41
Road ” yang bertujuan untuk mengembangkan beban lalu lintas sehingga tidak terpusat kedalam kota dan membagi beban penumpang lebih merata adalah salah satu
program yang akan dikembangkan dalam waktu dekat. Selain itu, pemind ahan terminal Baranangsiang ke wilayah Tanah Baru, pembangunan jalan tol dari Sentul
sampai Yasmin dan pembangunan stasiun kereta di Kedung Halang stasiun antara Bogor dan Cilebut akan segera menyusul.
4.5. Arah Pengembangan Pembangunan Fisik Kota
Perkembangan kegiatan Kota cenderung menuju ke segala arah terutama pada wilayah perluasan dengan mengalih- fungsikan lahan pertanian yang kurang
produktif. Adapun arah perkembangan fisik Kota Bogor sebagai berikut BAPEDA Kota Bogor, 2001 :
a. Bagian Barat, yaitu Kecamatan Bogor Barat berpotensi sebagai daerah
permukiman yang ditunjang oleh obyek wisata b.
Bagian Selatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan berpotensi sebagai daerah permukiman dengan KDB rendah dan ruang terbuka hijau
c. Bagian Timur, yaitu Kecamatan Bogor Timur berpotensi sebagai daerah
permukiman d.
Bagian Tengah, yaitu Kecamatan Bogor Tengah berpotensi sebagai pusat perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh perkantoran dan wisata ilmiah
e. Bagian Utara, Kecamatan Bogor Utara berpotensi sebagai daerah industri non
polutan dan sebagai penunjangnya adalah pemukiman beserta perdagangan dan jasa, Kecamatan Tanah Sareal berpotensi sebagai permukiman serta
Fasilitas pelayanan kesehatan.
V. RENCANA PENGEMBANGAN DAN PENATAAN RUANG KOTA BOGOR TAHUN 1999-2009
5.1 Renc ana Pengembangan Tata Ruang Kota
Rencana pengembangan tata ruang kota mencakup rencana struktur tata ruang dan rencana pengembangan sistem perwilayahan yang dijabarkan dalam bentuk
pengembangan kegiatan kota yang meliputi pengaturan pemanfaatan ruang kota sesuai dengan fungsi kota.
5.1.1 Rencana Struktur Tata Ruang
Rencana struktur tata ruang merupakan rencana pengaturan, pemanfaatan dan pengembangan ruang Kota Bogor secara terpadu dan optimal yang dibentuk oleh
pusat-pusat kegiatan secara struktur menurut hirarki pelayanan. Rencana struktur tata ruang kota didasarkan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
1. Mengintegrasikan semua kegiatan di setiap wilayah;
2. Pemerataan pertumbuhan kegiatan kota di setiap wilayah, sehingga terbentuk
keseimbangan perkembangan kota; 3.
Jelasnya kedudukan fungsi kota dan peranannya; 4.
Penempatan lokasi kegiatan utama pada lokasi yang diperkirakan akan menajadi bangkitan atau penarik pergerakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka secara struktural, tata ruang di Kota Bogor direncanakan terdiri dari :
A. Struktur Kegiatan Primer
Struktur kegiatan primer merupakan kegiatan pelayanan kota dengan skala pelayanan regional, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perdagangan Regional
Kegiatan perdagangan dengan skala pelayanan regiona l yang telah terdapat di pusat kota tetap dipertahankan dan untuk pengembangannya diarahkan