80
27,3 °C. Suhu udara minimum terjadi pada bulan Februari sebesar 26,2 °C dan
maksimum 28,5 °C terjadi pada bulan Nopember.
Kegiatan operasi penangkapan ikan di pantai Utara Jawa termasuk di perairan pantai Tegal dipengaruhi oleh cuaca musim dan ketersediaan ikan.
Nelayan di perairan pantai Tegal mengenal tiga musim penangkapan ikan berkaitan dengan periode moonson, yaitu musim angin barat, musim angin timur
dan musim peralihan. Musim angin barat berlangsung pada sekitar bulan Desember – Maret, musim timur berlangsung antara bulan Agustus – Oktober,
dan musim peralihan di antara kedua periode musim barat dan timur. Dalam bulan Agustus hingga Oktober, nelayan umumnya banyak memperoleh ikan sehingga
periode tersebut dapat disebut sebagai musim puncak kegiatan penangkapan ikan. Dalam periode lain, yaitu mulai Januari hingga Maret, hasil tangkapan biasanya
sedikit sehingga periode teresbut sebagai musim paceklik, namun secara umum, kegiatan penangkapan ikan di perairan pantai Tegal berlangsung hampir
sepanjang tahun. Hal ini disebabkan nelayan setempat dapat menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk menangkap ikan sesuai dengan musimnya.
Kondisi seperti ini berlaku hampir di seluruh perairan di Indonesia sehingga kepemilikan alat tangkap menjadi sangat beragam dengan penggunaan yang
dinamis sepanjang tahunnya.
4.2.2 Produksi perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Tegal masih didominasi oleh produksi perikanan laut melalui kegiatan penangkapan. Kegiatan tersebut terdapat di
Kecamatan Kramat, Suradadi, dan Warurejo. Dalam perkembangan kegiatan perikanan tangkap tersebut Kabupaten Tegal memiliki 3 tempat pelelangan ikan
yang menjadi sentra bisnis kegiatan perikanan tangkap yaitu TPI Larangan, TPI Suradadi I, dan TPI Suradadi II. Secara geografis ketiga TPI tersebar di lokasi
yang strategis dan memegang peranan penting untuk pendaratan ikan bagi perahu kapal nelayan berukuran kecil.
Dengan panjang garis pantai 30 km dan luas wilayah laut 216 ha, kegiatan perikanan tangkap laut di Kabupaten Tegal juga memiliki lahan budidaya yang
belum sepenuhnya dimanfaatkan dan berpotensi untuk dikembangkan.
81
Produksi perikanan tangkap di perairan Tegal dan Laut Jawa pada umumnya, didominasi oleh sumberdaya ikan pelagis kecil seperti layang,
kembung, selar dan tongkol serta berbagai jenis ikan demersal seperti udang, bawal dan petek. Berdasarkan data statistik perikanan produksi perikanan laut
Kabupaten Tegal sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2004 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun Tabel 4.2.
Penurunan produksi tersebut sudah sangat dirasakan dampak ekonominya oleh para nelayan di lokasi penelitian, karena penurunan produksi berakibat pada
semakin menurunnya tingkat pendapatan persatuan usaha. Tabel 4.2 Perkembangan produksi perikanan tangkap Kabupaten Tegal tahun
1994 - 2004 Jumlah Unit
No Tahun Kapal Alat
Tangkap RTP
Produksi kg
1 1994 332
633 2324
406.400 2 1995
335 438
2345 352.300
3 1996 329
437 2303
577.700 4 1997
338 448
2366 548.000
5 1998 343
500 2401
746,077 6 1999
352 680
2464 677.734
7 2000 365
657 2555
624.797 8 2001
446 772
2738 588.677
9 2002 467
825 3314
477.482 10 2003
427 707
2921 647.021
11 2004 416
670 3098
472.613 Rata-rata
377 615
1651 556.255
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tegal dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah laporan tahunan 1994-2005.
Pada Tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa pada kurun waktu 11 tahun telah terjadi peningkatan jumlah unit kapal dan alat tangkap dengan jumlah RTP
yang meningkat sampai 1,5 kali lipat. Peningkatan jumlah RTP terjadi di mana pada tahun 1994 hanya 2.324 RTP dan meningkat pada tahun 2004 menjadi 3.098
RTP. Kenaikan tersebut ternyata tidak disertai dengan kenaikan produksi di mana produksi pada tahun 1994 mencapai 406.400 kg dan menjadi 472.613 kg pada
tahun 2004.
82
4.2.3 Unit penangkapan ikan