Negeri 1 Terbanggi Besar, antara lain: ruang belajar, laboratorium IPA, ruang multi media, perpustakaan, dan fasilitas penunjang lainnya.
2.12.4 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, pasal 1 ayat 7 menyatakan bahwa standar pendidik dan tenaga
kependidikan adalah kriteria pendidikan jabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan jabatan.
Manajemen personalia sumber daya manusia dalam suatu organisasi sekolah sangat diperlukan. Untuk itu perlu adanya pengelolaan sumber daya
manusia yang baik agar memperoleh hasil yang optimal. Samani 1999:77 menyatakan ada 4 empat prinsip dasar dalam pengelolaan personalia sumber
daya manusia yaitu : 1 sumber daya manusia; 2 pengelolaan yang baik; 3 kultur dan suasana organisasi yang baik; 4 kerjasama dan saling mendukung.
Keempat prinsip dasar tersebut perlu dipahami oleh kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah.
Dalam pengembangan sekolah, personalia sumber daya manusia merupakan komponen paling berharga. Sumber daya manusia di sekolah
meliputi: guru, staftata usaha, siswa, orang tua, dan pihak terkait. Jika komponen tersebut dikelola dengan baik, maka sumber daya manusia akan berperan secara
optimal dalam mencapai tujuan sekolah. Sebaliknya, jika pengelolaan sumber daya manusia di sekolah tidak baik, maka tidak akan diperolah peran serta optimal
dari setiap komponen personalia tersebut. Selain adanya pengelolaan personalia yang baik, kultur atau budaya, iklim,
suasana kerja yang ada dalam organisasi dalam hal ini sekolah turut serta
menentukan keberhasilan pengelolaan personalia. Prilaku manajerial kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan sekolah melalui pemberdayaan personalia. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mengupayakan agar setiap personil dapat bekerja sama dan saling
mendukung antara satu dengan yang lainya. Hermino 2014:87-91 manajemen personalia meliputi tiga hal, yaitu
rekrutmen, pengembangan sumber daya manusia, dan kompensasi sumber daya manusia. Rekrutmen diartikan sebagai penarikan calon pegawai melalui
serangkaian kegiatan yang terencana guna memperoleh calon pegawai yang diharapkan dan sesuai syarat yang ditetapkan.
Mondy dan Noe dalam He rmino 2014:87 menyatakan “Recruitment is
the process of attracting individuals on a timely basis, in suffficient numbers, and with appropriate qualifications, and encouraging them to apply for jobs with an
organization ”. Menurut Fllipo dalam Hermino 2014:87 bahwa rekrutmen
sebagai proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga dapat merangsang mereka untuk mau melamar jabatan-jabatan tertentu yang
ditawarkan oleh organisasi. Werther dan Davis dalam Hermino 2014:87 mendifinisikan rekrutmen
sebagai proses untuk mendapatkan dan untuk merangsang pelamar-pelamar yang mempunyai kemampuan agar menjadi pegawai. Senada dengan pendapat diatas,
Musselman dan Hughes dalam Hermino 2014:87 mendifinisikan rekrutmen sebagai proses pembentukan sekumpulan pelamar yang memiliki kualitas tertentu.
Adapun langkah-langkah dalam rekrutmen antara lain: penyusunan strategi
rekrutmen, pencarian para pelamar kerja, penyisihan pelamar yang tidak cocok, dan pembuatan kumpulan pelamar.
Dalam manajemen personalia, pengembangan sumber daya manusia atau pengembangan staf staff development merupakan langkah positif untuk
meningkatkan sumber daya yang dimiliki. Beberapa istilah pengembangan sumber daya manusia antara lain : pengembangan sumber daya manusia human resource
development, pengembangan karyawan personnel development, pelatihan training, pendidikan dalam jabatan inservice education, dan pendidikan pra
jabatan preservice education. Menurut Safo dalam Hermino 2014:89 pengembangan sumber daya
manusia merupakan aplikasi program pelatihan dan pendidikan di dalam organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran.
Castallo dalam Hermino 2014:89 menyatakan bahwa pengembangan karyawan merupakan pengembangan berbagai aktivitas karyawan yang termasuk
pengembangan individu, pengembangan kelompok, dan pengembangan sistem. Pada pengertian ini ada tiga tingkat pengembangan yaitu, individu, kelompok dan
sistem. Terkait dengan pekerjaan, Howey dalam Castallo dalam Hermino
2014:89 menyatakan bahwa pengembangan guru mencakup 6 fungsi yaitu : keterampilan pedagogik, memahami diri, pengembangan kognitif, pengembangan
teori pengajaran, pengembangan profesi melalui penelitian dan pengembangan karir.
Kompensasi merupakan bentuk penerimaan oleh karyawan baik berupa finansial maupun jasa atas pengabdian yang dilakukan. Flippo dalam Samsudin
dalam Hermino 2014:90 mengungkapkan bahwa kompensasi merupakan harga untuk jasa yang diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan
seseorang atau badan hukum. Desler dalam Hermino 2014:90 mengungkapkan bahwa kompensasi
merupakan setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. Sedangkan Sukamti
dalam Hermino 2014:90 bahwa kompensasi merupakan apa yang diterima pegawai sebagai penukaran dari pekerjaan mereka.
2.12.5 Manajemen Pembiayaan