30
untuk menangkap ikan. Untuk itu diperlukan pengelolaan dengan baik, agar dapat mempertahankan dan mengembangkan populasi yang ada.
Salah satu pendekatan dalam pemanfataan sumberdaya ikan berkelanjutan adalah pendekatan ekologi Dahuri, et al., 2001. Menurut Anggoro 2000
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang berwawasan ekologi secara umum ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut :
1 Kemantapan produktivitas pada skala temporal berdasarkan waktumusim dan spasial berdasarkan tempatdaerah penangkapan ikan
2 Kemantapan daya dukung lingkungan habitat serta daya lenting sumberdaya terpulihkan ikan dalam rentang waktu tertentu.
3 Kemantapan daya tampung lingkungan habitat dalam merespons gangguan eksploitasi dan atau masukan bahan pencemar perairan
4 Keberlangsungan daur hidup dan daur ruaya alami serta tetap berperannya habitat vital sebagai daerah pemijahan spawning ground dan daerah asuhan
anak ikan nursery ground. Lebih lanjut dikatakan oleh Anggoro 2000 bahwa secara ideal
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan hidupnya harus mampu menjamin kesinambungan fungsi ekologi secara mantap guna mendukung keberlanjutan
perikanan yang ekonomis dan produktif.
2.5 Pembangunan Perikanan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu strategi pembangunan yang memberikan ambang batas pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah serta
sumberdaya alam yang ada di dalamnya. Ambang batas ini tidak bersifat mutlak tetapi merupakan batas yang luwes flexible yang tergantung pada kondisi
teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam serta daya dukung alam carrying capacity untuk menerima dampak kegiatan manusia.
Pembangunan perikanan laut dapat berkelanjutan jika pola dan laju pembangunannya dapat dikelola sedemikian rupa, sehingga total permintaannya
demand terhadap sumberdaya perikanan dan jasa-jasa lingkungannya tidak melampaui kemampuan suplai tersebut. Kualitas dan kuantitas permintaan
tersebut ditentukan oleh jumlah penduduk dan standar atau kualitas kehidupannya.
31
Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya telah menjadi agenda Internasional dalam pertemuan komisi dunia untuk pembangunan dan lingkungan
WCED = World Commission on Environmental and Development tahun 1987 dan telah dikonfirmasi oleh negara-negara di dunia menjadi prioritas internasional
dalam konvensi PBB untuk lingkungan dan pembangunan UNCED = United Nation Convention on Environment and Development, 1992. Kemudian dalam
agenda 21 konsep tersebut dibahas dalam Commission on Sustainable Development CSD yang mengembangkan indikator pembangunan berkelanjutan
dalam skala yang beragam. Penekanan pada perikanan tangkap yang mempunyai masalah pemanfaatan sumberdaya yang tidak lestari menjadi prioritas utama
FAO, 2001. Alder et al. 2002 mengatakan bahwa sampai sekarang masih terjadi
diskusi yang hangat tentang istilah keberlanjutan sustainability dan bagaimana cara mengukurnya. Namun demikian secara umum terdapat satu kesepakatan
bahwa keberlanjutan harus mencakup komponen ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan etika Antune and Santos, 1999; Costanza et al, 1999, Garcia,
Staples and Chesson, 2000 yang diacu dalam Alder et al., 2000. Konsep pembangunan berkelanjutan oleh WCED 1987 dinyatakan
sebagai pembangunan yang mencukupi kebutuhan generasi sekarang dengan tidak mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mencukupi kebutuhannya.
Penekanan pembangunan dalam kontek ini berkaitan dengan kualitas hidup bukan pertumbuhan ekonomi, walaupun kedua hal tersebut sangat berkaitan dalam
sistem perekonomian modern. Costanza 1991 mengemukakan bahwa definisi keberlanjutan yang sangat berguna adalah tingkat konsumsi yang dapat
dilanjutkan dalam waktu yang tidak terbatas menurunkan capital stock. Konsep pembangunan berkelanjutan juga dapat dilihat dalam konsep FAO
Council 1988 yang diacu dalam FAO 2001 sebagai pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam dan perubahan orientasi teknologi dan
kelembagaan dalam beberapa cara yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan berusaha
untuk melindungi tanah, air, tumbuhan serta sumberdaya genetis hewan, yang
32
tidak menurunkan kualitas lingkungan di mana secara teknis tepat, secara ekonomis berguna, dan secara sosial dapat diterima.
Kerangka pendekatan hukum legal framework prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya perikanan sebenarnya telah terdapat dalam UNCLOS
1982 dan FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries, 1995 FAO, 2001. Beberapa pertimbangan diperlukannya pembangunan perikanan berkelanjutan di
antaranya meliputi : 1
Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan dan aktivitas pengolahannya harus didasarkan pada ekosistem kelautan tertentu dan
teridentifikasi dengan baik. 2
Memelihara daya dukung sumberdaya terhadap aktivitas pemanfaatan dalam jangka panjang.
3 Menghidupi tenaga kerja dalam bidang perikanan dalam masyarakat yang
lebih luas. 4
Memelihara tingkat kesehatan dan kesatuan ekosistem kelautan untuk pemanfaatan yang lain, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati,
ilmu pengetahuan, nilai intrinsik, strutur tropis dan kegunaan ekonomi lainnya seperti pariwisata dan rekreasi.
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan akan sejalan dengan tujuan pembangunan perikanan seperti misalnya memelihara stok sumberdaya perikanan
dan melindungi habitatnya. Namun demikian mengelola sumberdaya perikanan untuk pembangunan yang berkelanjutan bersifat multi dimensi dan aktivitas
bertingkat multilevel activities, yang harus mempertimbangkan lebih banyak aspek dibandingkan dengan daya tahan hidup ikan dan perikanan itu sendiri
FAO, 2001. McGoodwin 1990 menyatakan bahwa dalam menganalisis sumberdaya
perikanan, konsekuensi sosial dan ekonomi harus diperhitungkan sama halnya dengan konsekuensi teknis dan etika. Alder et al. 2000 menyatakan bahwa
tantangan bagi pengelolaan perikanan adalah menilai keberlanjutan sumberdaya tersebut dengan pendekatan yang bersifat multi disiplin yang mampu
mengintegrasikan bebrapa aspek yang beragam tersebut. FAO telah
33
mengembangkan beberapa contoh kriteria untuk masing-masing dimensi dalam Sustainable Development Reference System SDRS, seperti tertera dalam
Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kriteria analisis dimensi pembangunan sumberdaya perikanan
berkelanjutan No Dimensi
Kriteria 1. Ekonomi
Volume produksi Nilai produksi
Kontribusi perikanan dalam GDP Nilai ekspor perikanan dibandingkan dengan total nilai
ekspor Investasi dalam armada perikanan dan fasilitas
pengolahan Pajak dan subsidi
Tenaga kerja employment Pendapatan
2. Sosial Angkatan kerjapartisipasi
Demografi Pendidikan
Konsumsi protein Pendapatan
Tradisibudaya Hutang
Distribusi gender dalam pengambilan keputusan
3. Ekologis Komposisi hasil tangkapan
Kelimpahan relatif spesies Tingkat pemanfaatan
Dampak langsung alat tangkap terhadap non-spesies
target Dampak alat tangkap terhadap habitat
Keaneka ragaman hayati Perubahan daerah dan kualitas dari habitat penting atau
kritis Tekanan dari penangkapan dibandingkan dengan
daerah yang belum termanfaatkan 4. Kepemerintah
an Governance
Kepatuhan terhadap sistem pemerintahan complience regime
Hak kepemilikan property right Keterbukaan dan partisipasi
Kemampuan untuk mengelola Tata pemerintahan yang baik good governance
Sumber : FAO Technical Guidlines for Responsible Fisheries No. 8. Indicator for Sustainable Development of Marine Capture Fisheries 1999
34
2.6 Keberlanjutan Perikanan