Pengolahan Gambir Analisis kelayakan finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

d. Panen Panen tanaman gambir dalam bentuk daun yang masih muda. Panen pertama tanaman gambir terjadi pada saat tanaman berusia delapan bulan. Tanaman gambir dipetik oleh tenaga panen dengan menggunakan pisau khusus panen dan hasilnya dikumpulkan di dalam keranjang panen yang dibawa oleh masing-masing tenaga panen. Waktu pemetikan daun gambir dimulai pukul 5 – 10 pagi, kemudian hasil tersebut langsung diolah oleh tenaga panen di unit pengolahan gambir milik petani atau eksportir lokal sampai pukul dua siang. Panen kedua terjadi pada saat tanaman gambir berusia 12 bulan, kemudian dalam setiap empat bulan sekali akan terjadi panen atau dalam satu tahun terjadi tiga kali panen.

6.2 Pengolahan Gambir

Pengolahan gambir di Desa Toman secara umum masih menerapkan teknologi tradisional, meskipun sudah menggunakan mesin penghancur daun gambir. Teknologi pengolahan gambir yang lebih modern pernah diuji coba oleh BPPT di Desa Toman, tetapi pada saat ini peralatan yang digunakan sudah banyak yang rusak dan tidak digunakan lagi oleh petani karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani sehingga menyebabkan kurangnya perawatan terhadap mesin- mesin tersebut. Gambaran pengolahan gambir yang terjadi di Desa Toman adalah sebagai berikut : a Proses Pengolahan Teknologi Proses pengolahan gambir di Desa Toman yang dilakukan secara tradisional tersebut dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : 1. Daun gambir yang baru dipetik dari kebun, kemudian dipotong-potong dirajang dengan menggunakan parang hingga berbentuk potongan-potongan kecil. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses penggilingan daun oleh mesin penggiling. 2. Daun gambir yang telah selesai dirajang, kemudian direbus rebusan pertama sampai warna daun berubah menjadi kuning, yaitu sekitar 15 menit. Setelah itu, dimasukkan ke dalam keranjang yang siap untuk digiling. 3. Daun gambir dalam keadaan panas, kemudian digiling dengan menggunakan mesin penggiling sampai halus yaitu sekitar tiga kali penggilingan. 4. Daun gambir halus yang telah digiling, kemudian direbus kembali rebusan kedua dalam kuali dan diaduk-aduk selama + 20 menit untuk menghasilkan air getah pertama. 5. Air getah pertama dialirkan ke pasu panjang yang terbuat dari kayu sebagai penampung, sedangkan daun hasil rebusannya dimasukkan dalam keranjang rotan untuk dipress agar mengeluarkan getah. 6. Air yang mengandung getah di pasu panjang, kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam pasu kecil, kemudian diendapkan selama satu malam. Hasil endapan dimasukkan ke dalam karung, kemudian dipress untuk mengeluarkan kandungan airnya, sehingga dalam waktu 15 menit menghasilkan endapan beku. 7. Endapan beku tersebut, kemudian dicairkan lagi dengan cara dipanaskan sekitar setengah jam. Cairan yang dihasilkan, kemudian dimasukkan ke dalam bak pembekuan dan didiamkan selama kurang lebih enam jam, kemudian cairan yang membeku dipotong-potong dalam bentuk irisan-irisan. Setelah agak keras, irisan tersebut dipisah-pisah untuk dikeringkan selama dua hari musim panas dan apabila musim hujan bisa mencapai 3 – 4 hari. Irisan-irisan gambir tersebut disebut jaras yang siap dijual. 8. Ampas sisa daun hasil rebusan kedua yang telah dipress, kemudian direbus kembali rebusan ketiga untuk menghasilkan air getah kedua. Proses pengolahan selanjutnya sama dengan proses pengolahan air getah pertama. Air sisa rebusan tersebut dipakai untuk merebus hari berikutnya. Dengan demikian dalam satu dapur pengolahan gambir setiap harinya melakukan tiga kali perebusan. Gambar 2 Proses Pengolahan Gambir di Desa Toman b Bahan Baku dan Penolong Bahan baku utama yang diolah adalah daun gambir muda yang masih basah. Kemampuan produksi satu unit pengolahan sebesar 4 – 5 kg gambirhari, Daun Gambir Dirajang Direbus 1 Digiling Direbus 2 Pasu Panjang Disaring Ke Pasu Kecil Diendapkan 1 Malam Dipress Endapan Dipanaskan Sisa Daun Dipress Sisa Daun Direbus 3 Dicetak, Dipotong, dan Dijemur Dijual Air Getah 1 Diproses Lagi Sama Dengan Rebusan Ke 2 sehingga kebutuhan bahan baku daun setiap harinya sekitar 40 kg – 50 kg daun basah untuk rendemen sebesar 10 persen. Lamanya daun diproses, mulai dari pemetikan sampai menjadi gambir siap jual bisa mencapai lima hari. Sumber bahan baku daun gambir tersedia secara terus menerus, mengingat rata-rata petani memiliki luas lahan gambir antara 1 ha – 2 ha, satu unit dapur pengolahan, dan sistem panen daun gambir dilakukan tidak sekaligus, tetapi panen terus me nerus sesuai kebutuhan mengolah daun gambir selama satu hari. Kegiatan pengolahan gambir pada umumnya berlangsung setiap hari, kecuali hari libur dan hari-hari tertentu yang menghendaki harus libur, sehingga jumlah hari pengolahan rata-rata dalam satu bulan sebanyak 25 hari kerja. Bahan penolong yang digunakan adalah air untuk merebus yang setiap harinya membutuhkan 2-3 derigen air ukuran 20 liter. Sumber air yang digunakan untuk merebus daun adalah air sumur yang tersedia sepanjang waktu. Bahan penolong lainnya adalah minyak solar untuk mesin giling daun dan kayu bakar. Minyak solar dibutuhkan bagi petani pengolah yang memiliki mesin sendiri, sedangkan bagi petani pengolah yang tidak memiliki mesin melakukan sewa dengan membayar upah sewa sebesar Rp 10.000,00 hari pengolahan. Kayu bakar yang dibutuhkan setiap harinya rata-rata sebanyak delapan potong. c Tenaga Kerja Satu unit dapur pengolahan gambir rata-rata membutuhkan tenaga kerja sebanyak tiga orang. Seluruh tenaga kerja tersebut berasal dari tenaga kerja keluarga suami, isteri, dan anak, sehingga tidak ada tenaga kerja yang diupah. Tugas tenaga kerja tersebut adalah memanen daun gambir, mengangkut daun ke tempat pengolahan gambir, merajang daun, merebus daun, menjadi operator mesin penggiling daun, mempress daun, me ncetak, memotong, dan menjemur gambir serta membersihkan sisa daun di tempat pengolahan gambir. Waktu kerja dimulai pukul enam pagi sampai pukul dua siang atau dalam satu hari bekerja selama delapan jam. d Fasilitas Produksi Fasilitas produksi yang dibutuhkan dalam satu unit pengolah gambir cukup banyak. Sumber peralatan dapat berasal dari pembelian, sewa, dan dibuat sendiri. Adapun peralatan yang diperlukan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Fasilitas Produksi yang Diperlukan oleh Satu Unit Pengolahan Gambir No. Nama FasilitasPeralatan Jumlah unit 1. Bangsal ukuran 4 m x 4 m 1 2. Tungku dapur dari tanah 1 3. KawahKuali 1 4. Pasu panjang 1 5. Pasu pendek 10 6. Saringan untuk air getah 1 7. Kandil untuk mengangkat 1 8. Lampiung saringan untuk kuali 1 9. Keranjang angkut daun 3 10. Pressan dan lesung 1 11. Bak cetakan 1 12. Irap wadah untuk jemur 1 13. Pisau pengambil daun 3 14. Mistar pengiris 1 15. Pisau iris 1 16. Pengaduk kuali 2 17. Mesin giling daun 1 Sumber : Survei Lapangan, 2007

6.3 Pemasaran Gambir