Jumlah pelincir yang digunakan untuk membuat tablet berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Umumnya penggunaan bahan pelincir
mulai dari yang sedikit 0.1 berat tablet sampai 5 Ansel, 1989. Menurut Martindale 1982, magnesium stearat banyak digunakan
dalam bedak kulit dan kosmetik, dalam bentuk krim untuk mengobati iritasi kulit, serta sering ditambahkan sebagai bahan pelicin dalam
pembuatan tablet. Magnesium stearat dengan rumus kimia MgC
18
H
35
O
2 2
merupakan salah satu pelincir yang digunakan pada pembuatan tablet hisap. Antirekat
pelincir atau zat pelincir adalah zat yang meningkatkan aliran bahan pada cetakan serta membuat tablet lebih halus dan mengkilap Ansel,1989.
4. Bahan aktif
Beberapa permen tablet dibuat dengan menambahkan bahan aktif atau bahan obat tertentu untuk menambah keunggulan produk atau untuk
memberikan efek farmakologis yang bisa berfungsi mengobati penyakit- penyakit ringan yang umum. Granulasi dari permen tablet bisa memakai ±
20-60 bahan-bahan aktif sebagai bagian dari formulasi Lieberman et al., 1994.
Menurut Fuller 1920, buah kemukus mengandung senyawa yang berguna untuk pengobatan selaput lendir. Ekstrak atau oleoresin kemukus
telah digunakan secara luas untuk pengobatan gonorrhea, radang selaput lendir dan tenggorokan, serta peradangan urinaria. Menurut
www.henriettesherbal.com, penggunaan minyak kemukus dalam pembuatan obat adalah 5-20 bobot tablet.
5. Bahan pemberi warna
Penggunaan zat pewarna bertujuan memberi keuntungan bagi produk akhir. Pewarna dapat menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi
hasil produksi, dan membuat suatu produk menjadi lebih baik.Pelarut dan pewarna dapat digunakan untuk mewarnai tablet yang terpadatkan. Pelarut
dan pewarna dapat ditambahkan kepada campuran bubuk sewaktu pembuatan granulasi basah. Larutan pewarna dapat ditambahkan dalam
solusi granulasi dan dengan pengikat Lieberman et al., 1994.
III. METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak atsiri kemukus Piper cubeba Linn. yang dihasilkan dari penyulingan biji
kemukus yang berasal dari daerah Purwojero Jawa Tengah, sorbitol serbuk yang berasal dari toko bahan kimia Chem-Mix Pratama
Yogyakarta, magnesium strearat dari Toko bahan kimia Bratachem Jakarta, maltodekstrin; kanjiamilum; dan pewarna makanan Green dari
toko bahan kimia Setia Guna Bogor dan aquades. Selain itu, digunakan pula bahan-bahan kimia untuk analisa seperti etanol netral 95, indikator
PP, KOH 0.1 N, KOH 0.5 N, HCl 0.5 N, NaOH 0.1 N, dan alkohol. Gambar bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah oven
listrik, gelas piala, pipet volumetrik 25 ml dan 10 ml, gelas Erlenmeyer, gelas ukur 100ml, labu ukur, sudip, ayakan, hot plate, alat pencetak tablet,
neraca analitik, loyang, piknometer, cawan alumunium, cawan porselen, buret, refraktometer, polarimeter, penetrometer, dan friabilimeter, dan
hardness tester.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
1. Penelitian Pendahuluan