Pengenalan Lokasi Survey : Lebih Dekat dengan Tapak

14 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam  Fungsi Estetika. Berdasarkan aspek-aspek fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa RTH memiliki manfaat yang bersifat tangible langsung, yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan, juga yang bersifat intangible tak langsung, yaitu sebagai pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isinya.

2.3. Lokasi Perancangan

2.3.1. Pengenalan Lokasi

Kabupaten Nias Selatan, dengan Teluk Dalam sebagai ibukota Kabupatennya, terletak di bagian barat pulau Sumatera dengan jarak sejauh ±92 mil laut dari kota Sibolga atau Kab. Tapanuli Tengah. Di dalam pulau Nias sendiri berjarak sekitar ±120 km dari pusat kota Gunung Sitoli. Kabupaten Nias Selatan ini sendiri memiliki luas daerah sebesar 1825,2 km 2 yang terdiri dari 104 pulau. Kabupaten Nias Selatan ini terdiri dari 18 Kecamatan, 2 Kelurahan, dan masih memiliki 354 Desa yang ditinggali oleh ± 275.422 jiwa. Pada tahap ini, penulis mencoba mengidentifikasi lokasi perancangan melalui peta digital yang kemudian akan diidentifikasi luas lahannya, konteks lokalitas, aksesibilitas, dan data lainnya. Universitas Sumatera Utara 15 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Gambar 2.1. Peta Udara Lokasi Perancangan Sumber :Google Maps, 2015 Universitas Sumatera Utara 16 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Untuk mencapai lokasi perancangan,ada 3 alternatif transportasi yang tersedia hingga saat ini. Dari Medan, dapat menempuh jalur darat selama 8 jam menuju Sibolga, kemudian dari pelabuhan Sibolga naik kapal menuju pelabuhan di Gunungsitoli selama ±8 jam perjalanan. Alternatif terakhir adalah jalur udara, yaitu dengan pesawat terbang kecil selama 45 menit perjalanan dari Kualanamu KNO menuju bandara Binaka di GunungSitoli. Dari kota Gunungsitoli perjalanan selama ± 3 jam menempuh jalur darat menuju Teluk Dalam. Gambar 2.2. View laut dari tepi jalan menuju Teluk Dalam Sumber :Penulis,2015

2.3.2. Survey : Lebih Dekat dengan Tapak

Untuk mencapai lokasi di Nias Selatan, dapat dimulai dari bandara Kualanamu Medan menuju Bandara Binaka di Kota Gunungsitoli, Nias sekitar 45 menit perjalanan. Dari bandara Binaka, penulis dan tim berangkat menuju Teluk Dalam dengan menempuh jalur darat selama kurang lebih 3 jam.Setibanya di tapak yang dipilih untuk perancangan kami mulai menapak tanah gambut dan karang yang dikelilingi oleh deretan hutan mangrove dan berbatasan dengan laut. Jika sebelumnya penulis telah menyebutkan ada sekitar 1,86 dari kawasan yang sedang digarap, itulah yang kami lihat sedang berjalan di lokasi. Beberapa alat Universitas Sumatera Utara 17 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam berat sedang menggali dan menimbun tanah, meratakan tanah, dan ada juga struktur bangunan yang sedang dikerjakan.Selain itu ada bagian kanal yang sudah digali membelah bagian tengah site serta memanjang dari arah pintu masuk menuju kawasan tersebut. Gambar 2.3. Kondisi lahan existing dan area yang sedang digarap Sumber :Dok.Penulis,2015 Setelah melihat kondisi site secara langsung untuk melihat potensi dan restriksi, penulis mencoba meninjau kondisi tapak tersebut dengan membaginya menjadi 2 aspek, yaitu Aksesibilitas dan aspek Lingkungan. Yang pertama adalah Aksesibilitas. Seperti telah dijelaskan secara deskriptif sebelumnya, akses menuju tapak dari pusat kota Gunungsitoli dapat diakses melalui jalur darat dan laut. Namun karena jalur laut akan sangat Universitas Sumatera Utara 18 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam memakan waktu, menempuh jalur darat dengan mobil sejauh ±120kmadalah pilihan yang lebih efektif dan efisien. Kondisi jalan menuju site dapat dikatakan baik, yakni jalan beraspal mengitari tepi laut. Yang kedua adalah kondisi Lingkungan. Setelah penulis dan tim tiba di lokasi, kami melihat sejumlah potensi alam yang luar biasa yang masih murni, belum terjamah. Tanah karang yang dikelilingi hutan mangrove, pohon-pohon kelapa, dan berbatasan langsung dengan laut. Cukup terkagum dengan keindahan alamnya, penulis pun diberitahu bahwa selain kekayaan alam, Nias Selatan juga kaya akan hasil lautnya, banyak jenis seafood yang dapat disajikan yang merupakan hasil tangkapan langsung dari lautan Nias. Penulis secara subjektif menilai bahwa lokasi ini memang tepat untuk dikelola menjadi sebuah kawasan pariwisata dan pameran kebudayaan yang baru. Namun sejujurnya alasan subjektif itu saja tentu tidak cukup kuat untuk menjadi sebuah dasar untuk mewujudkan visi kawasan pariwisata, masih banyak analisis dan studi yang perlu dilakukan untuk mengkaji kelayakan proyek ini. Seperti misalnya pola kehidupan sosial masyarakat lokal, ketersediaan material pendukung, rencana besar keseluruhan wilayah Kabupaten Nias Selatan, kesiapan penduduk menghadapi arus perubahan global baik secara psikologis maupun ekonomi, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 19 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam

2.4. Analisis Lokasi Perancangan