Hasil Penelitian Terdahulu Analisis kelayakan finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Dalam usahatani gambir tersebut kegiatan pengolahan hasil merupakan salah satu tahap yang sangat penting, karena tahap inilah yang akan sangat menentukan besar kecilnya perolehan hasil baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada prinsipnya kegiatan pengolahan hasil terdiri dari beberapa tahapan kerja yang meliputi perebusan bahan mentah, pengempaan, pengendapan, penirisan, percetakan, dan pengeringan Yuhono, 2003. Proses pengolahan hasil tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengolahan yang sederhana, berupa kempa atau kampo yang terbuat dari dua bilah kayu besar berbentuk huruf V dengan panjang kayu sekitar 3 meter. Selain memberikan hasil yang relatif bermutu rendah serta membutuhkan waktu yang relatif lama, operasionalisasi alat ini cukup sulit karena membutuhkan tenaga yang besar terutama dalam pengangkatan palu seberat 15 kg Yuhono, 2003.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Ermiati 2004 meneliti tentang budidaya, pengolahan hasil, dan kelayakan usahatani gambir di Desa Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota- Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya, tingkat pengolahan hasil, tingkat kelayakan usahatani, besar pendapatan petani dari usahatani serta faktor-faktor penghambat pengembangan di wilayah penelitian tersebut. Hasil analisis usahatani pada tingkat diskonto 15 persen, menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani di Desa Solok Bio-Bio Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota- Sumatera Barat menguntungkan dan layak untuk dikembangkan karena indikator kelayakan Net Present Value NPV bernilai positif, yaitu Rp 9.763.532,- . Nilai Net BC Ratio lebih dari satu, yaitu sebesar 1,22. Kemudian, untuk tingkat pengembalian investasi IRR pada tingkat diskonto 15 persen adalah sebesar 43 persen. Yuhono 2003 meneliti tentang pendapatan usahatani dan pemasaran gambir di Desa Manggilang, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten Lima Puluh Kota-Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan usahatani dan pendapatan serta pemasaran dari usahatani gambir di wilayah penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani gambir, teknik budidaya dan pengolahan masih bersifat tradisional, yang merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu, rendemen dan pendapatan petani. Dari hasil analisis usahatani tersebut, pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp 4.840.625,- per hektar per tahun, sedangkan pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 6.238.125,- per hektar per tahun, BC rasio atas biaya total sebesar 1,69 dan atas biaya tunai sebesar 2,11. Pemasaran yang terjadi masih cukup efisien, ditunjukkan oleh marjin harga yang diterima petani cukup tinggi yaitu sebesar 67 persen, besarnya marjin pemasaran antara lembaga-lembaga pemasaran seimbang yaitu antara 12,49 persen hingga 20,88 persen, dan keuntungan dari lembaga pemasaran berkisar antara 10 persen hingga 20 persen. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Usahatani