membentuk zat warna pada reaksi browning, serta memberikan tekstur yang lembut ketika dikonsumsi smooth moutfhfeel. Dalam pembuatan
tablet, maltodekstrin dapat mensubstitusi laktosa dan tepung susu dalam jumlah tertentu.
2. Bahan pengikat
Fungsi dari zat pengikat adalah menyatukan berbagai granula bahan tertentu yang terbentuk akibat proses granulasi. Pengikat juga pendukung
terbesar bagi kekerasan akhir dari tablet. Tipe dan konsentrasi bahan pengikat juga berpengaruh terhadap kekuatan intergranular, yang
merupakan kekuatan pengikat antar granula, sehingga akan terjadi kekompakan masing-masing partikel dengan saling mengikat satu sama
lain dari permukaan butir granulat yang bergerigi Lieberman et al.,1990. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih
efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan. Bahan pengikat yang umumnya dipakai adalah metilselulosa, sukrosa, povidon,
karboksimetilselulosa, gum akasia, gelatin dan pasta pati terhidrolisis Ansel, 1989. Menurut Liberman et al. 1990, bahan-bahan tersebut
efektif dalam meningkatkan kekuatan intergranular dan pada saat yang sama membantu untuk meningkatkan karakteristik ringan dan tekstur
permukaan dari permen ketika terlarut dalam rongga mulut. Pasta tapiokakanji merupakan bahan yang sering dipakai sebagai
bahan pengikat. Pasta tapiokakanji dibuat dengan mendispersikan tapiokakanji ke dalam air, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Pasta yang bening cenderung lebih baik daripada larutan yang jernih Lachman et al., 1994.
3. Bahan Pelincir
Bahan pelincir adalah zat yang bertujuan untuk mengurangi gesekan selama proses pencetakan dan mencegah massa tablet melekat pada
cetakan. Zat pelincir yang banyak dijumpai adalah talk, asam stearat, garam-garam stearat dan derivatnya. Bentuk garam yang paling banyak
dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat Lieberman et al.,1994.
Jumlah pelincir yang digunakan untuk membuat tablet berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Umumnya penggunaan bahan pelincir
mulai dari yang sedikit 0.1 berat tablet sampai 5 Ansel, 1989. Menurut Martindale 1982, magnesium stearat banyak digunakan
dalam bedak kulit dan kosmetik, dalam bentuk krim untuk mengobati iritasi kulit, serta sering ditambahkan sebagai bahan pelicin dalam
pembuatan tablet. Magnesium stearat dengan rumus kimia MgC
18
H
35
O
2 2
merupakan salah satu pelincir yang digunakan pada pembuatan tablet hisap. Antirekat
pelincir atau zat pelincir adalah zat yang meningkatkan aliran bahan pada cetakan serta membuat tablet lebih halus dan mengkilap Ansel,1989.
4. Bahan aktif