untuk satu unit dapur pengolahan gambir rata-rata membutuhkan tenaga kerja sebanyak tiga orang. Seluruh tenaga kerja tersebut berasal dari tenaga kerja
keluarga suami, isteri, dan anak. Tugas dari tenaga kerja tersebut yaitu memanen daun gambir, mengangkut daun ke tempat pengolahan gambir, merajang daun,
merebus daun, menjadi operator mesin penggiling daun, mempress daun, mencetak, memotong, dan menjemur gambir serta membersihkan sisa-sisa daun di
tempat pengolahan gambir. Biaya-biaya operasional usahatani gambir tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Biaya Operasional Usahatani Gambir Per Ha
Tahun Biaya Pemeliharaan
Kebun Rp Biaya Operasional Pengolahan Rp
Tenaga Pengolah
Kayu Bakar
Sewa Mesin Penyiangan
1 1.901.200
6.000.000 728.270
1.000.000 2
2.851.800 18.000.000
2.184.810 3.000.000
3 2.851.800
18.000.000 2.184.810
3.000.000 4
2.851.800 18.000.000
2.184.810 3.000.000
5 2.851.800
18.000.000 2.184.810
3.000.000 6
2.851.800 18.000.000
2.184.810 3.000.000
7 2.851.800
18.000.000 2.184.810
3.000.000 8
2.851.800 18.000.000
2.184.810 3.000.000
9 2.851.800
18.000.000 2.184.810
3.000.000 10
2.851.800 18.000.000
2.184.810 3.000.000
7.3 Analisis Kelayakan Finansial
Penerimaan bersih dari usahatani gambir tersebut adalah selisih antara penerimaan dengan seluruh biaya, baik biaya investasi maupun biaya operasional
yang akan dihitung setiap akhir tahun, dimana tanaman gambir tersebut dapat dipanen setelah tanaman berumur delapan bulan. Panen gambir dilakukan setiap
empat bulan sekali atau sebanyak tiga kali dalam satu tahun sampai umur tanaman
gambir mencapai 10 tahun. Pada saat memasuki tahun ketiga tanaman gambir akan berproduksi normal dengan jumlah yang konstan hingga tahun ke 10 atau
pada saat umur ekonomisnya habis, dimana dengan asumsi harga konstan setiap tahunnya maka penerimaan usahatani gambir tahun ke-3 sampai tahun ke-10
besarnya akan konstan. Panen tanaman gambir tersebut dalam bentuk daun yang masih muda, kemudian daun yang masih muda tersebut diolah menjadi getah
gambir kering dalam bentuk jaras batangan, setelah itu gambir tersebut akan langsung dijual. Adapun perhitungan penerimaan, pengeluaran, serta keuntungan
usahatani gambir tersebut selama umur ekonomisnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Penerimaan Bersih Usahatani Gambir Per Ha Per Tahun Rp
Umur Penerimaan
Pengeluaran Keuntungan
15.967.750 -15.967.750
1 10.440.000
9.629.470 810.530
2 41.760.000
26.036.610 15.723.390
3 52.200.000
26.171.610 26.028.390
4 52.200.000
26.036.610 26.163.390
5 52.200.000
26.171.610 26.028.390
6 52.200.000
28.211.610 23.988.390
7 52.200.000
26.171.610 26.028.390
8 52.200.000
26.036.610 26.163.390
9 52.200.000
26.171.610 26.028.390
10 62.200.000
26.036.610 36.163.390
Berdasarkan Tabel 19 dapat kita lihat bahwa penerimaan bersih rata-rata per tahunnya dari usahatani gambir yang diterima oleh petani dengan luas lahan
satu hektar adalah sebesar Rp 19.741.663,00 atau setara dengan Rp 1.645.138,58 per bulannya. Usahatani gambir memiliki umur ekonomis selama 10 tahun,
berdasarkan arus kas selama umur ekonomis tersebut maka dapat ditentukan analisis kelayakan finansial dari usahatani gambir tesebut. Tingkat diskonto yang
digunakan adalah sebesar 12,5 persen sesuai dengan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman selama satu tahun terakhir di lembaga perbankan yang ada di Kabupaten
Musi Banyuasin. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usahatani gambir tersebut dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Kelayakan Finansial Usahatani Gambir Dengan DF 12,5 Keterangan
Jumlah
NPV Rp 99.830.191,00
IRR 77,54
Net BC 7,25
PBP 1 tahun 11,6 bulan
Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa hasil perhitungan analisis kelayakan menghasilkan NPV yang bernilai positif yaitu sebesar Rp 99.830.191,00 angka
ini menunjukkan nilai sekarang present value dari penerimaan bersih yang akan diterima selama 10 tahun yang akan datang pada tingkat diskonto 12,5 persen.
Sedangkan nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 77,54 persen, nilai ini berada di atas tingkat suku bunga yang berlaku yaitu 12,5 persen. Nilai IRR tersebut
menunjukkan bahwa pada saat tingkat diskonto sebesar 77,54 persen, maka nilai NPV proyek sama dengan nol. Selain itu, nilai Net BC yang diperoleh besarnya
lebih dari satu yaitu sebesar 7,25, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih net benefit
sebesar Rp 7,25. Payback period PBP yang diperoleh dari usaha ini adalah 1 tahun 11,6 bulan. NPV bernilai positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga
pinjaman, serta Net BC nilainya lebih besar dari satu, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani gambir tersebut layak untuk dilaksanakan.
Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usahatani gambir dengan luas lahan rata-rata petani responden di Desa Toman yaitu sebesar 1,66 ha dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Kelayakan Finansial Usahatani Gambir Luas Lahan Rata-Rata Petani Responden di Desa Toman Dengan DF 12,5
Keterangan Jumlah
NPV Rp 74.554.285,00
IRR 53,98
Net BC 4,13
PBP 2 tahun 5,18 bulan
Berdasarkan Tabel 21 terlihat bahwa hasil perhitungan analisis kelayakan menghasilkan NPV yang bernilai positif yaitu sebesar Rp 74.554.285,00 angka
ini menunjukkan nilai sekarang present value dari penerimaan bersih yang akan diterima selama 10 tahun yang akan datang pada tingkat diskonto 12,5 persen.
Sedangkan nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 53,98 persen, nilai ini berada di atas tingkat suku bunga yang berlaku yaitu 12,5 persen. Nilai IRR tersebut
menunjukkan bahwa pada saat tingkat diskonto sebesar 53,98 persen, maka nilai NPV proyek sama dengan nol. Selain itu, nilai Net BC yang diperoleh besarnya
lebih dari satu yaitu sebesar 4,13, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih net benefit
sebesar Rp 4,13. Payback period PBP yang diperoleh dari usaha ini adalah 2 tahun 5,18 bulan. NPV bernilai positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga
pinjaman, serta Net BC nilainya lebih besar dari satu, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani Gambir tersebut layak untuk dilaksanakan.
7.4 Analisis Sensitivitas