50
Joshua D P Hutapea | 110406042
Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam
lautan.Panggung rakyat ini diharapkan dapat menampung 1.000 penonton, maka perancang berusaha mensintesis kebutuhan sebuah panggung untuk penampilan
budaya dengan kebutuhan sebuah stadion mini.
f. Perumahan Rakyat
Perumahan sebagai fungsi privat diletakkan berdampingan dengan kawasan pemukiman yang berbatasan dengan kawasan perancangan ini.
4.3. Menuju Preview 2
– Bagian Kedua
Secara umum, konsep besar dari masterplan ini adalah Building as Sculpturedan Water-Crossed Zone. Artinya adalah setiap bangunan yang
dirancang di dalam tapak ini berdiri sebagai sebuah sculpture patung.Bukan berarti hanya sebagai hiasan yang menjadi prioritas sekunder. Mempertimbangkan
konsep dari penciptaan ruang pedesaan di Nias Selatan yang tidak hanya berfokus pada arsitektur bangunannya saja, tetapi juga kearifan ruang luarnya, sehingga
menjadian sebuah kawasan sebagai ruang yang tidak masif, terbuka dan kontinu. Dengan konsep seperti ini, perancang diharapkan dapat melihat dengan jelas
gambaran utuh sebuah bangunan melalui desain landscape -seeing an idea of building
through it’s existed landscape design’.
Universitas Sumatera Utara
51
Joshua D P Hutapea | 110406042
Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam
Gambar 4.5. Skema Berpikir Konsep Building as a Sculpture
Bentukan-bentukannya dianalogikan sebagai sebuah sculpture dimana semua bangunannya memiliki nilai-nilai ikonik. Desainnya akan menjadi sebuah
pencerahan dan mudah diingat serta memberikan dampak yang besar bagi kemajuan kabupaten Nias Selatan.
Sementara konsep water-crossed zone diimplementasikan ke dalam konsep kawasan dimana setiap fungsi akan dilalui oleh kanal-kanal kecil sub
kanal yang merupakan belahan aliran dari kanal utama yang memanjang pada axis Timur Laut- Barat Laut. Kanal-kanal kecil ini pada akhirnya akan digunakan
di masing-masing fungsi sebagai jalur transportasi internal kawasan aksesibilitas dan juga sebagai fitur aktifitas publik dengan konsep micro waterfront.
Implementasi konsep „mengalirkan air melalui setiap fungsi‟ ini sekaligus menjadi sebuah desain pasif untuk menjaga kontinuitas sirkulasi kawasan. Kehadiran air
dan deretan vegetasi green belt diciptakan sebagai metode passive-cooling untuk menjaga kualitas penghawaan alami pada ruang-ruang luar.
Universitas Sumatera Utara
52
Joshua D P Hutapea | 110406042
Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam
Gambar 4.6. Beberapa Implementasi Konsep Water-crossed Zone pada Kawasan
Disamping proses panjang yang berujung pada finalisasi sebuah masterplan, perancang juga terus mengerjakan pengembangan desain perancangan
masing-masing fungsi, baik dari denah, tampak, potongan maupun pematangan konsep kontinuitas dalam masterplan kawasan. Ada sangat banyak revisi,
gagasan, dan pemikiran yang dituangkan ke dalam sebuah desain saja. Untuk itu, perancang, atas persetujuan Pembimbing, memilih 4 fungsi utama yang akan
dijadikan fokus dari tugas perancangan ini, yaitu Museum Budaya, Gereja, Hotel Resort dan RTH
.
Universitas Sumatera Utara
53
Joshua D P Hutapea | 110406042
Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam
Perancangan 3 dari 4 fungsi diatas banyak mengalami perubahan dan pengembangan yang banyak berfokus kepada transformasi bentukan massa
terkhusus pada bagian atap. Karena nilai vernakularitas akan dimunculkan melalui transformasi bentuk atap tradisional Nias Selatan yang kemudian digubah ke
dalam bentukan bangunan modern yang bebas dengan menjaga keaslian proporsi.Selain melalui transformasi bentuk atap, perancang juga mencoba untuk
menciptakan ruang-ruang luar yang diadaptasi dari keaslian ruang luar di desa budaya Bawomataluo sehingga wisatawa dapat merasakan pengalaman ruang
yang kurang lebih sama namun dihadirkan dalam nuansa kekinian.
4.4. Preview 2