengarahan, pembimbingan dan pemotivasian, pemberian tugas dan penjelasan kebijakan pendidikan yang diterapkan. Posisi manajemen dalam pendidikan dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar : 2.3. Posisi Manajemen dalam Pendidikan Sumber : Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat, Nurhattati Fuad, hal 31

2.4 Perencanaan Program Akselerasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI DENGAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS X AKSELERASI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

5 59 56

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

BAHASA LAMPUNG SEBAGAI ALAT INTEGRASIMASYARAKAT JAWA DENGAN MASYARAKAT LOKALSUKU LAMPUNG (Studi Kasus di Kampung Indra Putra Subing Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 79

PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG.

0 0 11

Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus SMA Kristen 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.

0 1 155

Analisis kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi Akuntansi pengeluaran kas (studi kasus di SD Xaverius Terbanggi Besar Lampung Tengah)

0 1 144

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107