Kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen

terjadi kenaikan harga kayu bakar sebesar 50 persen usahatani gambir tetap layak untuk dilaksanakan.

c. Kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen

Kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen menyebabkan biaya tenaga kerja meningkat dari Rp 20.000,-HOK menjadi Rp 25.000,-HOK, sehingga berdampak pada kenaikan biaya investasi tanaman yang terdiri dari pembibitan, pembukaan lahan, dan penanaman. Selain itu, kenaikan biaya tenaga kerja ini berdampak pada kenaikan biaya operasional pengolahan yang terdiri dari biaya penyiangan kebun dan biaya tenaga pengolah. Besarnya perubahan tersebut berdasarkan pada rata-rata kenaikan biaya tenaga kerja dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Hasil analisis sensitivitas akan menunjukkan perubahan pada Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PBP. Besarnya nilai perubahan dari kriteria-kriteria kelayakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 24, Sedangkan rincian perhitungan cash flow dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 24 Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Tenaga Kerja Sebesar 25 Persen Kriteria Kondisi Awal Kondisi Setelah Perubahan Besar Perubahan NPV Rp 99.830.191,00 Rp 73.403.778,00 Rp -26.426.413 IRR 77,54 60,47 -17,07 Net BC 7,25 5,47 -1,78 PBP 1 tahun 11,6 bulan 2 tahun 4,08 bulan 4,48 bulan Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat bahwa apabila terjadi kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen, maka nilai NPV yang diperoleh mengalami penurunan sebesar Rp 26.426.413,00 menjadi Rp 73.403.778,00 yang berarti usahatani gambir memperoleh keuntungan sebesar Rp 73.403.778,00. Nilai IRR yang diperoleh turun sebesar 17,07 persen menjadi 60,47 persen. Nilai IRR tersebut menunjukkan bahwa pada saat tingkat diskonto sebesar 12,5 persen, maka nilai NPV proyek sama dengan nol. Selain itu, nilai Net BC yang diperoleh turun sebesar 1,78 menjadi 7,25, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih net benefit sebesar Rp 7,25. Payback period yang dihasilkan meningkat sebesar 4,48 bulan menjadi 2 tahun 4,08 bulan. Nilai-nilai ini masih memenuhi syarat kelayakan, sehingga jika terjadi kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen usahatani gambir tetap layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas yang dilakukan, usahatani gambir menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan harga jual gambir sebesar 60 persen, namun kemungkinan terjadinya sangat kecil mengingat harga jual gambir sampai saat ini terus mengalami kenaikan menyusul kian melambungnya harga bahan bakar minyak, sehingga banyak industri tekstil yang awalnya menggunakan pewarna sintetis kini beralih ke pewarna tekstil yang menggunakan bahan baku gambir. Selain itu, usahatani gambir ini tetap layak walaupun terjadi kenaikan harga kayu bakar sebesar 50 persen dan kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 25 persen. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis sensitivitas yang telah dilakukan, dimana nilai NPV lebih dari satu, IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku, dan Net BC lebih besar dari satu.

7.5 Switching Value