Ide Awal Sebuah Masterplan

43 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Perancang memutuskan untuk menggunakan tema postmodern ini sebagai sebuah gagasan besar yang hampir menyerupai proses simbiosis antara masa lalu dan masa kini, sehingga menghasilkan sebuah sintesa bentuk dan ruang dengan nilai vernakular yang kental namun memiliki roh kekinian yang dihasilkan oleh teknologi bangunan dan sebagainya.

4.1. Ide Awal Sebuah Masterplan

Dalam proses menuju preview 1, perancang dan tim sering berdiskusi dan hampir setiap minggunya melakukan asistensi dengan Dosen Pembimbing untuk mencari tahu dan meyakini fungsi apa yang akan dibuat serta bagaimana fungsi- fungsi tersebut akan diorganisir ke dalam sebuah peta kawasan seluas 320 Ha. Perancang sendiri pada awalnya mendapatkan lahan seluas ±29 Ha dari keseluruhan lahan terpilih, dan akhirnya diputuskan untuk membuat sebuah Hotel Resort, Ruang Terbuka Hijau, Dermaga Yacht dan juga perumahan. Pada saat itu studi yang dilakukan oleh perancang dan tim masih kurang matang sehingga perancangannya tidak memiliki dasar yang kuat. Pemilihan zona untuk masing- masing fungsi pun tidak dilakukan secara mendalam, melainkan hanya sebatas analisis secara subjektif berdasarkan hasil survey lokasi. Universitas Sumatera Utara 44 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam Gambar 4.1. Ide Awal Zona Fungsi Kawasan Secara Keseluruhan Hal inilah yang akhirnya menimbulkan sebuah lubang besar dalam tugas perancangan ini. Dan lebih lagi, judul yang perancang dan tim usulkan pun masih sebatas judul besar kawasan secara keseluruhan, yaitu „Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Teluk Dalam, Nias Selatan‟. Inilah modal awal yang dibawa ke hadapan para Penguji pada hari Preview 1. Pada Preview 1, tim membukakan tentang latar belakang, visi, hingga kepada pembagian fungsi dan analisis serta studi banding fungsi sejenis secara mikro. Perancang menekankan kata mikro karena ternyata tim secara garis besar melupakan konsep dan analisa kawasan secara makro, bagaimana kawasan tersebut di hadapan lingkungan sekitarnya, begitu sebaliknya. Bagaimana proses pencapaian menuju kawasan perancangan dari berbagai tempat sebagai sebuah destinasi wisata, bagaimana analisis pasar secara global terkait fungsi-fungsi Universitas Sumatera Utara 45 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam lainnya yang sudah ada dalam radius beberapa puluh kilometer dari lokasi perancangan, dan lain sebagainya. Gambar 4.2. Contoh Analisis Sirkulasi Secara Makro yang Dibuat Oleh Tim Perancang Segera setelah Preview 1 selesai, perancang dan tim menyusun ulang formasi pengerjaan fungsi-fungsi kawasan agar lebih terkonsentrasi dan memiliki kontinuitas baik secara sirkulasi maupun secara fungsional. Akhirnya ditetapkan bahwa perancang menambah beberapa bagian fungsi seperti Museum Budaya sebagai salah satu core dari kawasan ini, kemudian perumahan dipindahkan ke zona privat di bagian timur laut site bersisian dengan perumahan lainnya yang dikerjakan oleh rekan perancang dalam tim dan lokasi yang awalnya diusulkan sebagai perumahan diganti menjadi fungsi Gereja. Lalu sebuah Panggung Rakyat yang diharapkan dapat menampung 1.000 pengunjung sebagai tempat Universitas Sumatera Utara 46 Joshua D P Hutapea | 110406042 Perancangan Kawasan Museum Budaya di KEK Idealand Teluk Dalam untuk olahraga pantai dan juga pertunjukan budaya secara besar-besaran, serta beberapa lokasi tambahan untuk SPBU, kantor Unit Pelayanan PLN dan PDAM namun hanya perancangan tapaknya saja hingga akhirnya luas kawasan perancangan pun bertambah menjadi ±56 Ha.

4.2. Menuju Preview 2 - Bagian Pertama