Uji Hedonik Terhadap Aroma Uji Hedonik Terhadap Rasa

8.2. Uji Hedonik Terhadap Aroma

Aroma merupakan hasil rangsangan kimia dari syaraf-syaraf olfaktori yang berada di bagian akhir rongga hidung. Aroma merupakan bau yang tercium karena sifatnya yang volatil Sletser,1995. Menurut Lachman et al. 1994, aroma merupakan salah satu ciri khas dalam sediaan tablet, karena biasanya setiap sediaan memiliki aroma yang khas. Aroma pada permen tablet pastiles dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, tetapi aroma yang mendominasi adalah aroma dari minyak atsiri kemukus. Dari hasil uji hedonik terhadap aroma permen tablet pastiles, dapat diketahui bahwa respon kesukaan dari tiap panelis terhadap aroma produk hampir sama yaitu dalam rentang nilai 3.4-3.67 atau dapat diartikan antara tidak suka hingga netral. Penilaian yang relatif sama tersebut dikarenakan aroma yang keluar dari produk didominasi oleh aroma minyak kemukus, yang bersifat volatil. Histogram uji hedonik terhadap aroma permen tablet pastiles minyak kemukus dapat dilihat pada Gambar 8. 3.67 3.4 3.5 3.4 3.37 3.57 3.53 3.53 3.6 1 2 3 4 5 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 Perlakuan S kor ke suka an Gambar 8. Histogram kesukaan panelis terhadap aroma permen tablet pastiles minyak kemukus Hasil uji Kruskall-Wallis terhadap aroma permen tablet pastiles minyak kemukus Lampiran 13 menyatakan bahwa formulasi produk yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap aroma permen tablet yang dihasilkan P0.05. Hasil tersebut dikarenakan aroma minyak kemukus relatif mendominasi keseluruhan aroma tablet, sehingga aroma yang tercium sama, yaitu aroma kemukus.

8.3. Uji Hedonik Terhadap Rasa

Rasa merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan konsumen untuk menerima atau menolak suatu produk pangan. Rasa dimulai melalui tanggapan rangsangan indera pencicip hingga akhirnya terjadi keseluruhan interaksi antara sifat aroma, rasa dan tekstur sebagai keseluruhan rasa makanan. Pada uji hedonik terhadap rasa dapat diketahui bahwa tingkat penerimaan terhadap rasa produk berbeda-beda. Produk yang paling disukai adalah produk dari formula A3B1 dengan nilai rata- rata 4.4 sedangkan produk yang mendapatkan penilaian paling kecil adalah produk yang dihasilkan dari formula A3B3 dengan nilai rata-rata 3.27. Histogram tingkat kesukaan panelis terhadap rasa permen tablet pastiles dapat dilihat pada Gambar 9. 4.33 4.1 3.33 3.43 4.1 3.63 4.4 3.8 3.27 1 2 3 4 5 6 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 Perlakuan S k or kesukaa n Gambar 9. Histogram kesukaan panelis terhadap rasa permen tablet pastiles minyak kemukus Hasil Uji Kruskall-Wallis terhadap rasa produk permen tablet pastiles minyak kemukus Lampiran 15 menyatakan bahwa formula produk yang berbeda berpengaruh nyata terhadap rasa permen tablet pastiles yang dihasilkan P0.05. Uji lanjut menunjukkan bahwa permen tablet pastiles yang dihasilkan dari formula pertama yaitu A1B1 menghasilkan rasa yang berbeda nyata dengan rasa yang dihasilkan permen tablet pastiles dari formula A1B3, A2B1, A2B3, A3B2 dan A3B3. Selain itu, formula kedua yaitu A1B2 juga menghasilkan rasa yang berbeda nyata dengan tablet yang dihasilkan dari formula A1B3, A2B1, dan A3B3. Rasa yang berbeda juga terjadi antara permen tablet yang dihasilkan dari formula A1B3 dengan permen tablet yang dihasilkan dari formula A2B2 dan A3B1. Perbedaan rasa juga terjadi pada permen tablet yang dihasilkan dari formula A2B1 dengan tablet dari formula A2B2 dan A3B1. Hal serupa juga terjadi pada permen tablet dari formula A2B2 dengan A3B3, permen tablet dari formula A3B1 juga memberikan sensasi rasa yang berbeda dengan permen tablet dari formula A2B3 dan A3B2. Perbedaan rasa juga terjadi pada permen tablet hasil dari formula A3B1 dengan permen tablet hasil dari formula A2B3 , A3B2 danA3B3, dan pada permen tablet yang dihasilkan dari formula A3B2 dengan permen tablet hasil formulasi A3B3. Tingkat kesukaan menunjukkan penurunan dengan meningkatnya konsentrasi penggunaan minyak kemukus. Semakin tinggi konsentrasi minyak kemukus yang digunakan menyebabkan rasa pahit yang terasa semakin kuat, hal itulah yang menyebabkan terjadinya penurunan kesukaan terhadap produk.

8.4. Uji Hedonik Terhadap Tekstur