Metode Penelitian Keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil (kasus perikanan pantai di Serang dan Tegal)

267 status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang dan perairan pantai Kabupaten Tegal. Dalam Bab ini disajikan status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang, status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Kabupaten Tegal, keadaan umum status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil berdasarkan alat tangkap, status keberlanjutan perikanan tangkap berdasarkan wilayah penelitian, perbandingan status keberlanjutan perikanan tangkap berdasarkan alat tangkap dan wilayah penelitian, dan atribut sensitif setiap dimensi keberlanjutan. Atribut sensitif diperlukan untuk menentukan strategirespons yang diperlukan untuk mempertahankan memperbaiki pengelolaan perikanan.

10.2 Metode Penelitian

Metode analisis dalam penentuan status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil pada Bab ini didahului dengan penelitian dan analisis parsial yang sudah dibahas pada Bab 4 tentang keadaan umum daerah penelitian, Bab 5 tentang keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi ekologi, Bab 6 tentang keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi ekonomi, Bab 7 tentang keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi sosial, Bab 8 tentang keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi teknologi, dan Bab 9 tentang keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi hukum dan kelembagaan. Metodologi yang lebih rinci untuk setiap topik telah dijelaskan pada bab-bab tersebut. Metode penelitian dan analisis yang digunakan dalam bab ini sepenuhnya mengacu pada teknik Rapfish Rapid Appraissal for Fisheries yang merupakan analisis untuk mengevaluasi sustainability dari perikanan secara multidisipliner berdasarkan dimensi yang telah dibahas sebelumnya. Penentuan status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil pada bab ini adalah sama seperti prosedur yang dilakukan sebelumnya dimana nilai indeks keberlanjutan pada metode Rapfish diketahui mempunyai nilai bad buruk sampai good baik dalam selang 0-100. Untuk memudahkan penentuan status keberlanjutan maka selang dari bad 0 sampai good 100 tersebut dibagi menjadi beberapa kategori atau status, yaitu dengan membagi empat selang 0-100 268 tersebut. Selang indeks keberlanjutan tersebut yaitu selang 0-25 dalam status buruk, selang 26-50 dalam status kurang, selang 51-75 dalam status cukup dan selang 76-100 dalam status baik. Karakteristik perikanan tangkap skala kecil di kedua lokasi penelitian memiliki sejumlah persamaan dan perbedaan berikut: 1 Dari sisi wilayah pengelolaan, kedua lokasi penelitian adalah merupakan lokasi yang berada dibawah kewenangan kabupatenkota dimana para nelayan melakukan penangkapan pada wilayahzona IA, namun berbeda provinsi yaitu Banten dan Jawa Tengah. 2 Nelayan pemanfaat sumberdaya yang menjadi responden dalam kajian ini adalah nelayan dengan skala usaha kecil, tetapi memiliki perbedaan ditinjau dari aksesibilitas teknologi penangkapannya, dimana nelayan di perairan Tegal menggunakan alat tangkap yang lebih beragam dibandingkan dengan nelayan pantai Pasauran. 3 Nelayan di kedua lokasi penelitian merupakan nelayan pengguna kelas teknologi sederhana, namun jenis alat tangkap yang digunakan tidak sama baik keragaman maupun jumlah unitnya. 4 Populasi nelayan di kedua lokasi penelitian merupakan nelayan yang mendiami wilayah perkampungan pesisir pantai, namun nelayan di pantai Tegal populasinya relatif lebih besar dibandingkan dengan nelayan pantai Pasauran. 5 Secara oceanografis perairan pantai Tegal secara dominan dipengaruhi oleh kondisi perairan pantai utara Jawa, sedangkan pantai Pasauran dipengaruhi oleh karakteristik oseanik Samudera Hindia dan sifat perairan dangkal Laut Jawa Yusfiandani, 2004. Hasil penelitian di lapang baik dengan menggunakan data primer wawancara, pengamatan, dan diskusi dengan stakeholder maupun data sekunder ditemukan 44 atribut yang terpenuhi untuk 5 dimensi dalam analisis Rapfish. Ke- 44 atribut tersebut terbagi ke dalam masing-masing dimensi yaitu 6 atribut ekologi, 11 atribut ekonomi, 9 atribut sosial, 8 atribut teknologi, dan 10 atribut hukum kelembagaan. 269

10.3 Hasil Penelitian