87
dalam status kurang, selang 51-75 dalam status cukup dan selang 76-100 dalam status baik. Pembagian selang yang menggambarkan status indeks keberlanjutan
ekologi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Selang indeks dan status keberlanjutan ekologi perikanan tangkap
skala kecil No
Selang Indeks Keberlanjutan Status Keberlanjutan
1 0-25 Buruk
2 26-50 Kurang
3 51-75 Cukup
4 76-100 Baik
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Sumberdaya perikanan tangkap lokasi penelitian 5.3.1.1 Kabupaten Tegal
Hampir setiap jenis alat tangkap dapat menangkap beberapa jenis ikan karena keanekaragaman hayati ikan dan nelayan umumnya siap untuk
memanfaatkan apa saja yang tertangkap. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh jaring rampus, payang gemplo dan bundes di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada
Tabel 5.3. Jenis ikan yang beberapa tahun silam masih ditangkap namun pada 2-3 tahun terakhir sudah sangat sulit didapat diantaranya adalah ikan kerong-kerong
Therapon spp, gerot-gerot Pristipoma spp., biji nangka Parupeneus spp., kapas-kapas Gerres spp., dan ikan sebelah Psettodidae. Di samping beberapa
jenis ikan tersebut di atas, beberapa jenis udang yang juga sudah sangat sulit didapat seperti udang krosok Metapenaeus monoceros, udang windu Penaeus
monodon, dan udang pacet Penaeus semisulcatus. Sebagian kecil dari nelayan mengatakan, bahwa jenis ikan dan udang tersebut sudah hilang karena terkuras
oleh jaring arad Lampiran 3. Beragamnya setiap alat tangkap menyebabkan perlu adanya standardisasi
untuk perhitungan total effort tahunan. Standardisasi alat tangkap diperlukan untuk menyeragamkan satuan upaya penangkapan dari berbagai alat tangkap
dengan menggunakan salah satu alat tangkap yang dominan dalam menangkap ikan sebagai alat tangkap standar. Jenis alat tangkap yang dioperasikan di
88
Kabupaten Tegal didominasi oleh alat tangkap payang gemplo, rampus, dan bundes Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Tegal, 2005.
Tabel 5.3 Jenis-jenis ikan yang biasa tertangkap oleh jaring rampus, payang gemplo dan bundes DKP Kabupaten Tegal, 2005.
Jenis Ikan Nama ilmiah
Jaring Rampus
Payang gemplo
Bundes
Teri Stolephorus spp.
-
X
- Rebon
Meretrix spp. -
X
X
Layang Decapterus sp.
x
X
-
Kembung Rastrelliger sp.
x
X
-
Tembang Sardinella spp.
x
X
-
Selar Selaroides spp
X
-
Tenggiri Scomberomorus spp
x -
-
Julung-julung Hemirhampus spp.
x -
-
Belanak Mugil spp.
x -
-
Kepiting Scylla serrata
-
X
Tiga waja Otolithes sp.
x -
X
Petek Leigonathus spp.
x -
X
biji nangka Parupeneus spp.
-
X
Beloso Saurida spp
-
X
Bawal putih Pampus argentheus
x -
X
Manyung Arius spp
-
X
Bulu ayam Setipinna spp.
-
X
Cucut Sphyrinidae
-
X
Sembilang Plototus spp.
-
X
Kerapu Epinephelus spp.
-
X
Jenis-jenis udang Penaeus spp.
-
X
Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan Tegal di perairan pantai Tegal selalu didaratkan di tempat pendaratan yang sama sepanjang tahun, yaitu TPI Larangan,
TPI Surodadi I dan TPI Surodadi II. Alat tangkap yang selalu dioperasikan sepanjang tahun adalah alat tangkap payang sedangkan alat tangkap lainnya hanya
pada musim tertentu saja, sesuai dengan musim ikan yang menjadi sasaran alat tangkap tersebut
. Pada tahun 1998, alat tangkap bundes beroperasi sepanjang
tahun, pada tahun 1999 sampai 2002 hanya beroperasi pada bulan Januari sampai dengan bulan April dan bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober, sedangkan
pada tahun 2003 tidak beroperasi pada bulan Januari, Juli dan Oktober, pada tahun 2004 tidak beroperasi pada bulan Mei, Juni dan September.
Alat tangkap standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah payang. Pemilihan alat tangkap standar ini dengan pertimbangan bahwa : 1 payang
89
adalah jenis alat yang paling banyak dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Tegal, 2 payang adalah alat yang dioperasikan sepanjang tahun. Jenis ikan hasil
tangkapan di Kabupaten Tegal yang didaratkan di TPI Larangan, TPI Surodadi I dan TPI Surodadi II dapat dilihat pada Tabel 5.4. Hasil tangkapan yang
didaratkan di TPI Larangan rata-rata 66 dari total tangkapan di Kabupaten Tegal.
Jenis ikan yang ditangkap antara lain teri, julung-julung, tenggiri, peperek, tongkol, tigawaja, rajungan dan rebon. Jenis ikan dominan yang ditangkap adalah
teri dengan rata-rata hasil tangkapan 38 dari total hasil tangkapan. Teri merupakan jenis ikan unggulan yang ditangkap nelayan di Kabupaten Tegal
dengan menggunakan payang.
5.3.1.1.1 Produksi dan upaya penangkapan
Produksi ikan yang digunakan untuk perhitungan potensi sumber daya adalah seluruh jenis ikan yang tertangkap oleh ke tiga jenis alat tangkap di
Kabupaten Tegal. Data produksi ikan yang dikumpulkan diperoleh dari data produksi tiga TPI yaitu TPI Larangan, Suradadi I dan Suradadi II.
Data upaya penangkapan diperoleh dengan cara mengumpulkan data jumlah trip dan alat tangkap yang dioperasikan di Kabupaten Tegal. Alat tangkap
yang dijadikan acuan dalam menghitung potensi dan pemanfaatan sumberdaya adalah payang gemplo, bundes dan jaring rampus seperti telah diuraikan diatas.
Selanjutnya data tentang trip dan alat tangkap berdasarkan masing-masing alat tangkap yang dijadikan acuan Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Produksi dan effort aktual dari alat tangkap payang, bundes dan rampus di Kabupaten Tegal 1994-2004
Produksi ton Upaya penangkapan trip
Tahun Payang
Bundes Rampus
Total Payang Bundes
Rampus
1994 312,01 74,16
20,23 406,4
5.633 803
753 1995
285,48 50,39 16,60
352,3 5.952
623 714
1996 509,25 58,28
10,17 577,7
11.665 796
480 1997
492,11 50,53 5,36
548,0 12.297
759 271
1998 675,93 65,34
4,81 746,1
12.253 707
179 1999
635,48 38,72 3,53
677,7 17.135
629 195
90
Produksi ton Upaya penangkapan trip
Tahun Payang
Bundes Rampus
Total Payang Bundes
Rampus
2000 578,32 42,16
4,32 624,8
16.988 738
258 2001
550,75 36,39 1,54
588,7 17.241
681 100
2002 447,52 25,45
4,51 477,5
17.185 585
354 2003
608,80 37,08 1,14
647,0 18.347
662 73
2004 444,67 26,97
0,97 472,6
17.209 623
75
Sumber : Data bulanan TPI Larangan dan Suradadi serta Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Tegal, 1995-2005 diolah.
5.3.1.1.2 Produktivitas alat tangkap
Produktivitas adalah hasil tangkapan tiap satu unit alat tangkap tahunan atau harian di suatu daerah penangkapan atau wilayah perikanan. Perhitungan
produktivitas dapat dilakukan jika data tentang hasil tangkapan dan jumlah unit atau hari tangkap trip tiap alat tangkap yang mampu menangkap jenis ikan
tersebut diketahui. Dengan dua data tersebut produksi dan upaya penangkapan, produktivitas dapat dihitung dengan satuan ton per unit alat tangkap per tahun
atau kilogram per unit alat tangkap per hari. Dengan demikian, perhitungan produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tangkapan per alat
tangkap dibagi dengan jumlah trip tahunan alat tangkap tersebut. Data produktivitas payang, bundes dan rampus di Kabupaten Tegal dari tahun 1994-
2004 dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Produktivitas payang, bundes dan rampus di Kabupaten Tegal 1994-
2004
Produktivitas tontrip Tahun
Payang Bundes Rampus
1994 0,0554 0,0923 0,0269 1995 0,0480 0,0809 0,0232
1996 0,0437 0,0732 0,0212 1997 0,0400 0,0666 0,0198
1998 0,0552 0,0924 0,0268 1999 0,0371 0,0616 0,0181
2000 0,0340 0,0571 0,0167 2001 0,0319 0,0534 0,0154
2002 0,0260 0,0435 0,0127 2003 0,0332 0,0560 0,0157
2004 0,0258 0,0433 0,0129
Rata-rata 0,0391 0,0655 0,0190
91
Produktivitas dari
alat tangkap bundes lebih tinggi daripada payang, namun demikian bundes tidak menjadi alat tangkap standar karena kenyataan di
lapangan tidak dominan dan tidak dioperasikan sepanjang tahun yang dapat dibuktikan dengan jumlah unit maupun jumlah trip operasi tahunan. Di sisi lain
payang lebih dominan yang dapat dilihat dari jumlah alat tangkap dan trip pengoperasiannya. Oleh karena itu dalam perhitungan ini, payang digunakan
sebagai alat tangkap standar karena dominasinya baik jumlah unit alat tangkap maupun trip operasi tahunannya.
5.3.1.1.3 Fishing Power Index FPI
Fishing power index FPI adalah tingkat kemampuan suatu alat tangkap dalam menangkap ikan atau suatu jenis ikan tertentu dalam waktu dan daerah
penangkapan tertentu pula. Perhitungan fishing power index diperlukan jika alat
tangkap yang mengeksploitasi sumberdaya ikan atau suatu jenis ikan tertentu jumlahnya lebih dari satu. Selanjutnya dalam perhitungannya perlu dipilih salah
satu alat tangkap yang paling dominan dalam operasi penangkapan untuk dijadikan rujukan dalam menyeragamkan jumlah upaya penangkapan effort yang
terjadi terhadap jenis ikan atau sumberdaya ikan tersebut. Dalam penelitian ini, alat tangkap yang digunakan sebagai rujukan adalah payang gemplo payang
sehingga nilai FPI alat tangkap payang adalah = 1, bundes = 1,67 dan rampus = 0,49 Tabel 5.6. Nilai indeks ini digunakan sebagai faktor pengali terhadap
trip masing-masing alat tangkap tersebut. Total trip penangkapan baku dalam satu periode diperoleh dari jumlah trip penangkapan yang telah dikalikan dengan
FPI. Tabel 5.6
Rata-rata produktivitas tontrip dan fishing power index FPI dari alat tangkap payang, bundes dan rampus di Kabupaten Tegal.
Indeks Payang Bundes
Rampus
Rata-rata produktivitas CPUE
0,0391 0,0655 0,0190 FPI 1,0000
1,6738 0,04869
92
5.3.1.1.4 Standardisasi upaya penangkapan
Standardisasi upaya penangkapan adalah menyeragamkan besarnya nilai upaya penangkapan effort beberapa jenis alat tangkap ke dalam satuan jenis
upaya alat tangkap tertentu yang dijadikan standar Tabel 5.7. Tabel tersebut menyajikan hasil perkalian data trip tiap alat tangkap pada Tabel 5.4 dengan nilai
FPI masing-masing alat tangkap pada Tabel 5.6, menghasilkan trip standar payang, bundes dan jaring rampus.
Tabel 5.7 Perkembangan effort standar dari payang, bundes dan rampus di Kabupaten Tegal.
Tahun Payang Bundes Rampus Total
Trip Standar
1994 5.633,00 1.344,81 366,62 7.344,43
1995 5.952,00 1.043,20 347,77 7.342,97
1996 11.665,00 1.332,89 233,93 13.231,82
1997 12.297,00 1.269,59 131,99 13.698,58
1998 12.253,00 1.183,59 87,26
13.523,85 1999 17.135,00 1.052,25
94,84 18.282,09
2000 16.988,00 1.235,77 125,68 18.349,45
2001 17.241,00 1.140,47 48,54
18.430,01 2002 17.185,00
979,14 172,28 18.336,42
2003 18.347,00 1.107,42 35,36
19.489,77 2004 17.209,00 1.043,16
36,65 18.288,81
5.3.1.1.5 Pendugaan Status Potensi Sumberdaya Perikanan
Potensi lestari MSY adalah batas maksimum eksploitasi teoritis suatu sumberdaya perikanan tanpa mengganggu kemampuan sumberdaya tersebut untuk
pulih kembali pada tahun berikutnya. Perhitungan MSY didasarkan pada adanya data tahunan tingkat eksploitasi dan upaya penangkapan. Metode yang digunakan
dalam perhitungan MSY seperti yang telah dikemukakan dalam Bab 3 metodologi sebelumnya adalah metode Schaefer 1954 dan metode CYP
Clark, Yosimoto dan Polley, 1992. Kedua metode ini digunakan diantaranya untuk melihat metode yang lebih mendekati kenyataan di lapangan. Dengan
mengetahui hubungan upaya penangkapan dengan produksi Gambar 5.1 dan CPUE berdasarkan alat tangkap yang sudah distandardisasi serta produktivitas alat
tangkap standar dapat dihitung Tabel 5.8.
93
Tabel 5.8 Total produksi aktual, total effort standar dan produktivitas alat tangkap standar di Kabupaten Tegal Tahun 1994-2004
Tahun Produksi ton Effort trip CPUE
tontrip
1994 406,4 7344 0,055
1995 352,3 7343 0,048
1996 577,7 13231 0,044 1997 548,0 13699 0,040
1998 746,1 13523 0,055 1999 677,7 18281 0,037
2000 624,8 18348 0,034 2001 588,7 18429 0,032
2002 477,5 18335 0,026 2003 647,0 19489 0,033
2004 472,6 18288 0,026
Hubungan antara jumlah upaya penangkapan standar trip dengan CPUE pada perikanan skala kecil Tegal adalah
0, 0684 0, 00000194 CPUE
trip =
− ⋅
. Nilai CPUE ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan
jumlah effort yang digunakan. Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 1994 dalam 1 trip diperoleh produksi sebesar 55,34 kg atau dalam 7344 trip diperoleh
produksi sebesar 406,40 ton. Pada Gambar 5.1 juga menggambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika terjadi peningkatan jumlah trip di
perairan Kabupaten Tegal.
94
Trip
CP U
E to
n tr
ip
35000 30000
25000 20000
15000 10000
5000 0.055
0.050 0.045
0.040 0.035
0.030 0.025
2004 2003
2002 2001
2000 1999
1998
1997 1996
1995 1994
Gambar 5.1 Hubungan upaya penangkapan trip dengan CPUE di Kabupaten Tegal.
1 Metode Schaefer
1954 1
Potensi lestari MSY Analisis regresi linier CPUE terhadap upaya penangkapan pada Tabel 5.8
diperoleh nilai a intercep sebesar 0,0684 dan b slope sebesar -0,00000194 sehingga persamaan lestari Schaefer adalah :
2
00000194 ,
0684 ,
E E
Y ⋅
− ⋅
= Dari persamaan Schaefer di atas diperoleh nilai a dan b yang dapat
digunakan untuk mengetahui upaya penangkapan maksimum yaitu E-
MSY
= 17.629 trip. Setelah memasukkan nilai upaya maksimum E-
MSY
tersebut ke dalam persamaan penangkapan lestari diperoleh tingkat produksi lestari Y-
MSY
= 602,91 ton. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual
dengan effort pada perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal dengan menggunakan persamaan Schaefer di atas disajikan pada Gambar 5.2.
CPUE = 0,0684 - 0,00000194x R
2
= 0.691
95
Tr ip
Pr o
d u
k s
i to
n
35000 30000
25000 20000
15000 10000
5000 800
700 600
500 400
300 200
100
Va ria ble Produksi Le sta ri
Produksi a ktua l
04 03
02 01
00 99
98 97
96
95 94
Gambar 5.2 Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten
Tegal menurut metode Schaefer, 1954
Pada Gambar 5.3 terlihat bahwa penambahan upaya effort tidak selalu identik dengan peningkatan produksi seperti yang terjadi pada tahun 2002 dan
2004 di mana dengan effort yang tinggi diperoleh hasil tangkapan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dengan menggunakan persamaan ini dapat diduga produksi lestari dengan metode Schaefer di Kabupaten Tegal setiap tahunnya. Produksi lestari, produksi
aktual dan effort aktual yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Effort, produksi aktual dan produksi lestari perikanan di perairan
Kabupaten Tegal menurut metode Schaefer, 1954
Tahun Effort
Produksi aktual ton Produksi lestari Schaefer ton
1994 7.344
406,40 397,70
1995 7.343
352,30 397,66
1996 13.231
577,70 565,39
1997 13.699
548,00 572,95
1998 13.523
746,08 570,20
1999 18.281
677,73 602,08
2000 18.348
624,80 601,90
2001 18.429
588,68 601,67
2002 18.335
477,48 601,94
2003 19.489
647,02 596,19
2004 18.288
472,61 602,06
96
Tingkat produksi lestari dan tingkat pemanfaatannya atau produksi aktual kegiatan perikanan tangkap di perairan pantai Kabupaten Tegal selama 11 tahun,
sejak tahun 1994 sampai tahun 2004 disajikan pada Gambar 5.3.
100 200
300 400
500 600
700 800
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun P
roduk s
i Ton
Produksi aktual Produksi Lestari
Gambar 5.3 Tingkat produksi lestari dan produksi aktual di Perairan Tegal menurut metode Schaefer, 1954
Menurut metode Schaefer tersebut, tingkat produksi aktual yang dihasilkan jika dibandingkan tingkat produksi lestari yang seharusnya, masih
relatif datar kecuali pada tahun 1998. Lonjakan produksi yang tinggi pada tahun 1998 terjadi karena upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan juga
meningkat tajam. Revenue atau penerimaan yang diperoleh pada kondisi MSY adalah
sebesar : 5750000 602, 91
94000 17629
MSY
R =
⋅ −
⋅ = 1.809.603.093 rupiah.
2 Potensi ekonomi lestari MEY
Selanjutnya dapat dihitung nilai effort upaya penangkapan pada kondisi MEY Maximum Economic Yield sebesar :
trip E
E
OA MEY
26831 2
1 2
1 =
=
97
= 13.416 trip Jumlah tangkapan pada kondisi MEY sebesar :
2
13416 00000194
, 13416
0684 ,
⋅ −
⋅ =
MEY
Y = 568,47 ton
Penerimaan pada kondisi MEY sebesar : 5750000 568, 47
94000 13416
MEY
R =
⋅ −
⋅ = 2.007.630.883 rupiah.
Revenue atau penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan pada kondisi MEY sebesar 2.007.630.883 rupiah.
3 Kondisi open access OA
Komponen harga dan biaya operasi penangkapan di perairan Kabupaten Tegal diketahui rata-rata harga p = Rp.5.750.000,- per ton dan rata-rata biaya
c = Rp.94.000,- per trip. Selanjutnya dapat dihitung nilai effort upaya penangkapan pada kondisi open access sebesar :
00000194 ,
0684 ,
5750000 94000
− −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
=
OA
E trip
= 26.831 trip Jumlah tangkapan pada kondisi open access sebesar :
2
26831 00000194
, 26831
0684 ,
⋅ −
⋅ =
OA
Y = 438,63 ton
Penerimaan pada kondisi open access sebesar : 5750000 438, 63
94000 26831
OA
R =
⋅ −
⋅ = 0 rupiah
Revenue atau penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan pada kondisi open access tidak ada atau nol.
98
Tabel 5.10 Produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan perikanan di Kabupaten Tegal menurut metode
Schaefer, 1954
Rejim pengelolaan No Parameter Simbol
MEY MSY Open access
1. Produksi ton
Y 568,47 602,91
438,63 2.
Effort trip E
13.416 17.629
26.831 3.
Rente ekonomi Rp R
2.007.630.8839 1.809.603.093 0
Secara grafis keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten Tegal dengan metode Schaefer 1954 yang merupakan hasil proses software
MAPLE dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten Tegal menurut metode Schaefer, 1954
2 Metode CYP Clark, Yosimoto dan Poley, 1992
Analisis surplus produksi dengan metode CYP 1992 dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data produksi dan effort tahunan selama 11 tahun
mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2004. Rata-rata produksi tahunan dari semua jenis alat tangkap yang dioperasikan di Kabupaten Tegal adalah 556,25
ton, dengan rata-rata upaya penangkapan tahunan sebanyak 15.119 trip. Jumlah trip penangkapan ini telah distandardisasi sesuai dengan Fishing Power Index
99
FPI masing-masing alat tangkap. Nilai CPUE menunjukkan besaran produksi per unit upaya penangkapan dalam hal ini adalah trip. CPUE diperoleh dari total
produksi dibagi dengan jumlah trip yang dioperasikan. Pendugaan parameter biologi dengan menggunakan metode CYP
diperlukan nilai logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE pada saat t serta jumlah effort pada waktu t dan t+1. Nilai tersebut sesuai dengan persamaan
matematis CYP. Dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS, persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi Y =
α + X
1
+ X
2
. Hasil dari OLS dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai koefisien
α = -2,5644, koefisien = 0,00321 dan koefisien = -0,0000239 seperti pada Lampiran 4.
Tabel 5.11, menyajikan data rata-rata produksi tahunan dari semua jenis alat tangkap yang dioperasikan di Kabupaten Tegal.
Tabel 5.11 Produksi, alat tangkap dan CPUE perikanan di perairan Kabupaten Tegal
Tahun Produksi
Ton Effort trip dari
alat standar CPUE
ln CPUE
t+1
Ln CPUE
t
E
t
+ E
t+1
1994 406,40 7.344
0,05534 -3,03702
-2,89430 14.687
1995 352,30 7.343
0,04798 -3,13126
-3,03702 20.574
1996 577,70 13.231
0,04366 -3,21880
-3,13126 26.930
1997 548,00 13.699
0,04000 -2,89732
-3,21880 27.222
1998 746,08 13.523
0,05517 -3,29486
-2,89732 31.804
1999 677,73 18.281
0,03707 -3,37985
-3,29486 36.629
2000 624,80 18.348
0,03405 -3,44380
-3,37985 36.777
2001 588,68 18.429
0,03194 -3,64804
-3,44380 36.764
2002 477,48 18.335
0,02604 -3,40523
-3,64804 37.824
2003 647,02 19.489
0,03320 -3,65572
-3,40523 37.777
2004 472,61
18.288 0,02584 Rata-rata 556,25
15.119
Sumber : Data bulanan TPI Larangan dan Suradadi serta Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Tegal, 2005 diolah.
Dari nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan sebesar 1,98721, koefisien kemampuan tangkap sebesar 0,00010 dan daya dukung
lingkunganperairan adalah 798,09 ton. Parameter ekonomi yang digunakan dalam analisis bioekonomi sumberdaya perikanan adalah rata-rata harga ikan per
ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Rata-rata harga ikan per ton diperoleh dari data sekunder dan data primer yang merupakan hasil wawancara
100
dengan nelayan, begitu juga dengan biaya per trip penangkapan yang dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Parameter biologi dan ekonomi perikanan pantai Kabupaten Tegal menurut metode CYP, 1992
No Keterangan Simbol Nilai
1. Tingkat pertumbuhan
R 1,98721
2. Koefisien kemampuan tangkap
Q 0,00010
3. Daya dukung lingkungan perairan ton
K 798,09
4. Harga per ton Rp.
P 5.750.000,00
5. Biaya per
trip Rp. C
94.000,00
Fungsi pertumbuhan perikanan yang umum digunakan adalah fungsi pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h = qXE. Dengan menggunakan
fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dapat diketahui tingkat produksi lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungsi dari tingkat upaya aktual
yang dilakukan setiap tahun. Semakin tinggi tingkat upaya yang diusahakan melebihi kondisi optimal akan mengakibatkan terkurasnya sumberdaya
perikanan sehingga tidak ada lagi yang dapat dimanfaatkan. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 5.5 disajikan perbandingan dan fluktuasi produksi aktual, produksi
lestari dengan perubahan upaya penangkapan effort untuk kegiatan perikanan tangkap di perairan pantai Tegal dengan metode CYP.
Tr ip P
rod u
k s
i ton
35000 30000
25000 200 00
15000 10000
50 00 800
700 600
500 400
300 200
100
Va ria b le P ro d uks i Le st a ri
P ro d uks i a ktua l
04 03
02 01
00 99
98
97 96
95 94
Gambar 5.5 Hubungan produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal
menurut metode CYP, 1992
101
Dari Gambar 5.5 tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan atau penambahan effort tidak selalu diikuti penambahan produksi. Gambar ini juga
mengindikasikan bahwa sumberdaya dengan peningkatan effort atau input akan menguras sumberdaya yang semakin terbatas karena tidak seirama dengan
rekruitmen yang dalam jangka panjang akan menimbulkan biological overfishing. Tingkat produksi aktual yang dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan
tingkat produksi lestari yang seharusnya, kecuali pada tahun 1994 dan 1995 Gambar 5.6. Tingkat produksi aktual melonjak tinggi semenjak tahun 1996
sampai dengan tahun 2004, hal ini terjadi karena upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan juga meningkat tajam. Perbandingan antara tingkat
produksi aktual dengan produksi lestari adalah seperti Gambar 5.6.
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun Pr
oduksi ton
Produksi Lestari Produksi aktual
Gambar 5.6 Tingkat produksi lestari dan produksi aktual di Perairan Tegal menurut metode CYP, 1992
Pada Gambar 5.7 berikut menunjukkan overlay antara produksi lestari dengan Schaefer dan CYP pada tingkat effort dan produksi aktual yang sama di
Kabupaten Tegal. Gambar 5.7 ini menunjukkan bahwa model Schaefer lebih optimistik terhadap sumberdaya perikanan ditunjukkan oleh produksi lestari yang
102
lebih tinggi. Pada model Schaefer ini rata-rata produksi aktual yang ada di Kabupaten Tegal masih berada di bawah kurva produksi lestari Schaefer.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan model CYP yang lebih pesimistik terhadap sumberdaya perikanan dan lebih realistik terhadap kondisi yang ada
sebenarnya di lapang. Produksi aktual dengan model CYP lebih banyak berada di luar kurva produksi lestari CYP sejak tahun 1995 yang menyatakan perikanan di
Kabupaten Tegal sudah mengalami overfishing. Analisis selanjutnya maka akan digunakan model CYP karena lebih realistik dengan kondisi saat ini sehingga
lebih hati-hati dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan di Kabupaten Tegal.
Trip
Pr o
d u
k s
i to
n
35000 30000
25000 20000
15000 10000
5000 800
700 600
500 400
300 200
100
Variable A k tual
C YP Schaefer
2003 2000
1997 2004
2002 2001
1999 1998
1996
1995 1994
2003 2000
1997 2004
2002 2001
1999 1998
1996
1995 1994
Gambar 5.7 Overlay hasil metode Schaefer dan CYP untuk effort, produksi lestari dan produksi aktual di Kabupaten Tegal
Perkembangan atau dinamika perikanan dapat dilihat dari arah atau trajectory garis koordinat effort dengan produksi. Gambar 5.8 menyajikan Copes
eye ball dari turunan Gambar 5.7 di atas dengan menggunakan model CYP. Kontraksi dan ekspansi terjadi selama 11 tahun, sejak tahun 1994 sampai tahun
2004. Pada awal periode tahun 1994 produksi aktual sudah di atas kurva produksi lestarinya dan mengalami kontraksi menuju ke arah produksi lestarinya,
sehingga pada tahun 1995 perikanan di Kabupaten Tegal masih berada di sekitar
103
kurva lestari sumberdaya. Setelah tahun 1995 terjadi ekspansi yang sangat tinggi akibat peningkatan effort sampai pada tahun 1998, sehingga produksi aktual
berada di atas kurva produksi lestari. Pada tahun 1998 produksi aktual yang dihasilkan sangat besar seiring dengan terjadinya krisis moneter. Karena krisis
moneter ini maka para nelayan memacu effort agar produksi meningkat dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang meningkat karena tingginya
tingkat inflasi. Setelah tahun 1998, produksi aktual terus menerus mengalami kontraksi menuju ke kurva produksi lestari namun juga mengalami ekspansi
menjauhi kurva produksi lestari. Akibat dampak kumulatif sejak tahun 1998 sampai tahun 2004, keseimbangan sudah berada di sebelah kanan MSY dan di
luar kurva produksi lestari yang selalu menunjukkan pola ekspansi dan kontraksi menuju ke pengelolaan open access.
Gambar 5.8 Copes eye ball untuk perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal menurut metode CYP, 1992
Tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dilihat dari rejim maximum economic yield MEY, maximum sustainable yield MSY dan akses
terbuka. Nilai biomas optimal pada rejim maximum economic yield MEY adalah 484,51 ton, tingkat produksi optimal adalah 378,30 ton dan jumlah effort
104
trip optimal yang diperbolehkan adalah 8.163 trip. Pada rejim maximum sustainable yield MSY biomas, produksi dan upaya optimal adalah berturut-
turut 399 ton, 396 ton dan 10.389 trip. Dalam rejim akses terbuka biomas optimal hanya 170,93 ton, produksi optimal yang dapat dilakukan 266,92 ton dan jumlah
trip yang diperolehkan 16.327 trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rejim MEY adalah 1.407.835.829 dan rejim MSY adalah
1.303.258.460 sedangkan pada rejim akses terbuka tidak ada atau nol. Biomas, produksi, effort dan rente ekonomi pada rejim pengelolaan MSY, MEY dan open
access disajikan pada Tabel 5.13. Secara grafis keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten Tegal yang merupakan hasil proses software
MAPLE disajikan pada Gambar 5.9 dan Lampiran 7. Tabel
5.13 Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan Kabupaten Tegal menurut
metode CYP, 1992 Rejim pengelolaan
No Parameter Simbol MEY MSY
Open access
1. Biomas ton
X 484,51 399
170,93 2. Produksi
ton h
378,30 396 266,92
3. Effort trip
E 8.163
10.389 16.327
4. Rente ekonomi Rp
π
1.407.835.829 1.303.258.460 0
TR = TC MEY MSY
OA 1.407.835.829
1.303.258.460 TR = TC
MEY MSY
OA 1.407.835.829
1.303.258.460
Gambar 5.9 Keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten Tegal menurut metode CYP, 1992
105
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rejim MEY sedangkan yang terendah adalah rejim akses terbuka Tabel 5.13 dan Gambar 5.9. Biomas atau
stok ikan tertinggi adalah pada rejim pengelolaan MEY dan terendah rejim akses terbuka, jumlah produksi terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rejim MSY
dan terendah rejim akses terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperbolehkan adalah pada rejim akses terbuka dan terendah rejim MEY.
Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya optimal pada mekanisme rejim MEY telah terjadi kelebihan input trip
yang digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual dibandingkan dengan rejim MEY adalah 185 dan output adalah 147 .
Nilai persentasi diatas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dibandingkan dengan nilai optimal. Perbandingan input aktual terhadap rejim
MSY adalah 146 dan output adalah 140 . Perbandingan input aktual terhadap input akses terbuka adalah 93 dan output adalah 208 . Nilai perbandingan
input kurang dari 100 menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input akses terbuka. Nilai perbandingan output aktual terhadap output optimal
lebih dari 100 menunjukkan bahwa telah terjadi kelebihan tangkapan over harvested. Kelebihan rata-rata tangkapan aktual terhadap MSY adalah 40,29
dan kelebihan effort yang digunakan terhadap MSY sebesar 46. Perbedaan perbandingan input dan output aktual dengan input dan output
optimal yang paling kecil adalah pada rejim MSY dan paling mencolok adalah pada rejim akses terbuka. Pada rejim MSY dapat dirata-rata bahwa kelebihan
input dan output aktual terhadap input dan output optimal adalah 43 . Pada Gambar 5.10, terlihat effort rata-rata pada kondisi aktual di atas
kondisi MEY dan MSY serta mendekati kondisi open access. Rata-rata effort aktual sudah melebihi dua kali lipat dari kondisi optimal MEY. Tingkat effort
yang semakin meningkat ini juga akan meningkatkan biaya operasional sehingga rente ekonomi yang diterima nelayan akan semakin menurun. Peningkatan rata-
rata effort aktual ini pada akhirnya akan menuju economic overfishing.
106
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000
Effo rt T
ri p
MEY MSY
open access Aktual
Gambar 5.10 Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual di perairan Kabupaten Tegal.
Pada Gambar 5.11, terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing- masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual.
Rata-rata produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY, MSY dan open access. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di
perairan Kabupaten Tegal telah terjadi over harvested dari sisi output atau produksi. Gambar 5.10 dan Gambar 5.11, menunjukkan bahwa di perairan
Kabupaten Tegal telah terjadi economic overfishing dan biological overfishing.
107
100 200
300 400
500 600
P rod
uk s
i To
n
MEY MSY
open access Aktual
Gambar 5.11 Perbandingan produksi perikanan dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual di perairan Kabupaten Tegal.
5.3.1.2 Kabupaten Serang
Analisis surplus produksi di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang dilakukan dengan menggunakan data tahunan selama 17 tahun dari tahun 1988
sampai dengan tahun 2004. Rata-rata produksi perikanan di Pantai Pasauran Kabupaten Serang sebesar 375,16 ton per tahun dengan rata-rata jumlah alat
tangkap 61 unit per tahun atau rata-rata upaya penangkapan tahunan sebanyak 3.163 trip Tabel 5.14. Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Pantai
Pasauran Kabupaten Serang adalah payang bugis. Nilai CPUE yang diperoleh di Pantai Pasauran Kabupaten Serang ini menunjukkan besaran produksi per unit
upaya dalam hal ini trip penangkapan, di mana CPUE ini diperoleh dari total produksi dibagi dengan total jumlah trip dalam satu tahun. Selengkapnya data
produksi, jumlah trip per tahun dan CPUE perikanan di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang dapat dilihat pada Tabel 5.14.
108
Tabel 5.14 Total produksi aktual, total effort standar dan produktivitas alat tangkap standar di Kabupaten Serang Tahun 1988-2004
Tahun Produksi ton
Trip CPUE ton
1988 273,6 995 0,275
1989 272,0 995 0,273
1990 133,2 995 0,134
1991 112,0 1363
0,082 1992 281,0
1350 0,208
1993 621,0 1978
0,314 1994 210,0
2242 0,094
1995 248,1 3650
0,068 1996 762,9
4400 0,173
1997 206,0 3300
0,062 1998 434,5
4400 0,099
1999 366,6 4000
0,092 2000 272,5
4000 0,068
2001 667,5 6250
0,107 2002 557,0
6250 0,089
2003 426,7 3050
0,140 2004 533,2
4550 0,117
5.3.1.2.1 Pendugaan status potensi sumberdaya perikanan
Perhitungan MSY ini didasarkan pada data tahunan tingkat eksploitasi dan upaya penangkapan. Dengan mengetahui hubungan upaya penangkapan dengan
produksi Gambar 5.10 dan CPUE berdasarkan alat tangkap yang sudah distandardisasi serta produktivitas alat tangkap standar dapat dihitung. Pada
Gambar 5.10 ditunjukkan hubungan antara jumlah upaya penangkapan effort dengan CPUE adalah
0, 219 0, 00002468 CPUE
trip =
− ⋅
. Nilai CPUE ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan jumlah effort yang
digunakan. Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 1988 dalam 1 trip diperoleh produksi sebesar 0,28 ton 280 kg atau dalam 995 trip diperoleh
produksi sebesar 273,60 ton. Pada Gambar 5.12 juga digambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika terjadi peningkatan jumlah trip di
perairan Pasauran, Kabupaten Serang.
109
Trip
CPU E
to n
tr ip
8000 7000
6000 5000
4000 3000
2000 1000
0.35 0.30
0.25 0.20
0.15 0.10
0.05 0.00
2004 2003
2002 2001
2000 1999
1998 1997
1996
1995 1994
1993
1992
1991 1990
1989 1988
Gambar 5.12 Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE di perairan
Kabupaten Serang.
1 Metode Schaefer 1954
1
Potensi Lestari MSY
Analisis regresi linier CPUE terhadap upaya penangkapan pada Tabel 5.14 diperoleh nilai a intercept sebesar 0,219 dan b slope sebesar -0,00002468
sehingga persamaan lestari Schaefer di Kabupaten Serang adalah :
2
00002468 ,
219 ,
E E
Y ⋅
− ⋅
= Dari persamaan Schaefer di atas dapat diperoleh upaya penangkapan
maksimum E-
MSY
= 4.437 trip. Setelah memasukkan nilai upaya maksimum E-
MSY
tersebut ke dalam persamaan penangkapan lestari diperoleh tingkat produksi lestari Y-
MSY
= 485,83 ton. Komponen harga dan biaya operasi penangkapan di perairan Kabupaten Serang diketahui rata-rata nilai p = Rp.2.600.000,- per ton dan
rata-rata biaya c = Rp.110.000,- per trip. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada perikanan tangkap skala kecil di
perairan Pasauran Kabupaten Serang dengan menggunakan persamaan Schaefer di atas disajikan pada Gambar 5.13.
CPUE = 0,219 – 0,00002468x R
2
= 0,2896
110
Tr ip Pr
o d
u k
s i
to n
8 0 0 0 7 0 0 0
6 0 0 0 5 0 0 0
4 0 0 0 3 0 0 0
2 0 0 0 1 0 0 0
8 0 0 7 0 0
6 0 0 5 0 0
4 0 0 3 0 0
2 0 0 1 0 0
V a r ia b le P r o d u ks i Le s ta r i
P r o d u ks i a ktu a l
03 98
96 04
02 01
00 99
98 97
96
95 94
93
92 91
90 89
Gambar 5.13 Hubungan produksi lestari, produksi aktual dengan effort perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Pasauran
Kabupaten Serang menurut metode Schaefer, 1954
Dengan menggunakan persamaan ini dapat diduga produksi lestari dengan metode Schaefer di Kabupaten Serang setiap tahunnya. Produksi lestari, produksi
aktual dan effort aktual yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15 Effort, produksi aktual dan produksi lestari perikanan di perairan
pantai Pasauran Kabupaten Serang menurut metode Schaefer, 1954
Tahun Effort
Produksi aktual ton Produksi lestari Schaefer ton
1988 995
273,60 193,39
1989 995
271,97 193,39
1990 995
133,20 193,39
1991 1.363
112,00 252,69
1992 1.350
280,98 250,67
1993 1.978
621,00 336,61
1994 2.242
210,00 366,91
1995 3.650
248,13 470,55
1996 4.400
762,90 485,80
1997 3.300
206,00 453,93
1998 4.400
434,50 485,80
1999 4.000
366,60 481,12
2000 4.000
272,50 481,12
2001 6.250
667,50 404,69
2002 6.250
557,00 404,69
2003 3.050
426,70 438,36
2004 4.550
533,20 485,51
111
Tingkat produksi lestari dan aktual kegiatan perikanan tangkap di perairan pantai Kabupaten Serang selama 17 tahun, sejak tahun 1988 sampai tahun 2004
disajikan pada Gambar 5.14.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun Pr
oduksi T
on
Produksi aktual Produksi Lestari
Gambar 5.14 Tingkat produksi lestari dan produksi aktual di perairan pantai Pasauran Serang menurut metode Schaefer, 1954
Menurut metode Schaefer tersebut, tingkat produksi aktual yang dihasilkan dibandingkan tingkat produksi lestari masih relatif datar kecuali pada
tahun 1993, 1996 dan 2003 dan mengalami penurunan pada tahun 1990, 1991, 1994, 1995, 1997, dan 2000. Fluktuasi produksi aktual tersebut diatas dan
penyebabnya akan lebih jelas tersaji pada Gambar 5.14. Pada gambar ini juga terlihat bahwa penambahan upaya effort tidak selalu identik dengan peningkatan
produksi. Revenue atau penerimaan yang diperoleh pada kondisi MSY adalah
sebesar : 2600000 485, 83
110000 4437
MSY
R =
⋅ −
⋅ = 775.107.374 rupiah.
2 Potensi ekonomi lestari MEY
Selanjutnya dapat dihitung nilai effort upaya penangkapan pada kondisi MEY Maximum Economic Yield sebesar :
112
7159 2
1 2
1 ⋅
= ⋅
=
OA MEY
E E
trip = 3.580 trip
Jumlah tangkapan pada kondisi MEY sebesar :
2
3580 00002468
, 3580
219 ,
⋅ −
⋅ =
MEY
Y = 467,70 ton
Penerimaan pada kondisi MEY sebesar : 2600000 467, 70
110000 3580
MEY
R =
⋅ −
⋅ = 822.249.252 rupiah.
Hasil atau penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan pada kondisi MEY sebesar 822.249.252 rupiah.
3 Kondisi open access OA
Komponen harga dan biaya operasi penangkapan di perairan Kabupaten Serang diketahui rata-rata nilai p = Rp.2.600.000,- per ton dan rata-rata biaya c =
Rp.110.000,- per trip. Selanjutnya dapat dihitung nilai effort upaya penangkapan pada kondisi open access sebesar :
00002468 ,
219 ,
2600000 110000
− −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
=
OA
E trip
= 7.159 trip Jumlah tangkapan pada kondisi open access sebesar :
2
7159 00002468
, 7159
219 ,
⋅ −
⋅ =
OA
Y = 302,89 ton
Penerimaan pada kondisi open access sebesar : 2600000 302,89
110000 7159
OA
R =
⋅ −
⋅ = 0 rupiah
Hasil atau penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan Kabupaten Serang pada kondisi open access tidak ada atau sama dengan nol.
Untuk lebih jelasnya tingkat produksi, upaya optimal dan rente ekonomi
113
perikanan dari rejim pengelolaan perikanan MSY, MEY dan OA di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16 Produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan perikanan di perairan pantai Pasauran Kabupaten
Serang menurut metode Schaefer, 1954
Rejim pengelolaan No Parameter Simbol
MEY MSY Open access
1. Produksi ton
Y 467,70 485,83 302,89
2. Effort trip
E 3.580
4.437 7.159
3. Rente ekonomi Rp
R 822.249.25
2 775.107.374 0
Secara grafis keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan pantai Pasauran, Kabupaten Serang dengan metode Schaefer 1954 yang merupakan
hasil proses software MAPLE dapat dilihat pada Gambar 5.15 .
Gambar 5.15 Keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Pasauran Serang menurut metode Schaefer, 1954
2
Metode CYP Clark, Yosimoto dan Polley, 1992
Pendugaan potensi lestari di pantai Pasauran Kabupaten Serang ini juga diawali dengan pendugaan parameter biologi yang dilakukan dengan
114
menggunakan metode CYP dengan menggunakan data produksi, upaya
penangkapan trip dan CPUE Tabel 5.17, sebagai dasar untuk perhitungan
metode CYP. Pendugaan parameter biologi di pantai Pasauran Kabupaten Serang ini
sama seperti yang dilakukan untuk perikanan pantai Tegal yang dilakukan dengan metode CYP dimana nilai logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE
pada saat t serta jumlah effort pada waktu t dan t+1. Tabel 5.17 Produksi, alat tangkap dan CPUE perikanan di perairan pantai
Pasauran Kabupaten Serang
Tahun Produksi
Ton Trip
CPUE ln
CPUE
t+1
ln CPUE
t
E
t
+ E
t+1
1988 273,60
995 0,27510 -1,29659
-1,29062 1.989
1989 271,97
995 0,27346 -2,01043
-1,29659 1.989
1990 133,20
995 0,13393 -2,49917
-2,01043 2.358
1991 112,00
1.363 0,08215 -1,56958
-2,49917 2.713
1992 80,98
1.350 0,20813 -1,15846
-1,56958 3.328
1993 621,00
1.978 0,31397 -2,36787
-1,15846 4.220
1994 210,00
2.242 0,09368 -2,68853
-2,36787 5.892
1995 248,13
3.650 0,06798 -1,75223
-2,68853 8.050
1996 762,90
4.400 0,17339 -2,77380
-1,75223 7.700
1997 206,00
3.300 0,06242 -2,31516
-2,77380 7.700
1998 434,50
4.400 0,09875 -2,38978
-2,31516 8.400
1999 366,60
4.000 0,09165 -2,68641
-2,38978 8.000
2000 272,50
4.000 0,06813 -2,23680
-2,68641 10.250
2001 667,50
6.250 0,10680 -2,41777
-2,23680 12.500
2002 557,00
6.250 0,08912 -1,96682
-2,41777 9.300
2003 426,70
3.050 0,13990 -2,14399
-1,96682 7.600
2004 533,20
4.550 0,11719 Rata-rata 375,16 3.163
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Serang, 2005 Hasil dari OLS yang disederhanakan menjadi Y =
α + X
1
+ X
2
dan dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai koefisien
α = -1,79611, koefisien = -0,05474 dan koefisien = -0,00007 seperti pada Lampiran 3. Dari
nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan sebesar 2,23166, koefisien kemampuan tangkap sebesar 0,00031
dan daya dukung lingkungan perairan adalah 596,08 ton. Parameter biologi dan ekonomi perikanan
perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang disajikan pada Tabel 5.18.
115
Tabel 5.18 Parameter biologi dan ekonomi perikanan perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang menurut metode CYP, 1992
No Keterangan Simbol Nilai
1. Tingkat pertumbuhan
r
2
,23166 2.
Koefisien kemampuan tangkap q
0,00031 3.
Daya dukung lingkungan perairan K
596,08 4.
Harga per ton p
2.600.000,00 5. Biaya
per trip c
110.000,00 Fungsi pertumbuhan perikanan yang umum digunakan adalah fungsi
pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h=qXE. Dengan menggunakan fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dapat diketahui tingkat produksi
lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungsi dari tingkat upaya aktual yang dilakukan setiap tahun. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 5.16 disajikan
perbandingan dan fluktuasi produksi aktual, produksi lestari dengan perubahan upaya penangkapan effort untuk kegiatan perikanan tangkap di perairan pantai
Pasauran, Kabupaten Serang dengan metode CYP.
Trip
P rod
u k
s i t
on
8000 7000
6000 5000
4000 3000
2000 1000
800 700
600 500
400 300
200 100
Variable Produksi Lestari
Produksi aktual 04
03 02
01
00 99
98
97 96
95 94
93
92 91
90 89
88 04
03 02
01
00 99
98
97 96
95 94
93
92 91
90 89
88 04
03 02
01
00 99
98
97 96
95 94
93
92 91
90 89
88
Gambar 5.16 Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort di Kabupaten Serang menurut metode CYP, 1992
Tingkat produksi aktual sangat berfluktuasi dibandingkan produksi lestari. Fluktuasi produksi aktual yang lebih besar ini disebabkan oleh fluktuasi jumlah
116
trip kapal yang beroperasi di Perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang. Produksi lestari berselang antara 150 ton sampai dengan 330 ton per tahun. Pada
tahun 2001 sampai dengan tahun 2002 turun drastis mendekati produksi lestari tahun 1988 sampai dengan tahun 1990. Nilai produksi lestari yang berkurang ini
disebabkan karena terjadinya peningkatan upaya penangkapan pada tahun 2001 dan 2002 sebesar 56 dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai produksi lestari
tahun 1998-1990 hampir sama dengan nilai produksi lestari tahun 2001-2002 dengan nilai upaya yang berbeda. Berkurangnya produksi lestari dengan adanya
peningkatan upaya penangkapan menunjukkan adanya kelebihan upaya penangkapan dibandingkan upaya optimal yang disyaratkan. Analisis kontras
dengan data riil ditunjukkan melalui perbandingan antara tingkat produksi aktual dengan produksi lestari dalam Gambar 5.17.
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00 900.00
1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Pr oduk
s i
to n
Produksi Lestari Produksi aktual
Gambar 5.17 Tingkat produksi lestari dan tingkat produksi aktual di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang menurut metode CYP, 1992
Pada Gambar 5.18 berikut menunjukkan overlay antara produksi lestari dengan metode Schaefer dan CYP pada tingkat effort dan produksi aktual yang
sama di Kabupaten Serang. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa model Schaefer lebih optimistik terhadap sumberdaya perikanan ditunjukkan oleh produksi lestari
yang lebih tinggi dibandingkan dengan model CYP. Pada model Schaefer ini rata-rata produksi aktual yang ada di Kabupaten Serang masih berada di bawah
117
kurva produksi lestari Schaefer. Model CYP, sebagian besar produksi aktual sudah berada di luar kurva. Analisis selanjutnya maka akan digunakan model
CYP karena lebih realistik dengan kondisi saat ini sehingga lebih hati-hati dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan di Kabupaten Serang.
Trip
Pr o
d u
k s
i to
n
8000 7000
6000 5000
4000 3000
2000 1000
800 700
600 500
400 300
200 100
Variable Produk si ak tual
CYP Schaefer
1988 1988
2004 2003
2002 2001
2000 1999
1998
1997 1996
1995 1994
1993
1992
1991 1990
1989 2004
2003 2002
2001
2000 1999
1998
1997 1996
1995 1994
1993
1992
1991 1990
1989
Gambar 5.18 Overlay hasil metode Schaefer dan CYP untuk Effort, produksi lestari dan produksi aktual di Kabupaten Serang
Perkembangan atau dinamika perikanan dapat dilihat dari arah atau trajectory garis koordinat effort dengan produksi. Gambar 5.19 menyajikan Copes
eye ball dari turunan Gambar 5.18 di atas dengan menggunakan model CYP. Kontraksi dan ekspansi terjadi selama 17 tahun, sejak tahun 1988 sampai tahun
2004. Pada awal periode tahun 1988 produksi aktual sudah di atas kurva produksi lestarinya dan mengalami kontraksi menuju ke arah produksi lestarinya,
sehingga pada tahun 1990 perikanan di Kabupaten Tegal masih berada di bawah produksi lestari sumberdaya. Setelah tahun 1995 kecuali tahun 1997 terjadi
ekspansi yang sangat tinggi akibat peningkatan effort, sehingga produksi aktual berada di atas kurva produksi lestari. Pada tahun 1996 produksi aktual yang
dihasilkan sangat besar kemudian produksi aktual menurun kembali pada tahun 1997 sehingga di bawah kurva produksi lestari CYP. Seiring dengan terjadinya
118
krisis moneter pada tahun 1998 kembali terjadi ekspansi, karena krisis moneter ini maka para nelayan memacu effort agar produksi meningkat dengan harapan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya yang meningkat karena tingginya tingkat inflasi. Sejak tahun 1998, produksi aktual terus menerus mengalami ekspansi menjauh
dari kurva produksi lestari dan kembali mengalami kontraksi menuju kurva produksi lestari sejak tahun 2003. Akibat dampak kumulatif sejak tahun 1998
sampai tahun 2004, keseimbangan sudah berada di sebelah kanan MSY dan di luar kurva produksi lestari yang menunjukkan pola ekspansi kemudian mengalami
kontraksi menuju kurva keseimbangan produksi lestari.
Gambar 5.19 Copes eye ball untuk perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Serang menurut metode CYP, 1992
Selain tingkat produksi lestari juga dapat ditentukan tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dilihat dari rejim maximum economic yield
MEY, maximum sustainable yield MSY dan akses terbuka. Nilai biomas optimal pada rejim maximum economic yield MEY adalah 367,26 ton, tingkat
produksi optimal adalah 314,62 ton dan jumlah effort trip optimal yang
119
diperbolehkan adalah 2.803 trip. Pada rejim maximum sustainable yield MSY biomas, produksi dan upaya optimal adalah berturut-turut 298,04 ton, 332.56 ton
dan 3.651 trip. Dalam rejim akses terbuka biomas optimal hanya 138,45 ton, produksi optimal yang dapat dihasilkan 237,20 ton dan jumlah trip yang
diperbolehkan 5.606 trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rejim MEY adalah 509.651.749 dan rejim MSY adalah 463.007.742 sedangkan pada
rejim akses terbuka nihil atau nol. Tabel 5.19 Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan
dari berbagai rejim pengelolaan Kabupaten Serang menurut metode CYP, 1992
Rejim pengelolaan No Parameter Simbol
MEY MSY Open access
1. Biomas ton
X 367,26 298,04 138,45
2. Produksi ton
H 314,62 332,56 237,20
3. Effort trip
E 2.803 3.651
5.606, 4.
Rente ekonomi Rp
π
509.651.749 463.007.742
Secara grafis keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten Serang yang merupakan hasil proses software MAPLE dapat dilihat pada Gambar
5.20 dan Lampiran 5.
TR = TC M EY M SY
O A 509.651.749
463.007.742 TR = TC
M EY M SY O A
509.651.749 463.007.742
Gambar 5.20 Keseimbangan bioekonomi perikanan di perairan Kabupaten
Serang menurut metode CYP, 1992
120
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rejim MEY sedangkan yang terendah adalah rejim akses terbuka Tabel 5.19. Biomas atau stok ikan tertinggi
adalah pada rejim pengelolaan MEY dan terendah rejim akses terbuka, jumlah produksi terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rejim MSY dan terendah
rejim akses terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperoleh adalah pada rejim akses terbuka dan terendah rejim MEY.
Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya optimal pada mekanisme rejim MEY telah terjadi kelebihan input trip
yang digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual dibandingkan dengan rejim MEY adalah 113 dan output adalah 119 .
Nilai persentasi di atas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dibandingkan dengan nilai optimal. Perbandingan input aktual terhadap rejim
MSY adalah 87 dan output adalah 113 . Perbandingan input aktual terhadap input akses terbuka adalah 56 dan output adalah 158 . Nilai perbandingan
input kurang dari 100 menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input optimal. Nilai perbandingan output aktual terhadap output optimal lebih
dari 100 menunjukkan bahwa telah terjadi kelebihan tangkapan over harvested. Kelebihan rata-rata tangkapan aktual terhadap MSY di Perairan
Pantai Pasauran adalah 12,81 . Perbedaan
perbandingan input dan output aktual dengan input dan output
optimal yang paling kecil adalah pada rejim MEY dan paling mencolok adalah pada rejim akses terbuka. Pada rejim MEY dapat dirata-rata bahwa kelebihan
input dan output aktual terhadap input dan output optimal adalah 16 . Pada rejim yang lainnya terlihat bahwa perbedaaan perbandingan input dan output yang
besar. Nilai perbandingan input yang lebih besar dari 100 hanya terjadi pada rejim MEY sedangkan pada rejim MSY dan akses terbuka dibawah 100 ,
sedangkan nilai perbandingan output aktual dengan output optimal untuk semua rejim lebih dari 100 .
Pada Gambar 5.21 berikut terlihat tingkat effort yang berbeda dari masing- masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual.
Effort yang digunakan pada kondisi aktual lebih tinggi dari kondisi MEY namun lebih rendah dari kondisi lestari MSY dan open access. Sehingga dapat
121
dikatakan bahwa jumlah effort aktual yang digunakan masih baik dari sisi lestari
namun sudah mengurangi manfaat ekonomi yang seharusnya diterima.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
Effo rt trip
MEY MSY
open access Aktual
Gambar 5.21 Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual di perairan Pasauran, Kabupaten Serang.
Pada Gambar 5.22 terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing- masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual.
Rata-rata produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY, MSY dan open access. Hal ini menunjukkan bahwa di perairan
Pasauran, Kabupaten Serang telah terjadi over harvested dari sisi output atau produksi. Oleh karena itu dapat dikatakan di perairan Pasauran, Kabupaten
Serang telah terjadi biological overfishing.
122
50 100
150 200
250 300
350 400
P roduk
s i ton
MEY MSY
open access Aktual
Gambar 5.22 Perbandingan produksi perikanan dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual di perairan Pasauran, Kabupaten Serang.
5.3.2 Kondisi ekologi dalam atribut Rapfish