Faktor Jarak Faktor Bobot Hasil Analisis P-Median .1 Dengan Bobot Jumlah Penduduk

71 f. Kecamatan Bogor Timur sebagai Kota Satelit V, Fungsi utamanya sebagi kegiatan permukiman yang ditunjangoleh kegiatan industri non-polutan serta perdagangan dan jasa.

7.7.2 Faktor Jarak

Pengertian jarak dalam studi ini mengikuti pengertian lokasi relatif, yaitu posisi yang berkenaan dengan posisi lain. Dalam studi kasus ini jarak yang dilihat adalah jarak antar lokasi yang terdapat disetiap kecamatan. Satuan jarak yang dipakai adalah km, sedangkan simpulnya adalah ibukota kecamatan. Asumsi dalam faktor jarak ini hanya mencakup jarak dari ibukota kecamatan dengan aksesibilitas penduduk disekitar atau diwilayah yang terkait.

7.7.3 Faktor Bobot

Pengukuran dari nilai suatu simpul tertentu akan sangat mempengaruhi hasil dari pengolahan dan sangat tergantung pada masalah analisa. Pada penelitian ini faktor bobot yang dilihat sebagai berikut: 1. Jumlah Penduduk Asumsi jumlah penduduk dari tiap kecamatan dapat mewakili suatu lokasi. Sehingga dengan semakin besar jumlah penduduk maka bobot suatu wilayah akan semakin besar pula dan terkait dengan keberadaan suatu RSUD untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 2. Luas Wilayah Luas wilayah yang memadai dianggap merupakan syarat bagi pembangunan RSUD dan akan disesuaikan dengan hasil yang akan diperoleh dengan Metode Analisis P-Median. 7.7.4 Hasil Analisis P-Median 7.7.4.1 Dengan Bobot Jumlah Penduduk Berdasarkan bobot jumlah penduduk, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini terlihat 72 dari hasil olahan program komputer yang menunjukan bahwa Kecamatan Bogor Tengah melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 402,0 dan nilai lower bound 402,0 lampiran 5. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemuk an. Karena pertimbangan lokasi yang telah memiliki fasilitas lengkap dan kepadatan penduduk maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kecamatan Bogor Barat.

7.7.4.2 Dengan Bobot Luas Wilayah

Berdasarkan bobot Luas Wilayah, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini terlihat dari hasil olahan program komputer yang menunjukan bahwa Kecamatan Bogor Tengah melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 424,0 dan nilai lower bound 424,0 lampiran 6. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemukan. Karena pertimbangan lokasi yang telah memiliki fasilitas lengkap dan luas wilayah yang sempit maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kecamatan Tanah Sareal.

7.7.4.3 Dengan Bobot Sama, Pengaruh Jarak

Berdasarkan bobot sama pengaruh jarak, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini terlihat dari hasil olahan program komputer yang menunjukan bahwa Kecamatan Bogor Tengah melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 22,0 dan nilai lower bound 22,0 lampiran 7. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi 73 kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemukan. Karena pertimbangan lokasi yang telah memiliki fasilitas lengkap dan kepadatan penduduk maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kecamatan Tanah Sareal.

7.7.4.4 Hubungan antara Hasil Analisis P-Median dan Skalogram

Penentuan lokasi optimal Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kota Bogor dengan metode P-Median adalah memilih lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai daerah sekitar dengan meminimalkan jarak tempuh. Semakin minimal jarak tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut, maka oleh program akan dipilih suatu lokasi yang paling optimal dan efisien. Metode Skalogram mencoba mengetahui hirarki wilayah berdasarkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Dengan menggabungkan kedua hasil analisis tersebut, maka akan didapat kesimpulan dari hasil analisis Skalogram didapatkan bahwa kecamatan yang memiliki hirarki fasilitas kesehatan yang terendah adalah Kecamatan Tanah Sareal. Dengan berbagai pertimbangan pengadaan RSUD maka dianalisis lokasi optimal dengan metode P-Median. Hasil analisis menunjukan bahwa lokasi optimal RSUD Kota Bogor adalah Kecamatan Bogor Tengah dan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi adalah Kecamatan Tanah Sareal. Analisis ini merupakan analisis dengan bobot jumlah penduduk dan bobot sama pengaruh jarak. Sedangkan dengan bobot luas wilayah alternatif lokasi adalah Kecamatan Bogor Barat. Hasil yang optimal adalah dengan menempatkan RSUD di Kecamatan Tanah Sareal mengingat kecamatan tersebut memiliki skoring terendah dalam hiraki fasilitas kesehatan di Kota Bogor. 7.7.5 Analisis Penentuan Lokasi Optimal Puskesmas Pembantu Kecamatan Tanah Sareal dengan Analisis P-Median Berdasarkan hasil analisis penyebaran dan hirarki fasilitas kesehatan kecamatan di Kota Bogor, menunjukan bahwa Kecamatan Tanah Sareal merupakan Kecamatan yang menempati peringkat terakhir dalam ketersediaan fasilitas kesehatan 74 di Kota Bogor. Dengan alasan tersebut, maka perencanaan penataan fasilitas kesehatan sangat diperlukan. Salah satunya dengan pengadaan puskesmas pembantu. Puskesmas di Kecamatan Tanah Sareal sudah memadai namun untuk puskesmas pembantu yang berfungsi untuk menjangkau penduduk yang jauh dari suatu puskesmas induk dan juga dikarenakan wilayah yang luas dari Tanah Sareal maka pengadaan puskesmas pembantu menjadi suatu kebutuhan. Perencanaan Puskesmas pembantu Pustu menurut Dinas Kesehatan Kota Bogor telah masuk dalam usulan hasil Sarembang Sarasehan Pembangunan Kecamatan Tanah Sareal tahun 2007. Perencanaan Puskesmas berawal dari usulan Sarembang tingkat Kelurahan yang biasanya dilakukan setiap bulan Februari. Setelah itu dibawa ke Sarembang Kecamatan dan Kota untuk membahas kebutuhan Pustu. Setelah disetujui oleh DPRD kemudian diserahkan ke Dinas yang terkait yakni Dinas Kesehatan. Untuk selanjutnya disinkronisasi dengan adanya Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD. Setelah itu ditindak lanjuti dengan Kebijakan Umum Anggaran KUA lalu setelah disetujui oleh DPRD maka dibuat Rencana Kerja Anggaran RKA dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA oleh Dinas Kesehatan. Perencanaan Puskesmas pembantu Pustu di Kecamatan Ta nah Sareal berdasarkan usulan hasil Sarembang Kecamatan Tanah Sareal Tahun 2007 menetapkan Pustu pada Kelurahan Sukaresmi dan Kencana. Alasan perencanaan lokasi Pustu di kelurahan tersebut menurut Dinas Kesehatan adalah adanya usulan masyarakat dalam Sarembang, upaya mendekatkan lokasi dan ketersediaan lokasi. Hal yang sering menjadi permasalahan dalam penentuan lokasi Pustu adalah status tanah, letak dari lokasi yang direncanakan, apakah strategis atau tidak dan ketersediaan Sumberdaya Manusia SDM dalam hal ini tenaga ahli kesehatan. Puskesmas pembantu Pustu mencakup beberapa kelurahan yang mempunyai jarak yang cukup jauh dari puskesmas induk. Cakupan sebuah Pustu yang meliputi beberapa kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal dapat dilihat dalam tabel. 75 Tabel 26. Puskesmas, Pustu dan Kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal No Puskesmas Puskesmas Pembantu Kelurahan 1 Tanah Sareal Tanah Sareal 2 Pondok Rumput Kebon Pedes 3 Kedung Badak Kedung Waringin Kedung Badak Kedung Jaya Kedung Waringin 4 Kayu Manis Kayu Manis Cibadak Kencana 5 Mekar Wangi Mekar Wangi Suka Resmi Suka Damai Mekar Wangi Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bogor, 2004 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Tanah Sareal yang memiliki wilayah yang cukup luas, hanya memiliki 2 Pukesmas pembantu Pustu dengan 11 kelurahan. Hal ini menandakan bahwa keberadaan puskesmas pembantu di Kecamatan Tanah Sareal memang merupakan kebutuhan, mengingat jumlah kelurahan yang cukup banyak dan wilayah yang cukup luas. sampai tahun 2005 Kecamatan Tanah Sareal hanya mempunyai 2 Puskesmas pembantu yang menjangkau 6 kelurahan. Sementara kelurahan yang tidak tercakup oleh 2 Pustu itu mengandalkan pada pelayanan Puskesmas induk. Faktor jarak yang digunakan adalah jarak antar kelurahan yakni antar kantor kelurahan. Dengan asumsi bahwa kantor kelurahan merupakan pusat pelayanan sosial dan pusat pemerintahan. Bobot yang digunakan adalah bobot jumlah penduduk, luas wilayah dan bobot sama pengaruh jarak. 76 Hasil Analisis P-Median 7.7.5.1 Dengan Bobot Jumlah Penduduk Berdasarkan bobot jumlah penduduk, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kelurahan Suka Damai . Hal ini terlihat dari hasil olahan program komputer yang menunjukan bahwa Kelurahan Suka Damai melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 157,0 dan nilai lower bound 157,0 lampiran 9.. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemukan. Karena pertimbangan lokasi yang telah dicakup oleh puskesmas pembantu dan kepadatan penduduk maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kelurahan Kayu Manis.

7.7.5.2 Dengan Bobot Luas Wilayah

Berdasarkan bobot Luas Wilayah, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kelurahan Suka Damai. Hal ini terlihat dari hasil olahan program komputer yang menunjuk an bahwa Kelurahan Suka Damai melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 188,0 dan nilai lower bound 188,0 lampiran.10. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemukan. Karena pertimbangan lokasi yang telah dicakup oleh puskesmas pembantu dan luas wilayah yang sempit maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kelurahan Kayu Manis.

7.7.5.3 Dengan Bobot Sama, Pengaruh Jarak

Berdasarkan bobot sama pengaruh jarak, hasil perhitungan program menunjukkan bahwa lokasi optimal pada Kelurahan Suka Damai. Hal ini terlihat dari 77 hasil olahan program komputer yang menunjukan bahwa Kelurahan Suka Damai melalui satu kali iterasi dengan nilai upper bound 18,0 dan nilai lower bound 18,0 lampiran 11. Nilai upper bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari skenario sedangkan nilai lower bound menunjukan nilai estimasi kemungkinan terbaik dari skenario. Karenanya nilainya sama, menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah ditemukan. Karena pertimbangan lokasi yang telah me miliki fasilitas lengkap dan kepadatan penduduk maka dicarikan alternatif lokasi lain dengan asumsi 2 lokasi. Untuk hasil lokasi optimal kedua adalah Kelurahan Kayu Manis.

7.8 Keterkaitan antara Usulan Sarembang Kecamatan Tanah Sareal Tahun