Preview 2 SEBUAH IDE KONSEPTUAL

53 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Perancangan 3 dari 4 fungsi diatas banyak mengalami perubahan dan pengembangan yang banyak berfokus kepada transformasi bentukan massa terkhusus pada bagian atap. Karena nilai vernakularitas akan dimunculkan melalui transformasi bentuk atap tradisional Nias Selatan yang kemudian digubah ke dalam bentukan bangunan modern yang bebas dengan menjaga keaslian proporsi.Selain melalui transformasi bentuk atap, perancang juga mencoba untuk menciptakan ruang-ruang luar yang diadaptasi dari keaslian ruang luar di desa budaya Bawomataluo sehingga wisatawa dapat merasakan pengalaman ruang yang kurang lebih sama namun dihadirkan dalam nuansa kekinian.

4.4. Preview 2

Setelah proses-proses tersebut, tiba saatnya untuk menjalani pengujian di Preview 2. Disini perancang cukup diapresiasi untuk usaha perancangan yang terdiri dari cukup banyak fungsi sehingga memakan tenaga ekstra untuk mencari eksplorasi desain yang paling baik yang perancang bisa.Namun masih ada beberapa kekurangan mayor dan minor di beberapa sektor perancangan. Beberapa kekurangan tersebut antara lain seperti Needs, Form Context yang masih belum tampak secara jelas, sementara ketiga hal tersebut merupakan poin-poin yang sangat sakral sebagai dasar merancang. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan acuan dari sebuah keluaran desain, dan ketiganya saling berhubungan erat satu dengan yang lain.Dalam tugas perancangan ini, konteks pun menjadi Universitas Sumatera Utara 54 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam sangat penting mengingat lokasi perancangan yang masih kental dengan budaya, yang artinya agar arsitektur berhasil di lokasi ini, pendekatan desain yang dilakukan haruslah kontekstual. Kontekstualisme dalam arsitektur pada hakekatnya adalah persoalan keserasian dan kesinambungan visual, memori dan makna.Prinsip kontekstualisme dalam arsitektur adalah adanya pengakuan bahwa gaya arsitektur suatu bangunan selalu merupakan bagian fragmental dari sebuah gaya arsitektur yang lebih luas. Pendekatan dan pemikiran arsitektural yang sesuai untuk situasi tertentu mungkin tidak sesuai digunakan untuk situasi yang lain. Evaluasi lainnya adalah mengenai kurangnya landasan teori untuk mendukung kajian perancangan kawasan tersebut.Berbicara mengenai keunikan, perancang pun disarankan untuk kembali mengeksplorasi teori pembentukan ruang solid dan void, mengkaji ulang hubungan ruang dan massa, serta analisis yang matang untuk sirkulasi kawasan yang terintegrasi. Sehingga dapat dilihat bahwa setiap fungsi yang ditawarkan memiliki saling keterkaitan secara mendasar dan secara visual untuk bisa dirasakan. Semua untuk sebuah hasil perancangan yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara BAB V SEBUAH EKSEKUSI DESAIN Universitas Sumatera Utara 55 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam

BAB V SEBUAH EKSEKUSI DESAIN