Tabel 22 Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Jual Getah Gambir Kering Sebesar 60 Persen
Kriteria Kondisi Awal
Kondisi Setelah Perubahan
Besar Perubahan NPV
Rp 99.830.191,00 Rp -17.785.643,00
Rp -117.615.834,00
IRR 77,54
-5,67 -83,21
Net BC
7,25 0,24
7,01
Berdasarkan Tabel 22 dapat dilihat bahwa apabila terjadi penurunan harga jual getah gambir kering sebesar 60 persen, maka Nilai NPV yang diperoleh
mengalami penurunan sebesar Rp 117.615.834,00 menjadi Rp -17.785.643,00 yang berarti usahatani gambir mengalami kerugian sebesar Rp 17.785.643,00
Nilai IRR yang diperoleh turun sebesar 83,21 persen menjadi -5,67 persen. Nilai IRR tersebut menunjukkan bahwa pada saat tingkat diskonto sebesar -5,67 persen,
maka nilai NPV proyek sama dengan nol. Selain itu, nilai Net BC yang diperoleh turun sebesar 7,01 menjadi 0,24, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap
Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih net benefit sebesar Rp 0,24. Nilai-nilai ini tidak memenuhi syarat kelayakan dan apabila
terjadi penurunan harga jual getah gambir kering sebesar 60 persen usahatani gambir tidak layak untuk dilaksanakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
usahatani gambir memiliki resiko yang tinggi.
b. Kenaikan Harga Kayu Bakar Sebesar 50 persen
Kenaikan harga kayu bakar sebesar 50 persen menyebabkan harga kayu bakar meningkat dari Rp 950,00potong menjadi Rp 1.425,00potong, sehingga
berdampak pada kenaikan biaya kayu bakar. Pada tahun pertama biaya kayu bakar sebesar Rp 1.092.405,00 sedangkan biaya kayu bakar pada tahun kedua
sampai dengan tahun kesepuluh masing-masing sebesar Rp 3.277.215,00. Besar perubahan tersebut berdasarkan pada rata-rata kenaikan harga kayu bakar dalam
kurun waktu tiga tahun terakhir. Hasil analisis sensitivitas akan menunjukkan perubahan pada Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net
Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PBP. Besarnya nilai
perubahan dari kriteria-kriteria kelayakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 23, Sedangkan rincian perhitungan cash flow dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 23 Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Kayu Bakar Sebesar 50 Persen
Kriteria Kondisi Awal
Kondisi Setelah Perubahan
Besar Perubahan NPV
Rp 99.830.191,00 Rp 94.429.518,00
Rp -5.400.673,00
IRR 77,54
74,31 -3,23
Net BC
7,25 6,91
-0,34 PBP
1 tahun 11,6 bulan 2 tahun 0,43 bulan
0,83 bulan
Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa apabila terjadi kenaikan harga kayu bakar sebesar 50 persen, maka Nilai NPV yang diperoleh mengalami
penurunan sebesar Rp 5.400.673,00 menjadi Rp 94.429.518,00 yang berarti usahatani gambir memperoleh keuntungan sebesar Rp 94.429.518,00 Nilai IRR
yang diperoleh turun sebesar 3,23 persen menjadi 74,31 persen. Nilai IRR tersebut menunjukkan bahwa pada saat tingkat diskonto sebesar 74,31 persen, maka nilai
NPV proyek sama dengan nol. Selain itu, nilai Net BC yang diperoleh turun sebesar 0,34 menjadi 7,25, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih net benefit sebesar Rp 7,25. Payback period yang dihasilkan meningkat sebesar 0,83 bulan menjadi 2
tahun 0,43 bulan. Nilai-nilai ini masih memenuhi syarat kelayakan, sehingga jika
terjadi kenaikan harga kayu bakar sebesar 50 persen usahatani gambir tetap layak untuk dilaksanakan.
c. Kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen