Kerangka Pemikiran Konseptual Analisis kelayakan finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

dicoba, yang berarti bahwa sewaktu-waktu harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu dilakukan, karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Menurut Kadariah 1999, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sensitivitas yaitu : 1. Terdapatnya “cost overrun”, misalnya kenaikan dalam biaya konstruksi. 2. Adanya perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waktu implementasi. 4. Serta khusus untuk proyek-proyek pertanian ada satu hal lagi yang perlu mendapat perhatian yaitu kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar.

3.3. Kerangka Pemikiran Konseptual

Gambir merupakan salah satu komoditas potensial yang dimiliki Indonesia dan memiliki peluang pasar luar negeri dan domesti k yang menjanjikan. Permintaan gambir dari pasar luar negeri dan domestik cukup besar, sejalan dengan berkembangnya jenis-jenis barang industri yang memerlukan bahan baku gambir dalam teknologi yang semakin canggih, maka kebutuhan gambir dalam beberapa industri semakin meningkat. Kecamatan Babat Toman yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan satu-satunya daerah yang menghasilkan komoditas gambir di Provinsi Sumatera Selatan. Tanaman gambir memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Desa Toman, sebab selain permintaannya cenderung meningkat setiap tahunnya, ketersediaan lahan untuk pengembangan tanaman Gambir di Desa Toman masih memungkinkan mengingat luas hutan sekunder yang belum diusahakan oleh masyarakat masih lebih dari 1.000 ha. Selain itu, lahan-lahan lainnya yang berada di sekitar Desa Toman masih luas dan cocok untuk pengembangan tanaman gambir. Tanaman gambir merupakan tanaman tradisional dan mempunyai arti penting bagi sumber ekonomi rakyat, terutama bagi petani gambir di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, yang telah sejak lama membudidayakan tanaman tersebut. Namun, sampai saat ini pengembangannya masih sangat terbatas mengingat belum meluasnya minat para petani untuk mengembangkan tanaman ini. Rendahnya minat petani untuk mengembangkan usahatani ini karena usahatani ini memiliki resiko yang cukup besar, hal itu terlihat dari besarnya fluktuasi harga komoditi ini. Selain itu, tenaga kerja terampil dalam budidaya dan pengolahan gambir masih terbatas. Penilaian kelayakan usahatani secara finansial sangat diperlukan untuk mengetahui apakah gambir adalah usahatani yang secara finansial menguntungkan atau tidak. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis finansial untuk melihat nilai NPV, IRR, dan Net BC. Berdasarkan nilai-nilai tersebut kelayakan usaha dapat ditentukan, apabila NPV lebih dari nol, IRR lebih dari tingkat discount rate, dan Net BC lebih dari satu maka secara finansial usahatani tersebut layak dikembangkan. Hasil dari analisis kelayakan tersebut dapat digunakan untuk menentukan upaya pengembangan dari usahatani gambir di Desa Toman. Kerangka pemikiran konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual Harga Biaya Produksi - Biaya Investasi - Biaya Operasional Penerimaan Produksi Getah Gambir Layak atau Tidak Layak Diusahakan - Permintaan dari Pasar Luar Negeri dan Domestik Tinggi - Harga Jual Tinggi - Rendahnya Minat Petani Mengembangkan Usahatani Gambir Usahatani Gambir Kelayakan Usaha : - NPV - BC - IRR IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian