Penelitian Terdahulu KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kerangka Teoritis

16 dan kota serta meneruskan untuk tinggal bersama selama sumberdaya mncukup i atau keinginan yang terbatas. 5 mereka menggunakan sumberdaya untuk kebutuhan dasar yang dibatasi atau keinginan yang terbatas. 6 mereka berpindah ke tempat lain migrasi untuk mencari barang-barang dan jasa yang tidak mereka dapat di permukiman mereka. Pusat dan daerah belakang hinterland dalam suatu wilayah nodal mempunyai fungsi yang spesifik sehingga keduanya tergantung secara internal. Fungsi dari pusat antara lain adalah: 1 pusat permukiman, 2 pusat pelayanan, 3 pusat industri, 4 pusat perdagangan bahan mentah. Sedangkan fungsi daerah belakang: 1 penyedia bahan mentah dan sumberdaya pasar, 2 daerah pemasaran barang-barang industri, 3 pusat kegiatan pertanian. Faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya pusat-pusat wilayah adalah: 1 faktor lokasi ekonomi dan letak strategis, 2 faktor ketersediaan sumber daya, 3 kekuatan aglomerasi, 4 faktor investasi pemerintah. Pada dasarnya pusat wilayah mempunyai hierarki yang ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 jumlah penduduk yang bermukim pada pusat tersebut, 2 jumlah fasilitas pelayanan umum yang tersedia, dan 3 jumlah jenis fasilitas pelayanan umum yang tersedia.

2.2 Penelitian Terdahulu

Secara umum, penelitian tentang analisis lokasi optimal terhadap suatu wilayah telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Kurniawan 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan dalam Rangka Pengembangan Wilayah dan Efisiensi Pelayanan di Kabupaten Lampung barat, Provinsi Lampung mencoba menganalisis penentuan lokasi optimal dari pusat pemerintahan dalam rangka pengembangan wilayah dan efisiensi pelayanan. Menggunakan perhitungan dengan P- median, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa berdasarkan bobot jumlah penduduk dan bobot sama pengaruh jarak, waktu dan biaya serta bobot luas permukiman, pengaruh waktu dan biaya, program ternyata merekomendasikan hasil yang sama sebagai lokasi optimal pusat 17 pemerintahan yaitu kecamatan Balik bukit kota Liwa. Hasil ini sesuai dengan kepentingan Pemda yang menentapkan kota tersebut sebagai pusat pemerintahan. Faisal Ashar 2002, Teknik Planologi-ITB 1 dalam penelitiannya yang berjudul Studi penentuan lokasi optimal terminal penumpang di kota Padang menganalisis lokasi yang optimal bagi terminal angkutan umum penumpang di Kota Padang. Dengan menggunakan metoda P-Median yang merupakan jenis Model Optimasi Lokasi yang dikembangkan dari dalil Hakimi yang memakai algoritma Teitz dan Bart, maka dibuat program lokasi yang mampu untuk menentukan lokasi terminal angkutan umum yang optimal tersebut. Dan optimasi yang telah dilakukan terbukti bahwa lokasi terminal angkutan umum penumpang dipengaruhi oleh pertumbuhan dan penyebaran penduduk serta penambahan ruas jaringan jalan di suatu kota. Hasil tersebut membuktikan bahwa pengope rasian Terminal Regional Bingkuang di Air Pacah belum optimal dan sisi lokasi. Lokasi terminal angkutan umum penumpang yang optimal di Kota Padang adalah di simpul 156 yang terletak di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji, dan berada di ruas jalan By-Pass. Bilang Nauli Harahap 1999, Teknik Planologi-ITB 2 dalam penelitiannya yang berjudul Arahan lokasi fasilitas pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di wilayah Bandung Timur mencoba membantu memecahkan masalah tersebut dengan mengidentifikasi kebutuhan nyata terhadap fasilitas SLTP. Analisis yang digunakan dalam studi ini ialah perhitungan kebutuhan dan sediaan fasilitas SLTP di setiap kelurahan. Kebutuhan fasilitas SLTP kelurahan yang melebihi sediaannya dianggap menggunakan fasilitas di kelurahan la in terdekat. Metode yang digunakan dalam perhitungan penggunaan fasilitas SLTP adalah metode P-median dan analisis peta dengan menggunakan ARCINFO. Analisis dilakukan dalam dua periode waktu yaitu tahun 1998 dan 2004, karena lama pendidikan di SD 6 tahun. Hasil yang diperoleh dari studi ini ialah sebagai berikut. Terdapat tiga pola pengelompokan penggunaan fasilitas SLTP, yaitu kelompok kelurahandesa 1 Departemen Teknik Planologi-ITB Studi penentuan lokasi optimal terminal penumpang di kota Padang dikutip dari Http:www.itb.ac.id 17 Desember 2006 2 Loc.cit 18 Margasenang, Pasir Wangi dan Pasir Endah. Kebutuhan fasilitas SLTP baru pada periode pertama tahun 1998 ialah sembilan SLTP, yang dialokasikan untuk kelompok kelurahan Margasenang, dua SLTP di Kujangsari. Untuk kelompok kelurahan Pasir Wangi, dua SLTP di Pasanggrahan, satu SLTP di Cipadung, satu SLTP di Palasari dan satu SLTP di Ujungberung. Untuk kelompok kelurahan Pasir Endah, satu SLTP di. Antapani dan satu SLTP di Mandalajati. Kebutuhan terhadap fasilitas SLTP tahun 2004 ialah sebanyak 11 SLTP. Kelompok Margasenang memperoleh alokasi satu SLTP, ditempatkan di Cipamokolan. Kelompok Pasir Wangi memperoleh enam SLTP, satu SLTP di Mekarmulya, empat SLTP di Cipadung dan satu SLTP di Pasanggrahan.Kelompok Pasir Endah memperoleh alokasi empat SLTP, satu SLTP di Cisaranten Kulon, dua SLTP di Antapani dan satu SLTP di Mandalajati. Selain 1okasinya, diperoleh juga pola penggunaan fasilitas SLTP yaitu pemakaian sendiri, dan pemakaian bersama fasilitas SLTP oleh beberapa kelurahan. Jumlah SLTP yang dibutuhkan di wilaya h Bandung Timur sampai tahun 2004 sebanyak 20 SLTP. Untuk memenuhi kebutuhan ini dapat dilakukan dengan beberapa alternatif, yaitu membangun 20 sekolah baru, penambahan ruangan kelas pada sekolah yang sudah ada, pemakaian SLTP dua kali sehari dua shift dan partisipasi swasta dalam menyediakan fasilitas pendidikan SLTP. Berdasarkan perbandingan hasil studi dengan perkiraan kebutuhan dalam RDTRK dan beberapa standar, dapat disimpulkan bahwa standar yang paling mendekati ialah perkiraan kebutuhan dalam RDTRK, sehingga perkiraan kebutuhan dalam RDTRK dapat diterapkan setelah disesuaikan dengan hasil studi ini. Penyesuaian dilakukan terutama dalam melihat kebutuhan fasilitas SLTP setiap kelurahan, sehingga pelayanan fasilitas SLTP menjadi lebih baik dan lebih mudah dijangkau penduduk. Alifah 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pasar Sebagai Terminal Agribisnis di DKI Jakarta yang bertujuan untuk mencari alternatif lokasi yang paling baik bagi penentuan lokasi optimal dari sebuah terminal agribisnis di DKI Jakarta untuk mencari alternatif yang terbaik. Maka digunakan program komputer Java Applets P-median problem sebagai alat analisisnya, untuk meminimumkan jarak yang akan ditempuh dengan berdasarkan 19 pada bobot masing- masing simpul. Berdasarkan bobot jumlah penduduk, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kelurahan Rawa buaya. Sedangkan berdasarkan bobot jarak, lokasi optimal terletak pada Kelurahan Cengkareng barat.

2.3 Kerangka Penelitian