kemukus, serta uji kandungan minyak kemukus dengan menggunakan metode GCMS. Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Penentuan perbandingan sorbitol dan minyak kemukus
Penentuan perbandingan konsentrasi sorbitol dan kemukus dilakukan dengan cara trial and error. Dari hasil yang diperoleh kemudian dilakukan
uji organoleptik terhadap rasa guna mengetahui formula yang paling baik dan diterima oleh konsumen, yang akan digunakan pada penelitian utama.
Uji ini dilakukan oleh 15 orang panelis.
2. Penelitian Utama
Di dalam penelitian utama dilakukan pembuatan tablet pastiles minyak kemukus, pengujian terhadap permen tablet yang dihasilkan baik secara
fisik maupun kimia, uji toksisitas, serta uji hedonik guna mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk. Pada uji hedonik produk,
panelisnya adalah mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Karena sediaan tablet pastiles merupakan salah satu jenis tablet hisap, maka standar yang
digunakan sebagai kontrol adalah standar yang berlaku untuk tablet hisap.
a. Pembuatan produk
Pembuatan permen tablet pastiles dengan bahan aktif minyak kemukus dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan metode kempa
langsung, granulasi kering dan granulasi basah. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode granulasi basah, karena bahan-
bahan yang digunakan dalam formulasi tersedia dalam bentuk yang berbeda-beda sehingga harus digranulasikan untuk menyeragamkan
distribusi bahan-bahan dan menyeragamkan ukuran. Adapun diagram alir pembuatan permen tablet pastiles dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan permen tablet pastiles minyak kemukus Analisa tablet
Pencetakan
Tablet pastiles
Pengayakan kering, mesh 40
Magnesium stearat
Bahan kasar 40
Pencampuran Pengayakan basah,
20 mesh Pengeringan suhu
40°C selama 1 jam pewarna
Pengadukan dan pemanasan hingga suhu
52°C
Minyak kemukus
Sorbitol serbuk, maltodekstrin
Larutan kanji
kanji Aquades
Larutan homogen
Bahan kasar .20 mesh
Prosedur pembuatan permen tablet pastiles pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lakukan penimbangan terhadap bahan-bahan yang akan digunakan dalam formulasi produk. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan
neraca analitik empat digit. 2. Setelah semua bahan yang akan digunakan ditimbang selanjutnya
dilakukan pencampuran. 3. Tahap pertama pencampuran adalah pembuatan larutan pengikat.
Larutan pengikat dibuat dengan mencampur aquades, kanji sebagai bahan pengikat dan pewarna. Kemudian dilakukan pemanasan disertai dengan
pengadukan hingga suhu 52
o
C agar pati kanjitapioka mengalami gelatinisasi sehingga membentuk gelpasta Laura, 2005. Penambahan
bahan pewarna pada pembuatan larutan pengikat bertujuan supaya penyebaran warna merata.
4. Ke dalam larutan kanji atau pasta kanji yang dihasilkan kita tambahkan minyak kemukus sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam formulasi.
Lakukan pengadukan hingga tercampur merata Larutan A. 5. Ke dalam larutan A, kita tambahkan maltodekstrin dan sorbitol sedikit
demi sedikit sambil diaduk hingga diperoleh campuran yang homogen dengan kelembaban yang tepat, seperti tanah basah.
6. Setelah itu kita lakukan pengayakan basah menggunakan ayakan dengan ukuran 20 mesh. Pada pengayakan basah akan dihasilkan granula tablet
dengan ukuran yang agak besar. Pengayakan basah ini bertujuan untuk memudahkan penguapan air.
7. Setelah tahap pencampuran, tahap berikutnya adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk menguapkan pelarut yang digunakan dalam
proses pembuatan granula dan untuk mengurangi kelembaban hingga tingkat optimum. Suhu dan waktu pengeringan tergantung dari jenis bahan
yang digunakan. Pada penelitian ini, pengeringan dilakukan dengan oven bersuhu 40
o
C selama 1 jam. Waktu yang relatif sebentar dengan suhu yang rendah dilakukan untuk mencegah menguapnya minyak kemukus yang
bersifat volatil. Cairan yang tidak teruapkan dalam proses pengeringan
akan mempengaruhi kadar air produk dan tablet yang dihasilkan akan bersifat rapuh dan mudah terbelah.
8. Setelah pengeringan, dilanjutkan pengayakan kering menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 40, dengan tujuan memperkecil ukuran
granula tablet dan menyempurnakan proses pengeringan tablet. Ukuran tablet yang kecil membutuhkan granula dengan ukuran yang kecil pula.
9. Tambahkan Magnesium stearat ke dalam granula kering yang dihasilkan. Penambahan bahan ini bertujuan untuk melapisi granula tablet,
sehingga dapat mencegah menempelnya granula pada alat pencetak tablet ketika dilakukan pencetakan. Selain itu akan meningkatkan kecepatan alir
granula sehingga distribusi granula pada waktu pencetakan dapat seragam. 10. Granula tablet yang telah homogen kemudian dicetak sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin pencetak tablet. Terdapat berbagai macammesin
pencetak tablet, masing-masing berbeda kapasitas produksinya akan tetapi memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu pencetakan granula menjadi tablet
dengan proses pengempaan yang dilakukan oleh gerakan punch atas dan bawah. Pada penelitian kali ini, mesin yang digunakan adalah mesin tablet
dengan punch tunggal yang digerakkan dengan tangan aatu mesin yang akan menghasilkan sebuah tablet begitu kedua punch bersatu.
11. Selanjutnya dilakukan analisis fisik dan kimia terhadap tablet yang dihasilkan.
3. Rancangan percobaan