Budidaya Gambir Analisis kelayakan finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

VI KERAGAAN USAHATANI GAMBIR

6.1 Budidaya Gambir

Gambir merupakan salah satu tanaman perdu dengan ketinggian antara 1,5 meter sampai dengan 2 meter, warna batang coklat muda hingga coklat tua, percabangan banyak dengan sudut 30 o hingga 50 o , daun berbentuk oval dengan warna daun hijau muda hingga coklat muda. Gambir dapat dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan air laut, memerlukan cahaya matahari yang banyak dengan curah hujan diantara 2.500 mm – 3.000 mm per tahun, dimana 200 mm – 450 mm pada bulan kering setiap tahun. Tanaman gambir tidak menghendaki tanah yang subur, namun biasanya dapat digunakan tanah hutan berawa yang berwarna kuning dan mudah meresap air karena tanaman gambir tidak tahan pada lahan yang tergenang air. a. Pembibitan Tahap pertama dan menentukan keberhasilan dari suatu kegiatan budidaya tanaman gambir adalah pembibitan. Kegiatan pembibitan dilakukan oleh petani gambir di Desa Toman pada bulai Mei sampai Juni dengan pertimbangan bahwa kegiatan pembibitan berlangsung selama tiga bulan, sehingga kegiatan penana man dapat dilakukan pada bulan Agustus sampai September atau awal dari musim hujan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembibitan gambir adalah: 1. Persiapan bibit. Sumber bibit berasal dari biji tanaman gambir yang berusia lebih dari lima tahun. Sebelum disemai, biji tersebut terlebih dahulu dikeringkan dengan cara dijemur selama satu hari. Bentuk biji yang telah kering sangat kecil, seperti serbuk menyerupai bulir-bulir biji alang-alang. 2. Persiapan tempat persemaian. Sebelum biji disemai, terlebih dahulu dipersiapkan tempat persemaian. Lokasi tempat persemaian biasanya tidak jauh dengan areal penanaman gambir atau di belakang rumah petani. Tempat persemaian berupa lubang berbentuk lingkaran seperti baskom dengan kedalaman 30 – 40 cm. Untuk keperluan penanaman satu ha gambir diperlukan lubang pembibitan sebanyak dua – tiga lubang untuk menghasilkan 3.000 – 4.000 rumpun. Sebelum lubang tersebut ditaburi biji gambir yang telah kering, terlebih dahulu lubang tersebut diberi air, kemudian diaduk-aduk sehingga dasar lubang menjadi berlumpur. 3. Persemaian. Dasar lubang yang telah berlumpur tersebut, kemudian seluruhnya ditaburi biji gambir yang berbentuk serbuk. Setelah itu, lubang persemaian ditutup dengan daun pisang dan batang pisang agar tidak terkena hujan secara langsung. Dalam jangka waktu dua sampai dengan empat minggu, lubang tersebut dibuka, seluruh biji sudah pecah dan keluar kecambah. Setelah itu, dilakukan perawatan kecambah dengan cara memberikan daun pelindung agar tidak terkena matahari secara langsung dan melakukan penyiraman dengan cara dipercikkan air, terutama apabila hari tidak hujan sebanyak + dua kali penyiramanhari. Lama perawatan sekitar tiga bulan, sejak pertama kali biji ditaburkan ke dalam lubang persemaian. 4. Panen dan pengangkutan. Bibit gambir yang telah berumur sekitar tiga bulan di persemaian dengan tinggi sekitar dua jari tangan sudah siap dipindahkan ke areal penanaman. Panen bibit gambir dilakukan dengan cara dicabut secara hati-hati tanpa merusak akar. Setelah itu, dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari gedebong pisang berbentuk keranjang persegi panjang yang seluruh sisinya tertutup rapat. Dengan wadah tersebut, bibit bisa bertahan hidup selama satu hari sebelum ditanam ke lahan. Pengangkutan bibit yang sudah dimasukkan dalam satu wadah tersebut dari tempat persemaian ke areal penanaman dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan. b. Penanaman Penanaman gambir di Desa Toman pada umumnya dilakukan dengan membuka hutan sekunder. Kegiatan persiapan lahan dilakukan dengan cara tebas tebang, pembakaran, pembersihan sisa-sisa hasil pembakaran mandu dan pembuatan lubang tanam. Kegiatan tebas tebang dan membuat lubang tanam dilaksanakan dengan sistem upah, sedangkan kegiatan pembakaran, penjagaan pada saat pembakaran dan pembersihan sisa-sisa pembakaran dilakukan secara gotong royong. Pembuatan lubang tanam dalam satu ha sebanyak 3.000–4.000 lubang dilakukan dengan cara menugal dengan kayu yang telah diruncingkan. Kedalaman lubang sekitar 40 cm dengan lebar lubang sesuai dengan ukuran kayu tugalan. Jarak antar lubang penanaman jarak tanam yang diterapkan sebesar 1,5 m x 1,5 m. Setelah pembuatan lubang tanam selesai, kemudian dilakukan penanaman bibit gambir. Bibit gambir dikeluarkan dari wadah gedebong pisang satu persatu, kemudian dimasukkan dalam lubang tanam. Dalam satu lobang tanam terdapat dua bibit gambir. Cara penanaman dilakukan dengan menempel bibit gambir ditekan dengan tangan dan ditempel dengan tanah pada dua sisi lubang pada kedalaman 2–5 cm dari atas permukaan lubang bibit gambir tidak nampak di permukaan tanah, sehingga kedalaman lubang antara 5–40 cm adalah kosong. Adanya lubang yang kosong di bagian bawah tersebut dimaksudkan agar akar bibit gambir tidak terkena genanga n air hujan yang berada di bawah lubang. Lubang-lubang yang sudah ada bibit gambirnya, kemudian ditutup dengan ranting-ranting kayu untuk melindungi dari panas matahari. Secara perlahan-lahan alamiah akibat air hujan, lubang-lubang tanaman gambir tersebut akan terisi dengan tanah yang mengandung bahan makanan alami dan bibit gambir sudah mulai tumbuh dan memiliki akar serabut yang cukup kuat. c. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman gambir yang dilakukan petani adalah penyiangan dan pemberantasan hama penyakit, apabila diperlukan. Sebagian besar petani tidak melakukan pemupukan dan ada hanya sebagian kecil yang melakukan pemupukan dengan menabur sisa-sisa daun gambir yang telah selesai diproses dalam pengolahan atau melakukan pemupukan dengan pupuk buatan pabrik NPK. Kegiatan penyiangan dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun dengan membersihkan tanaman liar yang ada di sekitar tanaman gambir dengan cara mencabut akar tanaman liar tersebut. Penyiangan tersebut sangat bermanfaat bagi tanaman gambir karena akan mengurangi persaingan dengan tanaman liar dalam memperebutkan unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah. Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman gambir, namun pada umumnya serangannya tidak cukup berarti dan masih dapat diatasi oleh petani. Hama yang sering ditemui adalah sejenis lundi larva kumbang dalam tanah, ulat daun, hama kepih, dan hama belalang. Penyemprotan hama tersebut dilakukan dengan pestisida. d. Panen Panen tanaman gambir dalam bentuk daun yang masih muda. Panen pertama tanaman gambir terjadi pada saat tanaman berusia delapan bulan. Tanaman gambir dipetik oleh tenaga panen dengan menggunakan pisau khusus panen dan hasilnya dikumpulkan di dalam keranjang panen yang dibawa oleh masing-masing tenaga panen. Waktu pemetikan daun gambir dimulai pukul 5 – 10 pagi, kemudian hasil tersebut langsung diolah oleh tenaga panen di unit pengolahan gambir milik petani atau eksportir lokal sampai pukul dua siang. Panen kedua terjadi pada saat tanaman gambir berusia 12 bulan, kemudian dalam setiap empat bulan sekali akan terjadi panen atau dalam satu tahun terjadi tiga kali panen.

6.2 Pengolahan Gambir