Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penolakan H 0. Ditolaknya H o sama artinya dengan diterimanya H a , maka secara statistik hipotesis alternatif yang berbunyi pemanfaatan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah pada materi bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam menentang kolonialisme bangsa barat pada periode sesudah tahun1800 efektif dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa diterima dan dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

B. Pembahasan

Berdasarkan kurikulum tahun 2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, untuk Sekolah Menengah Pertama SMP pengemasan pendidikan sejarah diatur sebagai mata pelajaran yang tergabung dalam rumpun IPS terpadu, yaitu Sejarah, Geografi dan Ekonomi, dan untuk jenjang SMP, 1 jam pelajaran adalah 40 menit. Mata pelajaran sejarah adalah salah satu mata pelajaran yang materinya membicarakan tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan masa lampau. Selama ini pembelajaran sejarah cenderung pada pembelajaran yang tematik dan teoritik sehingga terkesan hanya hafalan belaka dan membosankan. Sehingga banyak siswa yang mempunyai tanggapan bahwa mata pelajaran sejarah hanya dihafalkan saja dan hanya mempelajari masa lampau karena isinya berisi cerita-cerita masa lampau. Proses pembelajaran sejarah terkesan pasif, hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya berdampak pada transfer informasi pada proses pembelajaran dari guru pada siswa yang menyebabkan prestasi belajar sejarah siswa yang rendah dan apabila tidak ditangani sedini mungkin akan menyebabkan permasalahan baru. Permasalahan utama yang muncul adalah tidak tahunya generasi muda terhadap sejarah bangsanya yang menyebabkan siswa kehilangan jati diri bangsanya, sehingga mudah dipengaruhi oleh berbagai kepentingan negatif. Selain itu kekhawatiran lainnya adalah bahwa tidak tumbuhnya sikap nasionalisme dan cinta tanah air. Pembenahan terhadap rendahnya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa aspek, terutama aspek yang mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain faktor internal yang terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal yang berupa lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Faktor internal dari aspek psikologis antara lain kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan bakat. Faktor ekstrenal berupa lingkungan sosial terdiri atas lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyaratkat, dan lingkungan keluarga. Sementara itu faktor nonsosial terdiri atas lingkungan alamiah, lingkungan instrumental, dan faktor materi pelajaran. Kondisi eksternal yang berupa pemanfaatan sumber belajar diluar kelas atau sekolah diharapkan memberikan pengaruh terhadap proses belajar yang akan berdampak pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pemanfaatan sumber-sumber belajar sejarah diluar kelas atau sekolah apabila dimanfaatkan dengan baik maka proses belajar mengajar akan berlangsung optimal dan menyenangkan. Kegiatan belajar mengajar yang baik dan ideal adalah apabila dalam kegiatan belajar mengajar tersebut memanfaatkan sumber belajar. Dalam pembelajaran sejarah, sumber belajar memiliki peran yang amat penting. Sumber belajar memiliki cakupan yang amat luas dalam bentuk benda-benda, orang atau lingkungan. Untuk mata pelajaran sejarah, jika disadari sumber- sumber belajar di lingkungan sekitar siswa sangat beragam, seperti objek- objek sejarah, museum, perpustakaan daerah, badan arsip, bangunan bangunan bersejarah, dan lain-lain. Pemanfaatan sumber-sumber belajar sejarah yang berada disekitar lingkungan sekitar siswa tersebut memberikan manfaat dan makna dalam proses pembelajaran sejarah. Manfaat pembelajaran sejarah akan memberikan makna karena guru senantiasa mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarakan dengan bukti yang nyata dan situasi yang ada di lingkungan siswa, khususnya sumber belajar yang berupa peninggalan sejarah yang terdapat di Museum Diponegoro Kota Magelang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh pemanfaatan benda-benda peninggalan sejarah yang terdapat di Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Magelang pada materi bentuk-bentuk perlawana rakyat Indonesia terhadap bangsa Barat periode sesudah tahun 1800. Hipotesis yang diajukan diterima secara signifikan dengan ditunjukan pembuktian hipotesis melalui analisis statistik uji t.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Pemanfaatan Museum Diponegoro dalam penelitian ini berkaitan dengan materi pembelajaran sejarah kelas VIII tentang bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia menentang kolonialisme bangsa barat periode sesudah tahun 1800. Materi tersebut terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pemanfaatan museum lokal sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah memberikan pengaruh yang lebih efektif pada kelas eksperimen. Pada pre test hasil belajar didapatkan rata-rata kelas eksperimen adalah 4,761 dan kelas kontrol 5,16. Dari hasil uji t pre test pada α = 5, dk = 31+31-2 = 60 didapatkan t hitung = -1, 3997 t tabel = 2,00 yang berarti kedua kelas tersebut dalam keadaan memiliki kemampuan yang sama. Setelah dilakukan treatment kepada kedua kelompok kemudian dilakukan post test, didapatkan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen meningkat sejauh 7,423 dan kelompok kontrol meningkat sejauh 5,76. Dari hasil uji t didapatkan t hitung = 6,49662 t tabel = 2,00 yang berarti kedua kelas tersebut ada perbedaan signifikan, yaitu kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dari hasil post test terlihat hasi belajar sejarah siswa kelas eksperimen lebih tinggi 91