dan diasingkan ke Manado kemudian Makassar, dan di Kota Makassar Diponegoro Wafat Ricklefs, 1991: 180.
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni, 2007:4. Perolehan
aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang suatu konsep maka perubahan yang diperoleh berupa penguasaan konsep tersebut.
Hasil belajar tidak terlepas dari tujuan belajar, tujuan belajar yang ditetapkan dapat mengurangi masalah belajar, dan belajar akan lebih
relevan jika siswa dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam mempelajari isi pelajaran serta dapat mengetahui seberapa kemajuan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas, misalnya aktivitas belajar, atau bisa juga berarti hasil
yang dicapai siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diberikan guru di sekolah yang ditujukan dengan perubahan pengetahuan,
keteranpilan dan sikap. Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru setelah pelajaran memberikan keterangan tentang hasil belajar siswa.
Anni 2007: 5 menyatakan hasil belajar siswa ada tiga macam ranah yang merupakan penggolongan hasil belajar yang perlu diperhatikan
dalam setiap proses belajar, yaitu: 1 Ranah kognitif, mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan
intelektual; 2 Ranah afektif, mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan dan minat; 3 Ranah psikomotorik,
mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak yang ditunjang oleh pengetahuan psikis.
Pengertian hasil belajar berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa merupakan pencapaian tujuan
belajar. Hasil belajar diperoleh melalui proses kegiatan belajar dan latihan- latihan yang disadari atau disengaja. Hasil belajar berfungsi positif bagi
perkembangan siswa, hasil belajar tersebut juga berguna untuk perkembangan tingkah laku yang lainnya.
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan efektif. Untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik secara menyeluruh, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik maka perlu disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan Dewanto, 2009: 7. Penilaian hasil belajar dilakukan setiap kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Sebagai
contoh, untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dapat disajikan pada sebagai berikut:
Tabel 1: kegiatan Guru dan Siswa Sumber : Dewanto, 2009: 9
No. Guru
Siswa 1
Memberikan pre-tes Mengerjakan soal pre-tes
2 Menjelaskan materi tentang
konsep dasar evaluasi pembelajaran
Mendengarkan penjelasan dengan menyimak buku ajar
3 Memberikan kesempatan peserta
didik untuk bertanya Menanyalan materi atau hal-hal
yang terkait dengan materi 4
Membagikan lembar tugas untuk latihan
Mengerjakan latihan
pada lembar latihan
5 Membagikan soal pos-tes
Menjawab pertanyaan pos-tes
Dilihat dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran
mengenai keefektifan
dari pembelajaran
yang telah
dilakukannya, apakah model dan pendekatan yang telah digunakan mampu membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Tes
hasil belajar yang dilakukan kepada siswa akan memberikan suatu informasi sampai dimana penguasaan yang telah dicapai oleh siswa setelah
mengalami proses pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Pemanfaatan sumber belajar sejarah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat untuk belajar seseorang. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini
tentunya harus sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan peserta didik dalam pembelajaran meliputi: pesan, manusia, bahan pengajaran, alat dan perlengkapan, teknik dan aktivitas, lingkungan.
Penggunaan museum sebagai sumber belajar, dalam penelitian ini adalah Museum Diponegoro, merupakan salah satu cara efektif dalam
mewujudkan tujuan pembelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan di dalam museum terdapat berbagai macam media yang memberikan informasi konkret
kepada pelajar tentang peristiwa masa lampau. Museum dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata dalam pembelajaran bagi siswa dari pada proses
pembelajaran yang menggunakan buku teks. Dengan demikian museum sebagai media pembelajaran sejarah berfungsi untuk mewujudkan visualisasi,
interpretasi dan generalisasi pelajar. Penggunaan museum dalam pembejaran sejarah maka akan
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Pemanfaatan museum Diponegoro sebagai sumber belajar merupakan
pemanfaatan sumber belajar yang berada di sekitar lingkungan siswa.