Rekomendasi Keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil (kasus perikanan pantai di Serang dan Tegal)

295 yang dioperasikan.adalah dimensi ekologi. Walaupun demikian jaring rampus masih mempunyai skor cukup berkelanjutan dari sisi teknologi walaupun pada dimensi ekonomi sudah mendekati kurang berkelanjutan. 4 Berdasarkan penilaian dari kelima dimensi yaitu dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan hukumkelembagaan, dimensi pembangunan perikanan yang dimensi keberlanjutannya paling rendah adalah dimensi ekologi di Kabupaten Tegal 5 Atribut-atribut penting dan paling sensitif dalam analisis Rapfish dari dimensi ekologi yaitu discard and by catch dan perubahan ukuran ikan yang tertangkap. Pada dimensi ekonomi yaitu tingkat subsidi, besarnya pemasaran perikanan, sifat kepemilikan sarana penangkapan, serta alternatif pekerjaan dan pendapatan. Pada dimensi sosial yaitu status dan frekuensi konflik, tingkat pendidikan dan partisipasi keluarga dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan. Pada dimensi teknologi yaitu penggunaan alat bantu penangkapan FADs dan selektifitas alat tangkap. Sementara pada dimensi hukum dan kelembagaan yaitu demokrasi dalam penentuan kebijakan dikuti oleh ketersediaan dan peran tokoh masyarakat lokal di lokasi. Atribut-atribut penting dan paling sensitif ini pada akhirnya digunakan untuk mengidentifikasi upaya-upaya rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan perikanan di kedua lokasi penelitian. 6 Dalam penelitian ini terbukti bahwa teknik Rapfish sangat bermanfaat untuk menentukan status keberlanjutan perikanan tangkap yang sangat komplek di kedua lokasi penelitian. Teknik Rapfish mampu mendiagnosis kondisi suatu perikanan dilihat dari beberapa dimensi.

11.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dihasilkan dari penelitian ini antara lain : 1 Dari perspektif ekologi perlu dilakukan implementasi kebijakan untuk peningkatan selektivitas alat tangkap yang digunakan, agar secara ekologis keberlanjutan peikanan dapat dipertahankan. Dengan menggunakan alat tangkap yang selektif juga akan diperoleh ukuran ikan 296 sesuai dengan kebutuhan pasar dan dapat mengurangi resiko ikan tidak laku di pasar. 2 Pada dimensi ekonomi perlu dilakukan penurunan tingkat subsidi yang dapat meningkatkan effort penangkapan di perairan pantai yang sudah padat tangkap. Kebijakan ini perlu diikuti dengan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi, misalnya perbaikan struktur harga jual ikan melalui mekanisme lelang yang lebih transparan. Pengembangan skill nelayan termasuk dalam penanganan produk perikanan untuk memperoleh nilai tambah, perlu dilakukan. Pembatasan wilayah pemasaran untuk mengurangi tekanan terhadap perairan, dan membatasi atau mengurangi kepemilikan modal usaha perikanan dari luar wilayah yang bersifat profit semata. Lapangan kerja alternatif perlu diciptakan dan dikembangkan agar nelayan tidak hanya bertumpu pada sektor penangkapan. 3 Pada dimensi sosial rekomendasi yang diberikan adalah penanganan konflik baik melalui implementasi hukum maupun ketegasan aparat terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi dilapangan. Peningkatan pendidikan para nelayan diperlukan agar dapat dengan cepat mengadopsimenyerap informasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya serta peningkatan partisipasi keluarga agar para nelayan tidak hanya mengandalkan sumber pendapatan keluarga dari penangkapan ikan tapi dari bentuk lainnya, misalnya peningkatan nilai tambah value added dari produk perikanan atau pengembangan usaha alternatif.. 4 Pada dimensi teknologi rekomendasi yang diberikan adalah pembatasan dan pengawasan penggunaan rumpon FADs disamping menggunakan alat tangkap yang selektif dalam penangkapan ikan agar diperoleh ukuran ikan sesuai dengan kebutuhan pasar dan mengurangi risiko ikan tidak laku di pasar atau dijual dengan harga murah. 5 Pada dimensi hukum dan kelembagaan, rekomendasi yang diberikan adalah peningkatan keterlibatan para nelayan sebagai salah satu stakeholder agar kebijakan yang dibuat lebih bermanfaat jangka panjang dan tepat guna serta memerankan tokoh nelayan masyarakat lokal di lokasi. 297 6 Penggunaan analisis Rapfish sebagai metode dalam disertasi ini dapat menjawab persoalan yang terjadi dalam penelitian. Agar lebih sempurna, dalam penelitian sejenis dikemudian hari atribut dari masing-masing dimensi dapat lebih diperkaya atau ditambahkan. 7 Analisis Rapfish dapat mengadopsi perubahan-perubahan dari atribut- atribut dengan sangat cepat yang terjadi dan bukan hanya pada kondisi sesaat, oleh karena itu perlu dilakukan kajian-kajian sejenis dalam kurun waktu tertentu. 8 Perlu segera ada instrumen kebijakan untuk mengatasi keadaan sumberdaya perikanan yang sudah mencapai tangkap lebih over exploited, dan over harvested terutama di Kabupaten Tegal agar sumberdaya perikanan ini tidak habis dalam jangka pendek namun tetap berkelanjutan dalam jangka panjang. 9 Implementasi suatu instrumen kebijakan tersebut di kedua wilayah penelitian perlu didukung dengan regulasi dan kebijakan yang memperhatikan aspirasi atau proses demokrasi nelayan dan meningkatkan peran tokoh masyarakat lokal sebagai penggerak, penengah dan pengawas. 10 Upaya-upaya konservasi dari kelembagaan lokal perlu terus digalakkan untuk meningkatkan tanggungjawab dan kesadaran masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. 1989. Memacu Sumberdaya Perikanan yang Lestari, Sambil Menaikkan Tingkat Kehidupan Para Nelayan Tradisional. Taskap Peserta Kursus Reguler Angkatan XXII. LEMHANNAS. Jakarta. Alder, J., D. Zeller, T. Pitcher and R. Sumalia. 2002. A Method for Evaluating Marine Protected Area Management. Coastal Management Journal, 30 2: 121-131. Alder, J., T.J. Pitcher, D. Preikshot., K.Kaschner and Ferriss. 2000. How Good is Good ?: A Rapid Appraisal Technique for Evaluation of The Sustainability Status of Fisheries of The North Atlantic. In D. Pauly and T.J. Pitcher Editors. Methods for Evaluating The Impacts on North Atlantic Ecosystems. Fisheries Center Report. Fisheries Center, Univ. Of British Columbia, Vancouver. Anderson, L.G. 1977. The Economics of Fisheries Management. The John Hopkins Univ. Press. Anderson, L.G. 1976. The Relationship Between Firm and Fishery in Common Property Fishery. Land Economics. 522: 179-191. Anderson, R. ed. 1979. North Atlantic Maritime Cultures: Anthropological Essays on Changing Adaptations. Mouton, The Hague. Anggoro. 2000. Tinjauan Aspek Ekologis dalam Menjamin Usaha Perikanan yang Berkelanjutan. Seminar Nasional Perikanan Semarang, 4 Mei 2000. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNDIP. Semarang 13 hlm. Asri, M. 2000. Peningkatan Usaha Pengembangan Perikanan di Pantai Barat Sumatra Barat. UNAND. Aziz, K.A. 1989. Dinamika Populasi Ikan. Bahan Pengajaran. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB. Bogor. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. 2003. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Serang Tahun 2003. BPS Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. 2002. Serang Dalam Angka 2002. Kantor BPS Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. 2003. Serang Dalam Angka 2003. Kantor BPS Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. 2004. Serang Dalam Angka 2004. Kantor BPS Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. 2001. Kabupaten Tegal Dalam Angka 2001. Kantor BPS Kabupaten Tegal. 299 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. 2002. Kabupaten Tegal Dalam Angka 2002. Kantor BPS Kabupaten Tegal. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. 2003. Kabupaten Tegal Dalam Angka 2003. Kantor BPS Kabupaten Tegal. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. 2004. Kabupaten Tegal Dalam Angka 2004. Kantor BPS Kabupaten Tegal. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. 2003. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten 2002. Kantor BPS Provinsi Banten. Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2004. Kantor BPS Pusat. Bank Indonesia, 2004. Peningkatan Keterampilan Lembaga Penyedia Jasa Business Development Services Provider Calon Konsultan Keuangan Mitra Bank. Sambutan Deputi Gubernur Bidang Kredit Bank Indonesia pada Acara Penandatanganan MOU Antara Bank Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM, 23 Juni 2004, Jakarta. Bengen, D.G. dan Rizal. 1999. Perspektif Ekonomi Politik Pemanfaatan Sumberdaya Pantai dan Laut Indonesia. Warta Pantai dan Lautan, 3 1 : 2-3. Bengen, D.G. 2000. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor, 21-26 Februari 2000. Berwick, N.K. 1983. Guidelines for the Analysis of Biophysical Impact to Tropical Coastal Marine Resources. The Bombay Natural History Society Centenary Seminar Concervation in Developing Countries. Bombay. India. Beverton, R.J.H. and Holt, S.J. 1957. On the Dynamics of Exploited Fish Populations. Fish Investigation. Ministry of Agriculture, Fisheries and Food II 19:533. London. Bintoro, G. 2005. Pemanfaatan Berkelanjutan Sumberdaya Ikan Tembang Sardinella fimbriata Valenciennes, 1987 di Selat Madura Jawa Timur. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. 292 hal. Biusing, E.R. 1987. Dinamika Populasi Ikan dan Aspek Biologi Reproduksi Stok Ikan Kembung Laki Rastreliger kanagurta di Sekitar Perairan Laut Pantai Timar Selatan Negeri Sabah Kesatuan Negara Malaysia. Karya Ilmiah, Facultas Perikanan IPB. Bogor. Budiono, A. 2005. Keefektifan Pengelolaan Konflik pada Perikanan Tangkap di Perairan Selatan Jawa Timur. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. 300 Charles, A.T. 1994. Towards sustainable: The Fishery Experience. Ecological Economics, 11, 201-211. Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science. UK. Clark, R Jhon. 996. Coastal Zones Management Hand Book. Lewis Publisher, Boca Raton London New Cork Washington, D.C. Christy, T.F. dan Scott, A. 1985. Sifat dari Sumberdaya Alam Milik Bersama dalam Ian R. Smith dan F. Marahuddin eds.. Ekonomi Perikanan dan Teori Ekonomi ke Pengelolaan Perikanan Jilid I. Yayasan Obor Indonesia, PT. Gramedia. Jakarta. Hal: 130-141. Clark, C.W. 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. John Willey and Sons. Clark, R.P, S.S. Yoshimoto, and S.G. Pooley. 1992. A Bioeconomic Analysis of the Nothern Hawaiian Islands Lobster Fishery. Mar. Res. Econ, Vol. 7. Copes, P. 1970. The Backward Binding Supply Curve of the Fishing Industry. Scot. J. Polit. Econ. Vol. 17. Costanza, R. 1991. The Ecological Economic of Sustainability: Investing in Natural Capital. In: R. Goodland, H.Daily, S.L. Serafy and B.von Droste Editors. Environmentally Sustainable Economic Development : Building on Brundtlund. UNESCO, Paris : 83-90. Costanza, R, Andrade, F, Antunes, P, van den Belt, M, Boesch, D, Boersma, D, Catarino, F, Hanna, S, Limburg, K, Low, B, Molitor, M, Pereira, JG, Rayner, S, Santos, R, Wilson, J, Young, M. 1999. Ecological economics and sustainable governance of the oceans. Ecol. Econ. 31: 171. Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilyah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Daly, H.E. 1990. “Toward Some Operational Principles of Sustainabile Development.” Ecological Economics. 21: 1-6. Departemen Pertanian Deptan. 2000. Pengembangan Kelompok Tani sebagai Unit Ekonomi. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. 2004. Daftar Perahu Kapal Motor Tahun 2003. Pemerintah Provinsi Tingkat I Banten. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. 2005. Daftar Perahu Kapal Motor Tahun 2004. Pemerintah Provinsi Tingkat I Banten. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. 2005. Laporan Tahun pelelangan Ikan Tahun 2004. Pemerintah Provinsi Tingkat I Banten. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2000. Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tahun 1999. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. 301 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang. 2001. Laporan Tahunan Statistik Produksi Perikanan Tahun 2000. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2002. Laporan Tahunan Statistik Produksi Perikanan Tahun 2001. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2003. Laporan Tahunan Statistik Produksi Perikanan Tahun 2002. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2003. Produksi dan Nilai Produksi Budidaya Tambak dan Tangkapan Ikan di Laut Tahun 1983 – 1998. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2003. Produksi Perikanan Laut Menurut Jenis Ikan Tahun 1976 - 1997. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2004. Laporan Tahunan Statistik Produksi Perikanan Tahun 2003. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Perikanan Kabupaten Serang. 1994. Monografi Statistik Produksi Perikanan Tahun 1993. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Perikanan Kabupaten Serang. 1995. Monografi Statistik Produksi Perikanan Tahun 1994. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Perikanan Kabupaten Serang. 1996. Monografi Statistik Produksi Perikanan Tahun 1995. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang. 2005. Laporan Statistik Produksi Perikanan Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang. Djamal, R. 1995. Konsepsi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Karang di Perairan Selatan Yogyakarta dan Sekitarnya. Bahan PenyuluhanAsistensi Pengelolaan Sumberdaya Udang Karang. Dinas Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta. Djoyohadikusumo, S., 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. PT. Pustaka LP3ES. Indonesia. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Elfindri, 2002. Ekonomi Patron-Client. Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan Kebijakan Makro. Andalas University Press. FAO. 1995. The Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO of The United Nations. Rome. 302 FAO. 1999. Rapfish : A Rapid Appraisal Technique For Fisheries, And Its Application To The Code Of Conduct For Responsible Fisheries. Rome : FAO FAO. 1999. Indicators for Sustainable Development of Marine Capture Fisheries. FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries. FAO of The United Nations. Rome. FAO. 2001. Indicators for Sustainable Development of Marine Capture Fisheries. FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries. No. 08 Food and Agriculture Organization FAO Rome. www.fao.orgfiagreemcodecondgdlinesguide8a. ____. 2004. FAO Yearbook of Fishery Statistics. Rome : FAO Fauzi, A dan E. Buchary. 2002. A Socio-economic Perspective of environmental degradation at Kepulauan Seribu National Park, Indonesia. Coastal Management Journal Vol 302. 167-181. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Fauzi, A. 2005. Kebijakan Kelautan dan Perikanan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Fauzi, A dan Anna, S. 2005. Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Fauzi, A. and S. Anna. 2002. Penilaian depresiasi sumberdaya perikanan sebagai bahan pertimbangan penentuan kebijakan pembangunan perikanan. Jurnal Pesisir dan Lautan Vol. 4 2. pp: 36-49. Fauzi, A. dan S. Anna. 2002a. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan : Aplikasi Pendekatan Rapfish Studi Kasus Perairan DKI Jakarta. Jurnal Pesisir dan Lautan Vol. 4 3. pp: 43-55. Ginandjar, K. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta. Gulland, J.A. 1983. Fish Stock Assesment : A Manual of Basic Methods. John Wiley Sons Inc., Chichester. Gunawan, S. 1996. Membangun Perekonomian Rakyat. Ekonomi Pembangunan. IDEA dan Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Gunawan, S. 1996. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Edisi kedua. PT Bina Rena Pariwara. Jakarta. Hannesson, R. 1978. Economics of Fisheries, an Introduction. Univesitetsforlaget. Bergen Oslo. 303 Harris, J.M. 2000. Basic Principles of Sustainable Development. Global Development and Environment Institute, Tuft University, Medford, MA.,USA. Haryadi, A. 2004. Analisis Sosial Ekonomi Manfaat Marine Protected Area Daerah Konservasi Laut di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Hasibuan, 1995. Manajemen Sumberdaya Manusia ‘Dasar dan Kunci Keberhasilan’. Toko Gunung Agung. Jakarta. Kavanagh, P. 2001. Rapid Appraisal Of Fisheries Rapfish Project : Rapfish Software Description For Microsoft Excel. University of British Columbia, Fisheries Centre, Vancouver. Kesteven, G.L. 1973. Manual of Fisheries Science. Part 1- An Intriduction to Fisheries Science. FAO Fisheries Technical Paper No. 118. Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome. King, M. and A.Mc Ilgorm. 1989. Fisheries Biology and Management of Pasific Island Student. International Development Program of Australian Universities and Colleges. 67 p. Klust, G. 1987. Bahan Jaring untuk Penangkapan Ikan terjemahan. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, Semarang. Krisnamurthi, B. 2002. Strategi Pembangunan Ekonomi Rakyat dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi Daerah. Pusat Studi Pembangunan. Institut Petanian Bogor. 61 p. Kusnadi, 2002. Konflik Sosial Nelayan. Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. LKiS, Yogyakarta. 190 p. Kusumastanto, T. 2000. Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Tidak dipublikasi. Program Pascasarjana SPL-IPB. Bogor. Lawson. R.M, 1984. Economics of Fisheries Development. Fraces Pinter Publisher. London. Manullang, M. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia. Jakarta Marimin. 2003. Proses Hirarki Analitik Analytical Hierarchy Process – AHP. Jurusan Industri Teknologi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Mashuri, 1993. Pasang Surut Usaha Perikanan Laut: Tinjauan Sosial Ekonomi Kenelayanan Jawa dan Madura 1850-1940, Masyarakat Indonesia. LIPI. McGoodwin, J. 990. Crisis in the World Fisheries: People Problems and Policies. Stanford University Press, Stanford. Monintja, D.R. dalam Bengen, D.G. 2000. Pemanfaatan Pesisir dan Laut untuk Kegiatan Perikianan Tangkap. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih 304 Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor, 21-26 Februari 2000. 45- 57. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB dan Proyek Pesisir- CRMP. Coastal Resources-University of Rhode Island. Monintja, D.R., Sultan, M., Sarminto. 2002. Metode Seleksi Teknologi Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Kawasan Terumbu Karang. Makalah Konferensi Nasional III Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. FPIK IPB, Bogor, 15 hlm. Mulyana, R. 1999. Kajian Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Pesisir-Pendekatan Sistem Dynamics Studi Kasus Kecamatan Kepulauan Seribu, Jakarta [tesis]. Program Studi Pembangunan. Program Pascasarjana. Institut Teknologi Bandung. Tidak dipublikasikan. Munasinghe, M. 1994. The Economic Approach to Sustainable Development dalam Making Development Sustainable. From Concept to Action, Environmentally Sustainable Development Occasional. Paper Series No. 2. The World Bank, Washington DC. USA. Nikijuluw, V.P.H. 2001. Sumberdaya Laut dan Pantai untuk Penanggulangan Kemiskinan. Makalah Seminar Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan Melalui Pelestarian Fungsi Sumberdaya Alam. SOCSEA, 14 Agustus 2001. Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta. Nikijuluw, V.P.H. 2005. Politik Ekonomi Perikanan. Bagaimana dan Ke mana Bisnis Perikanan? PT Fery Agung Corporation FERACO. Jakarta. Novaczek, I., Harkes, H.T. Ingvild, Sopacua, J dan Ttauhey, D.D. Marcus. 2001. An Institutional Analysis of Sasi Laut in Maluku, Indonesia. ICLARM- The World Fish Center. Penang, Malaysia. Odum, W.E. 1976. Ecological Guidelines for Tropical Coastal Development. International Union for Concervation of Nature and Natural Resources. Publication New Series No 42, IUCN, Switzerland. Panayatou, T. 1992. Management Concepts for Small-scale Fisheries: Economic and Social Aspects. FAO Fish. Tech. Paper, 228: 53 p. Pasaribu, A.T. 1994. Fenomena Kapal Penangkap Ikan Domestik Versus Impor. Techner. Tahun III 1994 : 16. Pauly, D. 1998. When is fisheries management needed ? In Adams, T., Dalzell, P and Roberts, P. eds SPCFFA Workshop on Management of South Pacific Inshore Fisheries, Noumea, NewCaledonia, Vol 3:97-103. Pemerintah Kabupaten Serang. 2001. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan. Kantor Bupati Kabupaten Serang. 305 Pemerintah Kabupaten Serang. 2003. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Restribusi Kegiatan Usaha Perikanan dan Kelautan. Lembaran Daerah Kabupaten Serang No. 611, Seri B, Tahun 2003. Kantor Bupati Kabupaten Serang. Perman, R., Yue Ma, and J. McGilvray. 1996. Natural Resource and Environmental Economics. Longman, Singapore. Pitcher, T. J., A. Bundy, D. Preikshot, T. Hutton, and D. Pauly. 1998. Measuring The Unmeasurable: A Multivariate And Interdisciplinary Method For Rapid Appraisal Of The Health Of Fisheries. Dalam T. J. Pitcher, P. Hart, dan D. Pauly editor: Reinventing Fisheries Management. Kluwer, London. Pitcher, T.J. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique for Fisheries, And Its Application to the Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO Fisheries Circular No. 947:47 pp. Pitcher, T.J. and D. Preikshot. 2001. RAPFISH : A Rapid Appraisal Technique to Evaluate The Sustainability Status of Fisheries. Fisheries Research Report, Fisheries Center University of British Columbia, Vancouver. Pranadji, T. 1998. Ke Arah Pengembangan Agribisnis di Pedesaan Menghadapi Globalisasi Abad 21. Jurnal PANRITA, 12:1-15. Badan Pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Pascasarjana, Bandung. Pranadji, T. 2000. Perekayasa Sosio Budaya dalam Percepatan Transformasi Masyarakat Pedesaan. Pusat Penelitian Sosek Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Purba, J. 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia. 156 hal. Rachman, B, Mardiharini, M., Sumaedi, Askin, A dan Reswati E. 2000. Perumusan Kebijakan Pembiayaan Perikanan Rakyat. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbang Pertanian No: PUP-2000-05. Rahardjo, M. 2003. Analisis Kebijakan Pengelolaan Perikanan Budidaya Laut di Kepulauan Seribu Studi Kasus Kelurahan Pulau Kelapa. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Rees, C. 1994. The Ecologist Approach to Sustainable Development dalam Making Development Sustainable: From Concept to Action, Environmentally Sustainable Development Occasional. Paper Series No. 2. The World Bank, Washington DC. USA Saedan, C. 1999. Kemiskinan Keluarga Nelayan di Pantai Barat Sumatera Barat. Tesis S2, Pembangunan Wilayah Perdesaan. Universitas Andalas, Padang. 306 Samsu, S.H. 2000. Upaya Pengembangan Ekspor Produk Pertanian Indonesia Melalui Agribisnis Berwawasan Agro-industri. Seminar Nasional Dalam Rangka Agro Ekspo 2000. Inagri. Jakarta. Schein, Edgar H. 1985. Seri Manajemen No 80. PT Pustaka Binaman Pressindo. Schaefer, M. 1954. Some Aspects of the Dynamics of Populations Important to Management of Commercial Marine Fisheries. Bull. Inter-Am. Trop. Tuna. Comm. 1:27-56. Setyono, B. 2000. Analisis Produktivitas dan Pendapatan Nelayan dalam Usaha Penangkapan Lobster di Pantai Selatan Kabupaten Gunung Kidul. Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Shari, I. 1990. Ekonomi Nelayan: Pengumpulan Modal, Perubahan Teknologi dan Pembezaan Ekonomi. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. Simbolon, D. 2003. Pengembangan Perikanan Pole and Line yang Berkelanjutan di Perairan Sorong: Suatu Pendekatan Sistem. Disertasi Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 153 hal. Smith. I.R. 1979. A Research Framework for Traditional Fisheries. ICLARM Studies and Reviews. 2:40p Smith. I.R. 1983. A Research Framework for Traditional Fisheries. International Center for Living Aquatic Resources Management ICLARM, Manila. Smith, S.J. 1993. Risk Evolution and Biological Reference Point for Fisheries Management: A Review. In : Kruse, G. Raggers, D.M. Marasco, R.J. Pautzke, C. Quinn, T.J. eds. Management Strategies for Exploited Fish Population. Alaska Sea Grant, Anchorage. Pp. 339-353. Sondang, 1992. Fungsi-fungsi Manajerial. Bumi Aksara. Jakarta. Subade, R.F. and N.M.R. Abdulllah. 1993. Are Fishers Profit Maximizers the case of Gillnetters in Negros Occidental and Iloilo. Philippines. Asian Fisheries Science. 6:39-49. Soegiarto, A. 1976. Pedoman Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir. Lembaga Oseanologi Nasional, Jakarta. Spence, I and Young. F. W. 1978. Monte Carlo Studies in Nonmetric Scaling. Phycometrica, 431 : 75-89 Subade, R.F. and N.M.R. Abdullah. 1993. Are Fishers Profit Maximizers? The case of Gillnetters in Negros Occidental and Iloilo, Philipines, Asian Fisheries Science, 6:39-49. Suseno, 2004. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap. Kasus Pantai Utara Jawa Tengah. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. 307 Susilo, S. B. 2003. Keberlanjutan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil : Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Tai, S.Y. and Heaps, 1996. Effort Dynamics and Alternative Management Policies For The Small Pelagic Fisheries of Northwest Peninsular Malaysia. Marine Research Economics 11. USA. pp 85-103. Taryono. 2003. Analisis Ekonomi Kelestarian Sumberdaya Perikanan Laut Pantai Utara Jawa. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Tatang, W. 2001. Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan, BAPPENAS. Tembilang, N., 1999. Kebijakan Permodalan Bagi Usaha Kecil dan Menengah : Analisis Keefektifan Penyaluran Skim Permodalan Untuk Usaha Kecil dan Menengah. Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, jakarta. Tinungki, G. M. 2005. Evaluasi Model Produksi Surplus dalam Menduga Hasil Tangkapan Maksimum Lestari Untuk Menunjang Kebijakan Pengelolaan Perikanan Lemuru Di Selat Bali. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. 35 p. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. CV. Citra Utama. Jakarta 2004. 404 hal. Widiyanto D. Surya, Asep Saefuddin dan Sumardjo. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Pantai untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Nelayan. Kasus Desa Tanjung Pakis Kabupaten Karawang Jawa Barat. IPB Press. Yusfiandayani, R. 2004. Studi Tentang Mekanisme Berkumpulnya Ikan Pelagis Kecil Di Sekitar Rumpon Dan Pengembangan Perikanan di Perairan Pasauran. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.231 hal. Zulham A. 2005. Implikasi Kebijakan Subsidi Perikanan Pada Pengembangan Perikanan Tangkap. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. 278 hal. Lampiran 1 Peta daerah penangkapan perairan Pantai Pasauran, Kabupaten Serang Lampiran 2 Peta daerah penangkapan perairan Pantai Kabupaten Tegal Lampiran 3 Persepsi nelayan pada dimensi ekologi berdasarkan data primer tahun 2005 25 50 75 100 P.Bugis J.Udang P.Gemplo Bundes Rampus Perikanan Tangkap P er sep si N el ay an Ada Tidak ada

a. Proporsi ikan yang dibuang