Masterplan Kawasan Museum Budaya

55 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam

BAB V SEBUAH EKSEKUSI DESAIN

Pada bab ini perancang akan membahas hasil dari perancangan empat fungsi yang menjadi fokus desain dalam tugas perancangan ini dengan tema postmodern architecture yang dalam pengembangannya berusaha menjawab kebutuhan dan konteks perancangan fungsinya masing-masing.

5.1. Masterplan Kawasan

Gambar 5.1. Masterplan Kawasan Universitas Sumatera Utara 56 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam

5.2. Museum Budaya

Museum Budaya atau disebut juga dengan Istana Rakyat, dirancang sebagai wadah pameran budaya fisik dan non-fisik serta diharapkan menjadi area inti dari kawasan yang mengangkat nilai sejarah dan warisan budaya ini.Salah satu pendekatan desain yang dilakukan adalah pola simbiosis.Yang pertama adalah simbiosis antara ruang gerak dan ruang menetap atau viskositas dalam lansekap, yang kedua adalah simbiosis diakronis Diachronic Symbiosis, mempelajari pola yang berbeda anatara arsitektur vernacular dengan arsitektur postmodern. Konsep simbiosis ruang gerak-menetap ini diangkat dengan pemikiran bahwa setiap orang yang memasuki museum harus bergerak melalui setiap sudut ruang untuk melihat-lihat dan berhenti pada titik-titik tertentu dimana barang pameran diletakkan. Lebih dari itu, konsep simbiosis ini secara makro juga diterapkan dalam perancangan landscape dan massa museum yang mengalir. Gambar 5.2. Skema Pergerakan Ruang -Ruang Museum Universitas Sumatera Utara 57 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Melalui skema tersebut dapat kita lihat kecairan alur pergerakan sejak memasuki entrance – ruang dalam – main park – extended park – skyview deck – hingga pulang atau keluar dari teritori museum ini. Beberapa fitur yang didesain dalam Museum Budaya ini antara lain digambarkan dalam mapping sebagai berikut. Gambar 5.3. Fitur Museum Budaya Untuk desain arsitektur gedung museumnya sendiri perancang mencoba proses simbiosis diakronis, antara arsitektur vernacular dan postmodern yang diimplementasikan ke dalam bentukan massa yang solid. Arsitektur vernakularnya sendiri diadaptasi dari bentukan atap rumah tradisional Nias Selatan, Omo Sebua, yang kemudian ditransformasi sesuai kebutuhan denah gedung.Selanjutnya perancang mencoba mengadaptasi bentukan dari Istana Presiden NKRI yang merupakan karya arsitektur kolonial.Istana Presiden ini dijadikan sebuah acuan desain dengan alasan untuk menciptakan kesan ruang yang megah dan memiliki kebanggaan sebagai sebuah sculpture. Universitas Sumatera Utara 58 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Mengangkat spirit dari perancangan arsitektur postmodern yang fleksibel, perancang melakukan sebuah sintesis desain dari kedua nilai arsitektur yang justru sangat berbeda tersebut.Dengan konsep demikian, perancang, setelah melalui beberapa kali asistensi akhirnya menemukan sebuah desain yang proporsional secara visual. Selanjutnya setelah desain massa bangunan, perancang melakukan beberapa gubahan desain landscape yang fungsional dan estetis sebagai arena pameran budaya maupun ritual. Pemahaman akan desain landscape sangat dibutuhkan untuk dapat menciptakan sikuen ruang yang diharapkan : kontinu dan permeabel. Kontinu maksudnya adalah ruang yang mengalir, setiap titik memiliki keterkaitan secara fisik sehingga alur pergerakan dapat dikontrol, sementara permeable maksudnya dapat menembus, tidak ada halangan sirkulasi akibat massa, begitu pun sebaliknya, dinamis namun tegas. Dalam konsep landscape utamanya sendiri perancang mencoba mempelajari sebuah konsep dari teori Hierophany yang ditemukan dalam konsep penataan ruang di hampir semua keyakinan, budaya dan agama dalam sejarah. Paskaleva 2002,stated that the basic form of Hierophany are four elements are combined by the Central Elements, the concept can be found in all mythologies and religions in the world. Representation of the most important is the Universitas Sumatera Utara 59 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam relationship of the four main points The Cosmic Cross with Axis Mundi the center of the world as the main point 25 . Beberapa contoh aplikasi axis mundi dalam bangunan-bangunan sejarah antara lain seperti masterplan Candi Prambanan. Gambar 5.4. Contoh Aplikasi Axis Mundi pada Candi Prambanan Dari konsep tersebut perancang mencoba mengiplementasikannya ke dalam desain landscape museum yang menghasilkan pola yang demikian. Gambar 5.5. Implementasi Konsep Axis Mundi pada Landscape Museum 25 Paskaleva, Elena. Hierophanic Influences on Timurid Architecture along The Silk Road, Japan, 2012. Universitas Sumatera Utara 60 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Universitas Sumatera Utara 61 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Universitas Sumatera Utara 62 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Universitas Sumatera Utara 63 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Universitas Sumatera Utara 64 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Universitas Sumatera Utara 65 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Gambar 5.6. Gambar Kerja Museum Budaya Universitas Sumatera Utara 66 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Gambar 5.7. Perspektif Suasana Ruang Luar Museum

5.3. Gereja